Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Cara Mengontrol Gula Darah Tetap Stabil yang Baik Dilakukan

Kompas.com - 21/02/2021, 06:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Mengontrol kadar gula dalam darah tetap stabil penting dilakukan untuk terhindar dari penyakit kronis diabetes mellitus.

Seperti diketahui, diabetes adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, meski penderitanya dapat tetap beraktivitas normal.

Bagi penderita diabetes sendiri, mengontrol kadar gula darah dalam tubuh bisa dikatakan adalah suatu keharusan.

Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?

Pasalnya, tingginya kadar gula darah dalam jangka panjang dapat memicu berbagai komplikasi berbahaya, bahkan bisa mengancam jiwa.

Beberapa komplikasi diabetes yang dapat terjadi di antaranya, yakni:

Oleh sebab itu, demi kesehatan yang lebih baik, kadar glukosa dalam darah mesti terus dijaga.

Berikut ini adalah beberapa cara mengontrol kadar gula darah tetap stabil yang layak dicoba:

1. Lakukan diet rendah karbohidrat

Karbohidrat adalah zat gizi yang dapat menyebabkan gula darah melonjak.

Saat seseorang makan karbohidrat, zat ini dipecah menjadi gula sederhana.

Baca juga: Bagaimana Kadar Gula Darah Tinggi Bisa Sebabkan Penyakit Jantung?

Gula tersebut kemudian masuk ke aliran darah.

Saat kadar gula darah naik, pankreas normalnya akan melepaskan hormon yang disebut insulin yang mendorong sel untuk menyerap gula dari darah. Reaksi ini menyebabkan kadar gula darah turun.

Melansir Health Line, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan rendah karbohidrat dapat membantu seseorang mencegah lonjakan gula darah.

Diet rendah karbohidrat juga memiliki manfaat tambahan, yaitu membantu penurunan berat badan, yang juga dapat mengurangi lonjakan gula darah.

Ada banyak cara untuk mengurangi asupan karbohidrat, termasuk menghitung kandungan zat tersebut dalam makanan yang hendak dimakan.

Baca juga: 9 Tips Diet Rendah Karbohidrat untuk Bantu Turunkan Berat Badan

2. Makan lebih sedikit karbohidrat olahan

Karbohidrat olahan juga dikenal dengan sebutan karbohidrat sederhan. Jenis karbohidrat ini biasanya muncul dalam dua tipe utama, yakni gula dan biji-bijian olahan.

Beberapa sumber karbohidrat olahan yang umum adalah gula pasir, roti putih, nasi putih, soda, permen, sereal sarapan, dan beragam menu makanan penutup.

Karbohidrat olahan telah dihilangkan dari hampir semua nutrisi, mulai dari vitamin, mineral dan serat.

Sementara, karbohidrat olahan dikatakan memiliki indeks glikemik tinggi karena sangat mudah dan cepat dicerna oleh tubuh. Reaksi ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah.

Sebuah studi observasional besar terhadap lebih dari 91.000 wanita menemukan bahwa diet tinggi karbohidrat indeks glikemik tinggi dikaitkan dengan peningkatan diabetes tipe 2.

Lonjakan gula darah dan penurunan berikutnya yang mungkin Anda alami setelah makan makanan indeks glikemik tinggi juga dapat meningkatkan rasa lapar dan dapat menyebabkan makan berlebih dan penambahan berat badan.

Indeks glikemik karbohidrat bervariasi. Ini dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk kematangan, jenis makanan, dan bagaimana karbohidrat dimasak atau disiapkan.

Pada umumnya, makanan gandum utuh memiliki indeks glikemik lebih rendah, seperti halnya kebanyakan buah-buahan, sayuran tidak bertepung, dan polong-polongan.

Baca juga: Mengenal Karbohidrat Olahan dan Bahayanya bagi Tubuh

3. Kurangi asupan gula

Banyak orang ditengarai mengonsumsi 22 sendok teh (88 gram) gula tambahan per hari. Itu berarti mereka telah menambahkan asupan energi dalam tubuh hingga 350 kalori.

Asupan gula ini sebagian besar berasal dari makanan olahan dan siap saji, seperti permen, kue, dan soda.

Padahal, tubuh dapat memecah gula sederhana ini dengan sangat mudah, sehingga dapat menyebabkan gula darah naik yang hampir seketika.

Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi gula dikaitkan dengan pengembangan resistensi insulin.

Ini adalah saat sel gagal merespons sebagaimana mestinya terhadap pelepasan insulin, mengakibatkan tubuh tidak dapat mengontrol gula darah secara efektif.

Pilihan alternatif untuk melepaskan gula sepenuhnya adalah menggantinya dengan pengganti gula.

Baca juga: 11 Alasan Konsumsi Gula Berlebihan Buruk untuk Kesehatan

4. Jaga berat badan yang sehat

Kelebihan berat badan atau obesitas dapat membuat tubuh lebih sulit menggunakan insulin dan mengontrol kadar gula darah.

Hal ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.

Cara persis kerjanya masih belum jelas, tetapi ada banyak bukti yang mengaitkan obesitas dengan resistensi insulin dan perkembangan diabetes tipe 2.

Di sisi lain, penurunan berat badan telah terbukti meningkatkan kontrol gula darah.

Dalam sebuah penelitian, 35 orang gemuk kehilangan rata-rata 6,6 kg selama 12 minggu saat mereka menjalani diet 1.600 kalori sehari.

Gula darah mereka turun rata-rata 14 persen.

Dalam studi lain terhadap orang-orang tanpa diabetes, penurunan berat badan ditemukan menurunkan kejadian diabetes tipe 2 sebesar 58 persen.

Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?

5. Perbanyak olahraga

Olahraga dapat membantu mengontrol lonjakan gula darah dengan meningkatkan sensitivitas sel terhadap hormon insulin.

Olahraga juga menyebabkan sel otot menyerap gula dari darah, membantu menurunkan kadar gula darah.

Baik olahraga intensitas tinggi maupun intensitas sedang terbukti dapat mengurangi risiko lonjakan gula darah.

Sebuah studi menemukan peningkatan serupa dalam kontrol gula darah pada 27 orang dewasa yang melakukan olahraga intensitas sedang atau tinggi.

Sementara itu, studi lain menemukan olahraga yang dilakukan sebelum sarapan bisa mengontrol gula darah lebih efektif daripada olahraga yang dilakukan setelah sarapan.

Meningkatkan olahraga juga memiliki manfaat tambahan untuk membantu penurunan berat badan sebagai pukulan ganda untuk memerangi lonjakan gula darah.

Baca juga: Bagaimana Olahraga yang Tepat untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh?

6. Makan lebih banyak serat

Serat terdiri dari bagian makanan nabati yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.

Nutrisi ini sering dibagi menjadi dua kelompok, yakni serat larut dan serat tidak larut.

Serat larut khususnya, dapat membantu mengontrol lonjakan gula darah.

Hal itu dikarenakan, serat ini larut dalam air untuk membentuk zat seperti gel yang dapat membantu memperlambat penyerapan karbohidrat di usus.

Reaksi itu bisa menghasilkan kenaikan dan penurunan gula darah yang stabil.

Serat juga bisa membuat seseorang merasa kenyang lebih lama, mengurangi nafsu makan dan asupan makanan.

Sumber serat larut yang baik meliputi:

  • Oatmeal
  • Kacang-kacangan
  • Beberapa buah-buahan, seperti apel, jeruk, dan blueberry
  • Banyak sayuran

Baca juga: 20 Makanan yang Mengandung Serat Tinggi

7. Minum lebih banyak air

Tidak minum cukup air dapat menyebabkan lonjakan gula darah.

Jadi, cukupi kebutuhan air putih harian sebagai cara mengontrol gula darah tetap stabil.

Saat seseorang mengalami dehidrasi, tubuh mereka menghasilkan hormon yang disebut vasopresin.

Hormon ini dapat mendorong ginjal untuk menahan cairan dan menghentikan tubuh membuang kelebihan gula dalam urine.

Vasopresin juga dapat mendorong hati untuk melepaskan lebih banyak gula ke dalam darah.

Sebuah studi terhadap 3.615 orang menemukan bahwa mereka yang minum setidaknya 34 ons (sekitar 1 liter) air sehari memiliki 21 persen lebih kecil kemungkinan untuk mengembangkan gula darah tinggi daripada mereka yang minum 16 ons (473 ml) atau kurang sehari.

Sementara, sebuah studi jangka panjang pada 4.742 orang di Swedia menemukan bahwa, selama 12,6 tahun, peningkatan vasopresin dalam darah dikaitkan dengan peningkatan resistensi insulin dan diabetes tipe 2.

Untuk mendapatkan cairan, jangan lupa lebih baik pilih air putih daripada jus manis atau soda, karena kandungan gula dari dua minuman ini akan menyebabkan lonjakan gula darah.

Baca juga: 9 Bahaya Tak Minum Air Putih 8 Gelas Sehari

8. Masukkan sedikit cuka apel ke dalam makanan

Cuka, terutama cuka apel, ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Melansir Medical News Today, cuka apel telah dikaitkan dengan manfaat penurunan berat badan, pengurangan kolesterol, sifat antibakteri, dan kontrol gula darah.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi cuka dapat meningkatkan respons insulin dan mengurangi lonjakan gula darah.

Sementara, sebuah studi menemukan cuka secara signifikan mengurangi gula darah pada peserta yang baru saja mengonsumsi makanan yang mengandung 50 gram karbohidrat.

Studi tersebut juga menemukan bahwa semakin kuat cuka, semakin rendah gula darahnya.

Studi lain melihat efek cuka pada gula darah setelah partisipan mengonsumsi karbohidrat. Ditemukan bahwa cuka dapat meningkatkan sensitivitas insulin antara 19 persen dan 34 persen.

Penambahan cuka juga bisa menurunkan indeks glikemik suatu makanan, yang dapat membantu menurunkan lonjakan gula darah.

Sebuah penelitian di Jepang menemukan bahwa menambahkan makanan acar ke nasi, dapat menurunkan indeks glikemik makanan tersebut secara signifikan.

Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Lemak Tinggi tapi Justru Menyehatkan

9. Dapatkan makanan tinggi kromium dan magnesium

Studi menunjukkan bahwa kromium dan magnesium bisa efektif dalam mengendalikan lonjakan gula darah.

Kromium merupakan mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit.

Mineral ini diperkirakan dapat meningkatkan aksi insulin. Ini bisa membantu mengontrol gula darah tetap stabil dengan mendorong sel untuk menyerap gula dari darah.

Dalam sebuah penelitian kecil, 13 pria sehat diberi 75 gram roti putih dengan atau tanpa tambahan kromium.

Penambahan kromium menghasilkan sekitar 20 persen penurunan gula darah setelah makan.

Sumber makanan yang kaya kromium, termasuk:

  • Brokoli
  • Kuning telur
  • Kerang
  • Tomat
  • Kacang Brazil

Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Magnesium Tinggi

Sedangkan, magnesium adalah mineral lain yang telah dikaitkan dengan kontrol gula darah.

Dalam satu penelitian terhadap 48 orang, separuh diberi suplemen magnesium 600 mg bersama dengan saran gaya hidup, sementara separuh lainnya hanya diberi saran gaya hidup.

Sensitivitas insulin meningkat pada kelompok yang diberi suplemen magnesium.

Studi lain menyelidiki efek gabungan dari suplementasi dengan kromium dan magnesium pada gula darah.

Peneliti menemukan bahwa kombinasi dari keduanya meningkatkan sensitivitas insulin lebih dari satu suplemen saja.

Sementara, sumber makanan yang kaya magnesium, termasuk:

  • Bayam
  • Almond
  • Alpukat
  • Kacang mete
  • Kacang tanah

10. Hindari stres dan cukup tidur

Jika benar-benar ingin mengontrol gual darah tetap stabil, seseorang juga harus mempertimbangkan faktor gaya hidup yang dapat memengaruhi kadar glukosa dalam tubuh ini.

Apa saja?

  • Stres

Stres dapat berdampak negatif pada kesehatan dalam beberapa cara, seperti menyebabkan sakit kepala, tekanan darah meningkat, dan kecemasan.

Stres juga telah terbukti dapat memengaruhi gula darah.

Baca juga: Stres Kerja Bisa Sebabkan Stroke, Begini Cara Mengatasinya

Saat tingkat stres meningkat, tubuh melepaskan hormon tertentu. Efeknya adalah melepaskan energi yang tersimpan dalam bentuk gula ke aliran darah untuk respons melawan-atau-lari .

Sebuah studi terhadap 241 pekerja Italia menemukan peningkatan stres terkait pekerjaan secara langsung terkait dengan peningkatan kadar gula darah.

Mengatasi stres secara aktif juga bermanfaat bagi gula darah.

Dalam sebuah penelitian terhadap siswa keperawatan, latihan yoga ditemukan dapat mengurangi stres dan lonjakan gula darah setelah makan.

  • Kurang tidur maupun kelebihan tidur

Baik terlalu sedikit dan terlalu banyak tidur telah dikaitkan dengan kontrol gula darah yang buruk.

Bahkan mengalami satu atau dua malam yang buruk dapat memengaruhi kadar gula darah seseorang.

Sebuah penelitian terhadap sembilan orang sehat menunjukkan bahwa tidur terlalu sedikit, atau hanya selama 4 jam, meningkatkan resistensi insulin dan kadar gula darah.

Dengan tidur, kualitas sama pentingnya dengan kuantitas.

Sebuah studi menemukan tingkat tidur terdalam (NREM) menjadi yang paling penting dalam hal mengendalikan gula darah.

Baca juga: Ini Durasi Tidur Ideal Berdasarkan Usia

  • Konsumsi alkohol

Minuman beralkohol sering kali mengandung banyak gula tambahan.

Gula dalam minuman beralkohol akan menyebabkan lonjakan gula darah dengan cara yang sama seperti gula tambahan dalam makanan.

Kebanyakan minuman beralkohol juga memiliki sedikit atau bahkan tidak ada nilai gizi sama sekali.

Selain itu, seiring waktu, minum alkohol dalam jumlah banyak dapat menurunkan efektivitas insulin, yang menyebabkan gula darah tinggi dan akhirnya dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Jadi, akan lebih baik siapa saja mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol sebagai cara mengontrol gula darah tetap stabil.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau