Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Infeksi Saluran Kencing, Jenis, dan Efek Sampingnya

Kompas.com - 09/04/2021, 10:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Obat lini pertama untuk mengatasi infeksi saluran kencing yang jamak diresepkan dokter adalah antibiotik.

Pasalnya, sebagian besar penyebab infeksi saluran kencing berasal dari serangan bakteri.

Apabila tidak diobati dengan tepat dan tuntas, penyakit ini bisa berkembang menjadi infeksi ginjal atau komplikasi yang berdampak fatal.

Baca juga: 9 Penyebab Infeksi Saluran Kencing pada Wanita

Untuk itu, hindari menyepelekan masalah kesehatan ini apabila sudah ada gejala penyakit muncul. Melansir WebMD, gejala infeksi saluran kencing di antaranya:

  • Kencing terasa sakit, panas, atau tidak nyaman
  • Sering kencing
  • Anyang-anyangan
  • Demam
  • Sakit di area kandung kemih (di bagian bawah perut atau di bawah pusar)
  • Urine berwarna keruh
  • Urine berbau tidak sedap
  • Demam, terkadang sampai menggigil
  • Mual dan muntah
  • Nyeri di bagian samping atau punggung atas

Segera konsultasikan ke dokter jika ada gejala infeksi saluran kencing di atas. Penyakit ini lebih sering dialami wanita, tapi tidak menutup kemungkinan pria juga menderita masalah kesehatan serupa.

Baca juga: 6 Cara Mengobati Infeksi Saluran Kencing dengan Obat dan Secara Alami

Jenis obat infeksi saluran kencing

Ilustrasi obatShutterstock Ilustrasi obat
Menurut Mayo Clinic, jenis obat infeksi saluran kencing dan lamanya pengobatan disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan jenis kuman penyebab pasti penyakit.

Sebelum meresepkan suatu obat, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan merekomendasikan tes urine untuk mengetahui jenis bakteri penyebab infeksi saluran kencing.

 

Obat antibiotik umumnya bisa membunuh bakteri penyebab infeksi. Jenis obat antibiotik untuk infeksi saluran kencing yang jamak diberikan, antara lain:

  • Amoksisilin (Augmentin
  • Ceftriaxone (Rocephin)
  • Cephalexin (Keflex)
  • Ciprofloxacin (Sipro)
  • Fosfomisin (Monurol)
  • Levofloxacin (Levaquin)
  • Nitrofurantoin (Macrodantin, Macrobid)
  • Trimethoprim atau sulfamethoxazole (Bactrim, Septra)

Baca juga: 10 Gejala Infeksi Saluran Kencing pada Pria

Jenis obat dan dosis yang diresepkan tergantung dengan tingkat keparahan penyakit.

Jika infeksi saluran kencing tidak parah, obat dengan dosis standar biasanya cukup ampuh menyembuhkan penyakit.

Apabila infeksi sampai menyebabkan penyempitan saluran kencing, ada batu ginjal, atau prostat membesar, dokter biasanya akan meresepkan obat dengan dosis lebih tinggi.

Jika infeksi cukup parah sampai komplikasi ke ginjal, dokter biasanya merekomendasikan penderita untuk dirawat di rumah sakit. Pengobatannya menggunaan antibiotik dosisi tinggi yang diberikan lewat infus.

Sebelum meresepkan antibiotik untuk obat infeksi saluran kencing, ada beberapa faktor pertimbangan, antara lain kondisi pasien apakah hamil atau tidak, usia di atas 65 tahun atau tidak, sampai riwayat alergi obat.

Baca juga: Penyebab Infeksi Saluran Kencing pada Pria dan Faktor Risikonya

Efek samping obat infeksi saluran kencing

Pemberian obat infeksi saluran kencing biasanya diresepkan selama dua sampai sepuluh hari, tergantung penyakit pasien.

Untuk infeksi yang parah, dokter terkadang juga meresepkan obat selama lebih dari dua minggu.

Jika infeksi saluran kencing berasal dari infeksi menular seksual, penderita biasanya disarankan minum obat sebelum berhubungan seks.

Seperti obat lainnya, antibiotik untuk obat infeksi saluran kencing terkadang juga memiliki efek samping, seperti:

  • Ruam
  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala
  • Masalah saraf

Apabila muncul efek samping setelah minum obat yang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, segera konsultasikan ke dokter.

Baca juga: 10 Gejala Infeksi Saluran Kencing pada Wanita

Hindari sembarangan menghentikan atau mengganti obat antibiotik tanpa konsultasi ke dokter.

Setiap obat antibiotik harus diminum sampai habis, kendati gejala penyakit sudah hilang atau rasanya penyakit sudah sembuh.

Jika penderita mandek minum obat di tengah jalan, bakteri yang menyerang saluran kencing belum sepenuhnya mati.

Kuman yang tersisa ini apabila diobati dengan obat sejenis di kemudian hari rentan kebal, sehingga pengobatan lanjutan butuh waktu lebih lama dengan dosis lebih tinggi dan efek samping yang kemungkinan lebih berat.

Apabila gejala penyakit tidak kunjung membaik setelah beberapa hari pengobatan, atau muncul efek samping obat infeksi saluran kencing yang mengganggu, segera kembali periksakan diri ke dokter.

Baca juga: 10 Gejala Infeksi Ginjal yang Perlu Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau