2. Sinkop okupasional
Sinkop okupasional atau situasional adalah jenis sinkop neurokardiogenik dengan pemicu fisik daripada emosional, mental, atau abstrak.
Pemicu sinkop okupasional di antaranya, meliputi:
Baca juga: Bagaimana Olahraga yang Tepat untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh?
3. Hipotensi ortostatik
Hipotensi ortostatik mengacu pada pingsan setelah berdiri terlalu cepat dari posisi duduk atau terbaring.
Gravitasi menarik darah ke kaki, menurunkan tekanan darah di tempat lain di tubuh.
Sistem saraf biasanya bereaksi terhadap hal ini dengan meningkatkan detak jantung dan mempersempit pembuluh darah. Ini menstabilkan tekanan darah.
Namun, jika ada sesuatu yang merusak proses stabilisasi ini, mungkin ada suplai darah dan oksigen yang buruk ke otak yang menyebabkan pingsan.
Beberapa pemicunya, meliputi:
Jika kadar cairan tubuh turun, tekanan darah juga akan menurun. Ini dapat mempersulit tekanan darah untuk stabil.
Oleh karena itu, lebih sedikit darah dan oksigen yang mencapai otak.
Baca juga: 7 Penyebab Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai
Seseorang dengan diabetes mungkin perlu sering buang air kecil, yang menyebabkan dehidrasi.
Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak saraf tertentu, terutama yang mengatur tekanan darah.
Mengonsumsi diuretik, beta-blocker, dan obat antihipertensi dapat menyebabkan hipotensi ortostatik pada beberapa orang.
Beberapa orang akan pingsan jika terlalu banyak mengonsumsi alkohol dalam waktu singkat.
Penyakit Parkinson dan kondisi neurologis lainnya dapat memengaruhi sistem saraf. Ini dapat menyebabkan hipotensi ortostatik.
Baca juga: 6 Makanan yang Bagus untuk Penderita Darah Rendah
Arteri karotis adalah arteri utama yang memasok darah ke otak.
Ketika ada tekanan pada sensor tekanan atau sinus karotis di arteri karotis, dapat menyebabkan pingsan.
Jika sinus karotis seseorang sangat sensitif, tekanan darah bisa turun saat penderita memalingkan kepala ke satu sisi, memakai kerah atau dasi yang ketat, atau bergerak melewati sinus karotis saat bercukur. Ini dapat menyebabkan pingsan.