Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyebab Emboli Paru yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 23/02/2021, 08:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

1. Cedera atau kerusakan

Cedera seperti patah tulang atau robekan otot dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, yang menyebabkan penggumpalan atau pembekuan darah.

Baca juga: 3 Penyebab Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

2. Ketidakaktifan

Selama jangka waktu tidak aktif yang lama, gravitasi menyebabkan darah mandek di bagian paling bawah tubuh, yang dapat menyebabkan penggumpalan darah.

Kondisi ini dapat terjadi jika seseorang sedang duduk dalam perjalanan yang lama atau jika seseorang berbaring di tempat tidur untuk memulihkan penyakit.

3. Kondisi medis

Beberapa kondisi kesehatan, seperti penyakit jantung, kanker, dan Covid-19 dapat menyebabkan darah menggumpal terlalu mudah, yang bisa menyebabkan emboli paru.

Perawatan untuk kondisi medis, seperti pembedahan (operasi) atau kemoterapi untuk kanker juga dapat menyebabkan pembekuan darah.

Faktor risiko emboli paru

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya trombosis vena dalam dan emboli paru meliputi:

  • Riwayat keluarga emboli
  • Patah tulang kaki atau pinggul
  • Keadaan hiperkoagulasi atau kelainan pembekuan darah genetik, termasuk Faktor V Leiden, mutasi gen protrombin, dan peningkatan kadar homosistein
  • Riwayat serangan jantung atau stroke
  • Kegemukan
  • Gaya hidup yang tidak banyak bergerak
  • Usia di atas 60 tahun
  • Mengonsumsi estrogen atau testosterone

Merokok juga bisa menjadi faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena emboli paru.

Untuk alasan yang belum sepenuhnya dipahami, penggunaan tembakau diyakini dapat memicu pembentukan gumpalan darah pada beberapa orang, terutama bila dikombinasikan dengan faktor risiko lain.

Selain itu, pada wanita, kehamilan masuk dalam daftar faktor risiko emboli paru.

Di mana, bayi yang menekan pembuluh darah di panggul, bisa memperlambat aliran darah kembali dari kaki. Gumpalan lebih mungkin terbentuk saat darah melambat atau menggenang.

Baca juga: 16 Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus

Cara mengobati emboli paru

Perawatan untuk emboli paru bergantung pada ukuran dan lokasi bekuan darah.

Jika masalahnya kecil dan diketahui lebih awal, dokter mungkin akan merekomendasikan obat-obatan sebagai pengobatan.

Beberapa obat dapat memecah gumpalan kecil.

Obat yang mungkin diresepkan oleh dokter meliputi:

  • Antikoagulan: Juga disebut pengencer darah, obat heparin dan warfarin dapat mencegah pembentukan gumpalan baru dalam darah. Obat-obatan ini dapat menyelamatkan hidup pasien dalam situasi darurat
  • Pelarut gumpalan (trombolitik): Obat ini bisa mempercepat pemecahan gumpalan. Trimbolitik biasanya disediakan untuk situasi darurat karena efek sampingnya mungkin termasuk masalah perdarahan yang berbahaya

Pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan gumpalan yang bermasalah, terutama yang membatasi aliran darah ke paru-paru atau jantung.

Beberapa prosedur pembedahan yang mungkin digunakan dokter dalam kasus emboli paru meliputi:

  • Filter vena: Dokter akan membuat sayatan kecil, kemudian menggunakan kawat tipis untuk memasang filter kecil di vena kava inferior. Vena cava adalah vena utama yang mengarah dari kaki ke sisi kanan jantung. Filter mencegah bekuan darah mengalir dari kaki ke paru-paru
  • Pengangkatan gumpalan: Sebuah tabung tipis yang disebut kateter akan menyedot gumpalan besar keluar dari arteri. Ini bukan metode yang sepenuhnya efektif karena kesulitannya, jadi ini tidak selalu menjadi metode pengobatan yang disukai
  • Operasi terbuka: Dokter menggunakan operasi terbuka hanya dalam situasi darurat saat seseorang mengalami syok atau obat tidak berfungsi untuk memecah gumpalan

Baca juga: 13 Penyebab Keringat Dingin, Termasuk Gejala Serangan Jantung?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com