Risiko ini berlaku selama masa pemulihan dan dapat tetap lebih tinggi dari biasanya bahkan bertahun-tahun setelah infeksi.
3. Sistem kekebalan
Sistem kekebalan tubuh membantu melawan bakteri dan virus berbahaya.
Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh normal dan sehat biasanya dapat pulih dari pneumonia setelah pengobatan dengan antibiotik dan istirahat.
Orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah karena kondisi lain, seperti HIV atau kanker yang menjalani kemoterapi, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan pneumonia dan mengalami komplikasi.
Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
4. Sistem otot
Saat tubuh mencoba melawan infeksi, kelemahan atau nyeri otot juga dapat terjadi. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pneumonia yang disebabkan oleh virus.
Jika pneumonia menyebabkan demam, menggigil bisa menjadi gejala demam.
Menggigil terjadi saat otot mengembang dan berkontraksi.
5. Sistem saluran kencing
Jika tidak ditangani, infeksi saluran kemih dapat menyebar dan menyebabkan pneumonia. Namun, ini tidak biasa.
Infeksi juga bisa dibawa dari paru-paru melalui aliran darah dan masuk ke saluran kemih.
Dua jenis bakteri penyebab pneumonia, Streptococcus pneumoniae dan Legionella pneumophila, juga dapat ditemukan dalam urine.
Dokter dapat menggunakan tes urine untuk memastikan pneumonia dan menentukan pilihan pengobatan.
Baca juga: 3 Penyebab Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai
6. Sistem pencernaan
Dalam beberapa kasus, seperti pneumonia yang disebabkan oleh virus flu, mual dan muntah adalah efek samping yang umum terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.