Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2021, 20:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Cara mengobati penyakit jantung aritmia perlu disesuaikan dengan jenis dan kondisi kesehatan pasien.

Sebagai informasi, aritmia adalah penyakit jantung yang terjadi saat pemantik listrik yang mengoordinasikan detak jantung terganggu.

Akibatnya, penderita aritmia bisa mengalami detak jantungnya terlalu cepat, lambat, atau tidak teratur.

Pada jantung yang sehat, detak jantung normal saat istirahat biasanya berkisar antara 60 sampai 100 detak per menit.

Baca juga: 7 Tanda Penyakit Jantung Aritmia yang Perlu Diwaspadai

Melansir NHS, tanda penyakit jantung aritmia yang lazim di antaranya jantung berdebar, pusing, kerap sesak napas, dan terkadang pingsan.

Sedangkan penyebab penyakit jantung aritmia antara lain infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, merokok, terlalu banyak minum minuman berkafein, sampai efek samping penyalahgunaan narkoba.

Penyakit jantung aritmia bisa menyerang segala usia. Tapi, fibrilasi atrium lebih sering menyerang orang tua, peminum alkohol berlebihan, dan orang yang kelebihan berat badan.

Risiko seseorang terkena aritmia juga meningkat apabila jaringan jantung rusak, misalkan karena serangan jantung atau gagal jantung.

Kendati bisa berbahaya, penyakit jantung aritmia bisa dikendalikan dengan obat sampai beragam tindakan medis yang tepat.

Baca juga: 15 Penyebab Penyakit Jantung Aritmia

Berikut beberapa cara mengobati penyakit jantung aritmia:

1. Obat aritmia

Melansir Cleveland Clinic, ada beberapa jenis obat untuk mengatasi aritmia. Terkadang dokter memberikan beberapa jenis obat dan dosis, sebelum menenukan obat yang paling cocok untuk pasiennya.

Jenis obat untuk mengobati penyakit jantung aritmia, yakni:

  • Obat antiaritmia untuk mengontrol irama jantung agar normal.
  • Obat pengontrol detak jantung
  • Obat antikoagulan atau antiplatelet untuk mengurangi risiko pembekuan darah sampai stroke

Pasien perlu mengetahui setiap obat yang diberikan, fungsi, sampai waktu tepat untuk meminum obat aritmia yang dikonsumsi.

Baca juga: Aritmia (Gangguan Irama Jantung): Jenis, Gejala, Penyebab

2. Kardioversi listrik

Untuk beberapa kasus, mengatasi penyakit jantung aritmia tidak cukup dengan obat saja.

Dokter terkadang juga merekomendasikan prosedur medis kardioversi listrik. Prosedur ini dilakukan dokter dengan mengaliri impuls listrik ke bagian dada.

Dengan kardioversi listrik, jantung bisa kembali sinkron dan detak jantung bisa berdegup normal kembali.

3. Ablasi kateter

Prosedur medis ablasi kateter merupakan salah satu cara mengobati penyakit jantung aritmia seperti supraventrikular takikardia, takikardia atrium, sampai ventrikel.

Selama ablasi, energi listrik akan dialirkan ke area jantung yang kelistrikannya bermasalah melalui kateter atau slang pipa kecil.

Prosedur ini juga dapat digunakan untuk memutus aliran listrik bermasalah antara atrium dan ventrikel pada pengidap aritmia fibrilasi atrium.

Ablasi dapat digabungkan dengan tindakan medis lain untuk hasil pengobatan yang optimal.

Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan

4. Isolasi vena pulmonalis

Penyakit jantung aritmia jenis fibrilasi atrium atau paroksismal lainnya bisa diatasi dengan isolasi vena pulmonalis.

Isolasi vena pulmonalis adalah jenis ablasi yang menargetkan area penyebab fibrilasi atrium.

Tindakan medis ini diberikan untuk menciptakan lingkaran bekas luka yang mengisolasi fokus yang bertanggung jawab memicu fibrilasi atrium.

5. Pemasangan alat pacu jantung

Terkadang, dokter juga menyarankan pasien penyakit jantung aritmia untuk menggunakan alat pacu jantung permanen.

Terutama untuk penderita penyakit jantung aritmia bradikardia atau detak jantung lambat.

Alat ini digunakan untuk mengirimkan impuls listrik kecil ke otot jantung agar detak jantung senantiasa normal.

Alat pacu jantung dirancang dengan generator denyut dan kabel yang dapat mengirimkan impuls dari generator denyut ke otot jantung, serta merasakan aktivitas kelistrikan jantung.

Baca juga: 6 Jenis Penyakit Jantung dan Ciri-cirinya

6. Implan cardioverter defibrillator

Penyakit jantung aritmia jenis takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel yang mengancam jiwa biasanya diatasi dengan implan alat cardioverter defibrillator.

Alat ini digunakan untuk memonitor irama jantung secara terus-menerus. Saat detak jantung terdeteksi terlalu cepat, alat ini segera mengirimkan energi ke otot jantung agar organ ini berdetak lebih lambat.

Alat ini bisa menormalkan detak jantung dengan mengirimkan impuls listrik kecil ke otot jantung atau memberikan kejutan listrik ke otot jantung.

7. Terapi sinkronisasi jantung

Terapi sinkronisasi jantung menggunakan alat pacu jantung dan defibrilator biventrikel.

Terapi ini jamak direkomendasikan untuk pasien gagal jantung yang juga memiliki gangguan kontraksi ventrikel kiri jantung.

Baca juga: 10 Cara Mengobati Penyakit Jantung

8. Operasi jantung

Di beberapa kasus, cara mengobati penyakit jantung aritmia membutuhkan operasi seperti prosedur labirin atau operasi bypass.

Prosedur labirin dilakukan dengan membuat jaringan parut di jantung yang membentuk pola seperti labirin.

Karena jaringan parut tidak menghantarkan listrik, bagian ini bisa menghambat impuls listrik yang menyimpang dan memicu aritmia.

Prosedur labirin biasanya direkomendasikan untuk pasien penyakit jantung aritmia yang sudah tidak merespons pengobatan atau terapi lainnya.

Untuk pasien aritmia sekaligus penyakit jantung koroner, dokter biasanya menyarankan operasi bypass koroner untuk mengatasi penyakitnya.

Diskusikan dengan dokter terkait plus minus setiap prosedur medis untuk mengatasi aritmia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com