KOMPAS.com – Seorang wanita dapat mengembangkan tekanan darah tinggi atau hipertensi kapan saja selama masa kehamilan.
Sama seperti pada kebanyakan orang, darah tinggi pada ibu hamil juga tidak boleh dibiarkan begitu saja.
Dampak darah tinggi pada ibu hamil bahkan bisa dibilang lebih besar ketimbang pada orang umum.
Baca juga: 10 Penyebab Darah Tinggi pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai
Pasalnya, darah tinggi pada ibu hamil bisa menimbulkan komplikasi kesehatan serius yang membahakan ibu hamil itu sendiri, bayi yang sedang dikandung, atau keduanya.
Merangkum Mayo Clinic, ada beberapa alasan mengapa tekanan darah tinggi bisa menjadi masalah selama kehamilan.
Ini karena tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat menimbulkan berbagai risiko, termasuk:
1. Aliran darah menurun ke plasenta
Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, bayi Anda mungkin hanya akan menerima lebih sedikit oksigen dan lebih sedikit nutrisi dari yang diperlukan.
Hal ini pun dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, berat badan lahir rendah, atau kelahiran prematur.
Kelahiran premature sendiri dapat menyebabkan gangguan pernapasan, peningkatan risiko infeksi, dan komplikasi lain pada bayi.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Ibu Hamil?
2. Solusio plasenta
Timbulnya tekanan darah tinggi selama kehamilan bisa jadi tanda preeklamsia.
Preeklamsia sendiri dapat meningkatkan risiko kejadian solusio plasenta pada ibu hamil.
Solusio plasenta adalah kondisi ketika plasenta terlepas dari dinding dalam rahim sebelum melahirkan.
Solusio yang parah dapat menyebabkan pendarahan hebat, yang dapat mengancam jiwa ibu hamil dan bayi yang dikandung.