Memiliki jantung besar yang tidak normal bisa menempatkan kita pada peningkatan risiko henti jantung.
Jantung yang besar mungkin tidak berdetak dengan benar.
Otot jantung juga mungkin lebih rentan terhadap kerusakan.
4. Penyakit katup jantung
Penyakit katup dapat membuat katup jantung bocor atau menyempit. Ini berarti darah yang bersirkulasi melalui jantung membebani ruang jantung dengan darah atau tidak memenuhi kapasitasnya.
Ruang jantung dapat menjadi lemah atau membesar.
5. Penyakit jantung bawaan
Beberapa orang terlahir dengan kerusakan jantung. Ini dikenal sebagai penyakit jantung bawaan.
Henti jantung mendadak dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan masalah jantung yang serius.
Baca juga: 6 Gejala Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai
6. Masalah impuls listrik
Masalah dengan sistem kelistrikan jantung dapat meningkatkan risiko henti jantung. Masalah-masalah ini dikenal sebagai kelainan irama jantung primer.
7. Faktor risiko lain
Dilansir dari Mayo Clinic, henti jantung mendadak sangat sering dikaitkan dengan penyakit arteri koroner.
Oleh sebab itu, faktor yang sama yang menempatkan seseorang pada risiko penyakit arteri koroner diyakini dapat pula menempatkan mereka pada risiko henti jantung mendadak.
Ini termasuk:
Sedangkan faktor lain yang dapat meningkatkan henti jantung mendadak bisa meliputi:
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.