Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2021, 20:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Dengan kardioversi listrik, jantung bisa kembali sinkron dan detak jantung bisa berdegup normal kembali.

3. Ablasi kateter

Prosedur medis ablasi kateter merupakan salah satu cara mengobati penyakit jantung aritmia seperti supraventrikular takikardia, takikardia atrium, sampai ventrikel.

Selama ablasi, energi listrik akan dialirkan ke area jantung yang kelistrikannya bermasalah melalui kateter atau slang pipa kecil.

Prosedur ini juga dapat digunakan untuk memutus aliran listrik bermasalah antara atrium dan ventrikel pada pengidap aritmia fibrilasi atrium.

Ablasi dapat digabungkan dengan tindakan medis lain untuk hasil pengobatan yang optimal.

Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan

4. Isolasi vena pulmonalis

Penyakit jantung aritmia jenis fibrilasi atrium atau paroksismal lainnya bisa diatasi dengan isolasi vena pulmonalis.

Isolasi vena pulmonalis adalah jenis ablasi yang menargetkan area penyebab fibrilasi atrium.

Tindakan medis ini diberikan untuk menciptakan lingkaran bekas luka yang mengisolasi fokus yang bertanggung jawab memicu fibrilasi atrium.

5. Pemasangan alat pacu jantung

Terkadang, dokter juga menyarankan pasien penyakit jantung aritmia untuk menggunakan alat pacu jantung permanen.

Terutama untuk penderita penyakit jantung aritmia bradikardia atau detak jantung lambat.

Alat ini digunakan untuk mengirimkan impuls listrik kecil ke otot jantung agar detak jantung senantiasa normal.

Alat pacu jantung dirancang dengan generator denyut dan kabel yang dapat mengirimkan impuls dari generator denyut ke otot jantung, serta merasakan aktivitas kelistrikan jantung.

Baca juga: 6 Jenis Penyakit Jantung dan Ciri-cirinya

6. Implan cardioverter defibrillator

Penyakit jantung aritmia jenis takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel yang mengancam jiwa biasanya diatasi dengan implan alat cardioverter defibrillator.

Alat ini digunakan untuk memonitor irama jantung secara terus-menerus. Saat detak jantung terdeteksi terlalu cepat, alat ini segera mengirimkan energi ke otot jantung agar organ ini berdetak lebih lambat.

Alat ini bisa menormalkan detak jantung dengan mengirimkan impuls listrik kecil ke otot jantung atau memberikan kejutan listrik ke otot jantung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau