Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyebab Radang Kerongkongan (Esofagitis) yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 27/04/2021, 18:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Radang kerongkongan atau esofagitis adalah peradangan atau iritasi yang terjadi pada jaringan esofagus atau kerongkongan.

Kerongkongan sendiri merupakan organ berbentuk pipa yang menghubungkan rongga mulut dan lambung dengan panjang kurang lebih 45 cm.

Organ ini akan selalu dilewati oleh makanan atau minuman yang ditelan untuk menuju ke lambung.

Baca juga: 12 Gejala Radang Kerongkongan (Esofagitis) yang Perlu Diwaspadai

Kerongkongan terletak di belakang saluran pernapasan (trakea) dan di depan tulang belakang.

Sama seperti pada organ tubuh lainnya, peradangan yang terjadi pada kerongkongan juga harus ditangani dengan baik.

Melansir Health Line, esofagitis yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius terkait dengan fungsi dan struktur kerongkongan.

Komplikasi radang kerongkongan yang bisa terjadi meliputi:

  • Esofagus Barrett, yakni kerusakan pada lapisan esofagus yang dapat menyebabkan perubahan jaringan prakanker
  • Penyempitan kerongkongan yang dapat menyebabkan penyumbatan dan masalah menelan
  • Lubang atau ulkus di kerongkongan (perforasi esofagus)

Maka dari itu, penyebab esofagitis penting untuk dikenali sebagai bagian dari upaya mencegah penyakit ini.

Baca juga: Kanker Esofagus (Kerongkongan): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Penyebab radang kerongkongan

Esofagitis pada umumnya dapat dikategorikan berdasarkan kondisi yang menyebabkannya.

Merangkum Mayo Clinic, dalam beberapa kasus, lebih dari satu faktor dapat menjadi penyebab esofagitis.

Berikut ini beberapa penyebab radang kerongkongan yang mungkin terjadi dan baik diwaspadai:

1. Esofagitis refluks

Struktur seperti katup yang disebut sfingter esofagus bagian bawah normalnya dapat menjaga asam lambung tidak keluar ke kerongkongan.

Jika ada masalah yang menyebabkan katup ini terbuka atau tidak menutup dengan benar, isi perut, termasuk asam lambung dapat kembali ke kerongkongan (gastroesophageal reflux).

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah suatu kondisi di mana aliran balik asam lambung ini sering terjadi atau berkelanjutan. Komplikasi GERD adalah peradangan kronis dan kerusakan jaringan di kerongkongan.

Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD

2. Esofagitis eosinofilik

Eosinofil adalah sel darah putih yang memainkan peran kunci dalam reaksi alergi.

Esofagitis eosinofilik terjadi dengan konsentrasi tinggi sel darah putih ini di kerongkongan.

Hal ini kemungkinan besar bisa terjadi sebagai respons terhadap agen penyebab alergi (alergen) atau refluks asam, atau keduanya.

Dalam banyak kasus, esofagitis jenis ini dapat dipicu oleh makanan seperti susu, telur, gandum, kedelai, kacang tanah, kacang-kacangan, gandum hitam, dan daging sapi.

Tapi sayangnya, pengujian alergi konvensional tidak dapat diandalkan untuk mengidentifikasi makanan penyebab ini.

Orang dengan esofagitis eosinofilik mungkin memiliki alergi non-makanan lainnya. Misalnya, terkadang alergen yang dihirup, seperti serbuk sari, mungkin menjadi penyebabnya.

3. Esofagitis limfositik

Esofagitis limfositik adalah kondisi esofagus yang jarang terjadi di mana terdapat peningkatan jumlah limfosit di lapisan esofagus.

Esofagitis limfositik mungkin terkait dengan esofagitis eosinofilik atau GERD.

Baca juga: 5 Olahraga yang Baik untuk Penderita Asam Lambung

4. Esofagitis akibat obat

Beberapa obat oral dapat menyebabkan kerusakan jaringan jika tetap bersentuhan dengan lapisan esofagus terlalu lama.

Misalnya, jika seseorang menelan pil dengan sedikit atau tanpa air, kemudian pil itu sendiri atau residu dari pil tersebut mungkin tertinggal di kerongkongan.

Obat-obatan yang telah dikaitkan dengan radang kerongkongan meliputi:

  • Obat pereda nyeri, seperti aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin, lainnya) dan naproxen sodium (Aleve, lainnya)
  • Antibiotik, seperti tetrasiklin dan doksisiklin
  • Kalium klorida yang digunakan untuk mengobati kekurangan kalium
  • Bifosfonat, termasuk alendronate (Fosamax), pengobatan untuk tulang lemah dan rapuh (osteoporosis)
  • Quinidine yang digunakan untuk mengobati masalah jantung

Baca juga: 10 Cara Mengobati Sakit Tenggorokan Secara Alami

5. Esofagitis menular

Infeksi bakteri, virus atau jamur pada jaringan esofagus dapat menyebabkan esofagitis.

Esofagitis menular relatif jarang terjadi dan paling sering terjadi pada orang dengan fungsi sistem kekebalan yang buruk, seperti pada penderita HIV/AIDS atau penderita kanker.

Jamur yang biasanya ada di mulut yang disebut Candida albicans adalah penyebab umum esofagitis menular.

Infeksi semacam itu sering dikaitkan dengan fungsi sistem kekebalan yang buruk, diabetes, kanker, atau penggunaan obat steroid atau antibiotik.

Baca juga: 4 Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau