Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2

Kompas.com - 26/01/2021, 14:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Seperti yang sudah banyak diketahui, ada dua jenis utama penyakit diabetes, yakni diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

Kedua jenis diabetes ini adalah penyakit kronis yang memengaruhi cara tubuh mengatur gula darah atau glukosa.

Glukosa sendiri merupakan bahan bakar yang memberi makan sel-sel tubuh.

Baca juga: Memahami Hubungan Gula Darah dan Insulin

Sel-sel tubuh yang jumlahnya miliaran itu bisa diibaratkan sebagai suatu ruangan tempat pengolahan gula yang memiliki pintu.

Untuk membuka pintu ini, dibutuhkan sebuah kunci.

Nah, insulin diibaratkan sebagai kunci yang diperlukan untuk memasukkan glukosa ke dalam sel, sedangkan lubang kuncinya disebut reseptor insulin.

Orang dengan diabetes tipe 1 tidak memproduksi insulin atau Anda bisa menganggapnya tidak memiliki kunci.

Sementara, orang dengan diabetes tipe 2 tidak merespons insulin sebagaimana mestinya dan di kemudian hari dalam penyakit tersebut sering kali tidak menghasilkan cukup insulin. Anda bisa menganggapnya sebagai kunci yang rusak.

Kedua jenis diabetes ini dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi secara kronis. Kondisi itu dapat meningkatkan risiko komplikasi diabetes.

Untuk mengenal lebih lanjut penyakit diabetes, simak beragam perbedaan dari dua jenis penyakit ini berikut:

1. Beda gejala diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2

Pada dasarnya, jika tidak ditangani, diabetes tipe 1 dan tipe 2 dapat menimbulkan beragam gejala, seperti:

  • Sering buang air kecil
  • Merasa sangat haus dan banyak minum
  • Merasa sangat lapar
  • Merasa sangat lelah
  • Memiliki penglihatan kabur
  • Mengalami luka yang tidak sembuh dengan baik

Orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2 juga mungkin mengalami iritabilitas, perubahan suasana hati, dan penurunan berat badan yang tidak disengaja.

Orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2 juga mungkin mengalami mati rasa dan kesemutan di tangan atau kaki mereka.

Baca juga: Kenali Gejala Khusus Diabetes Tipe 1

Menurut American Diabetes Association (ADA), manajemen glukosa yang baik secara signifikan dapat mengurangi risiko timbulnya mati rasa dan kesemutan pada seseorang dengan diabetes tipe 1.

Meskipun banyak dari gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 serupa, mereka hadir dengan cara yang sangat berbeda.

Banyak penderita diabetes tipe 2 tidak akan mengalami gejala selama bertahun-tahun, dan gejalanya sering kali berkembang perlahan seiring berjalannya waktu.

Sementara, beberapa orang dengan diabetes tipe 2 tidak memiliki gejala sama sekali dan tidak menemukan kondisi tersebut sampai komplikasi muncul.

Sedangkan gejala diabetes tipe 1 berkembang dengan cepat, biasanya selama beberapa minggu.

Pernah dikenal sebagai diabetes remaja, tipe ini biasanya berkembang di masa kanak-kanak atau remaja. Namun, diabetes tipe 1 tetap saja dapat berkembang di kemudian hari.

2. Beda penyebab diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2

Diabetes tipe 1 dan tipe 2 mungkin memiliki nama yang mirip, tetapi keduanya adalah penyakit yang berbeda dengan penyebab yang unik.

Sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab untuk melawan penjajah asing, seperti virus dan bakteri berbahaya.

Pada penderita diabetes tipe 1, sistem kekebalan salah mengira sel sehat tubuh sendiri sebagai penyerang asing.

Baca juga: 5 Makanan Penyebab Diabetes yang Harus Diwaspadai

Sistem imun kemudian menyerang dan menghancurkan sel beta penghasil insulin di pankreas.

Setelah sel beta ini dihancurkan, tubuh tidak dapat memproduksi insulin.

Para ahli tidak tahu mengapa sistem kekebalan terkadang menyerang sel-sel tubuh sendiri. Ini mungkin ada hubungannya dengan faktor genetik dan lingkungan, seperti paparan virus.

Penelitian penyakit autoimun sedang berlangsung.

  • Penyebab diabetes tipe 2

Berbeda dengan orang dengan diabetes tipe 1, orang dengan diabetes tipe 2 memiliki resistensi insulin.

Tubuh mereka masih memproduksi insulin, tetapi tidak dapat menggunakannya secara efektif.

Para ahli tidak yakin mengapa beberapa orang menjadi resisten insulin dan yang lainnya tidak, tetapi beberapa faktor gaya hidup dapat berkontribusi, termasuk menjadi tidak aktif dan memilik berat badan berlebih.

Baca juga: Kenali Gejala Khusus Diabetes Tipe 2

Faktor genetik dan lingkungan lain mungkin juga berperan.

Ketika Anda mengembangkan diabetes tipe 2, pankreas Anda akan mencoba mengimbanginya dengan memproduksi lebih banyak insulin.

Karena tubuh Anda tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, glukosa akan menumpuk di aliran darah Anda.

3. Beda faktor risiko diabetes tipe 1 dan tipe 2

Faktor risiko diabetes tipe 1 meliputi:

  • Riwayat keluarga: Orang dengan orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe 1 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkannya sendiri
  • Usia: Diabetes tipe 1 dapat muncul pada semua usia, tetapi paling umum terjadi pada anak-anak dan remaja
  • Geografi: Prevalensi diabetes tipe 1 meningkat semakin jauh Anda dari khatulistiwa
  • Genetika: Kehadiran gen tertentu menunjukkan peningkatan risiko diabetes tipe 1

Baca juga: 18 Makanan Penurun Gula Darah untuk Mengatasi Diabetes

Sementara, Anda berisiko terkena diabetes tipe 2 jika Anda:

  • Menderita pradiabetes, atau sedikit peningkatan kadar gula darah
  • Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
  • Memiliki banyak lemak perut
  • Tidak aktif secara fisik
  • Berusia di atas 45 tahun
  • Pernah menderita diabetes gestasional, yaitu diabetes selama kehamilan
  • Telah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg
  • Memiliki anggota keluarga dekat dengan diabetes tipe 2
  • Memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS)

4. Beda diagnosis diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2

Cara diagnosis diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 tak jauh beda.

Tes utama yang digunakan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 dan tipe 2 dikenal sebagai tes A1C atau tes hemoglobin terglikasi.

Tes darah ini menentukan tingkat gula darah rata-rata Anda selama 2 sampai 3 bulan terakhir.
Dokter Anda mungkin mengambil darah Anda atau memberi Anda tusukan jari kecil.

Semakin tinggi kadar gula darah Anda selama beberapa bulan terakhir, semakin tinggi kadar A1C Anda.

Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?

Hasil tes dinyatakan sebagai persentase.

Tingkat A1C 6,5 persen atau lebih tinggi menunjukkan diabetes.

Tes A1C tidak akurat untuk orang dengan anemia sel sabit, yakni jenis anemia akibat kelainan genetik di mana bentuk sel darah merah tidak normal.

Jika Anda memiliki kondisi atau sifat ini, dokter Anda harus menggunakan tes yang berbeda.

5. Beda cara mengobati diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2

Sayangnya, tidak ada obat untuk diabetes tipe 1.

Orang dengan diabetes tipe 1 tidak memproduksi insulin, jadi harus disuntikkan secara teratur ke dalam tubuh.

Beberapa orang melakukan suntikan ke jaringan lunak, seperti perut, lengan, atau pantat, beberapa kali sehari.

Sementara, orang lain menggunakan pompa insulin.

Pompa insulin memasok insulin dalam jumlah yang stabil ke dalam tubuh melalui tabung kecil.

Baca juga: 3 Jenis Camilan yang Direkomendasikan untuk Diabetes

Tes gula darah adalah bagian penting dari pengelolaan diabetes tipe 1, karena kadarnya bisa naik turun dengan cepat.

Sedangkan diabetes tipe 2 dapat dikelola dan bahkan dibalik hanya dengan diet dan olahraga saja, tetapi banyak orang membutuhkan dukungan ekstra.

Jika perubahan gaya hidup tidak cukup, dokter Anda mungkin meresepkan obat yang membantu tubuh Anda menggunakan insulin dengan lebih efektif.

Memantau gula darah Anda juga merupakan bagian penting dari manajemen diabetes tipe 2. Ini satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda memenuhi level target Anda.

Dokter Anda mungkin merekomendasikan pengujian gula darah Anda sesekali atau lebih sering.

Jika kadar gula darah Anda tinggi, dokter Anda mungkin merekomendasikan suntikan insulin.

Baca juga: Cara Cek Gula Darah Secara Mandiri dengan Glukometer

6. Beda diet diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2

Manajemen nutrisi merupakan bagian penting dalam hidup penderita diabetes.

Jika Anda menderita diabetes tipe 1, konsultasikan dengan dokter untuk mengidentifikasi berapa banyak insulin yang mungkin perlu Anda suntikkan setelah makan jenis makanan tertentu.

Misalnya, karbohidrat bisa menyebabkan kadar gula darah cepat meningkat pada penderita diabetes tipe 1.

Anda perlu mengatasinya dengan mengonsumsi insulin, tetapi Anda harus tahu berapa banyak insulin yang harus dikonsumsi.

Sementara, orang dengan diabetes tipe 2 perlu fokus pada makan sehat.

Penurunan berat badan sering kali menjadi bagian dari rencana perawatan diabetes tipe 2, jadi dokter Anda mungkin merekomendasikan rencana makan rendah kalori.

Ini bisa berarti Anda akan diminta untuk mengurangi konsumsi lemak hewani dan junk food.

Baca juga: 10 Efek Diabetes pada Tubuh yang Layak Diantisipasi

7. Beda cara mencegah diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2

Sayangnya, tidak seperti diabetes tipe 2, diabetes tipe 1 adalah penyakit yang tidak dapat dicegah.

Untuk diabetes tipe 2, masih dimungkinkan bagi siapa saja dapat menurunkan risiko terkena penyakit ini melalui perubahan gaya hidup.

Bagaimana saja?

  • Mempertahankan berat badan sedang
  • Bekerjasama dengan dokter untuk mengembangkan rencana penurunan berat badan yang sehat, jika Anda kelebihan berat badan
  • Meningkatkan tingkat aktivitas
  • Makan makanan seimbang dan mengurangi asupan makanan manis atau makanan yang diproses secara berlebihan

Meskipun Anda tidak dapat mencegah penyakit itu sendiri, pemantauan yang cermat dapat membuat kadar gula darah Anda kembali normal dan mencegah perkembangan komplikasi serius.

Baca juga: 11 Tanaman Herbal untuk Menurunkan Darah Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau