Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Penyebab Henti Jantung yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 15/06/2021, 09:04 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Memiliki jantung besar yang tidak normal bisa menempatkan kita pada peningkatan risiko henti jantung.

Jantung yang besar mungkin tidak berdetak dengan benar.

Otot jantung juga mungkin lebih rentan terhadap kerusakan.

4. Penyakit katup jantung

Penyakit katup dapat membuat katup jantung bocor atau menyempit. Ini berarti darah yang bersirkulasi melalui jantung membebani ruang jantung dengan darah atau tidak memenuhi kapasitasnya.

Ruang jantung dapat menjadi lemah atau membesar.

5. Penyakit jantung bawaan

Beberapa orang terlahir dengan kerusakan jantung. Ini dikenal sebagai penyakit jantung bawaan.

Henti jantung mendadak dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan masalah jantung yang serius.

Baca juga: 6 Gejala Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai

6. Masalah impuls listrik

Masalah dengan sistem kelistrikan jantung dapat meningkatkan risiko henti jantung. Masalah-masalah ini dikenal sebagai kelainan irama jantung primer.

7. Faktor risiko lain

Dilansir dari Mayo Clinic, henti jantung mendadak sangat sering dikaitkan dengan penyakit arteri koroner.

Oleh sebab itu, faktor yang sama yang menempatkan seseorang pada risiko penyakit arteri koroner diyakini dapat pula menempatkan mereka pada risiko henti jantung mendadak.

Ini termasuk:

  • Kebiasaan merokok atau menghisap asap rokok
  • Gaya hidup tidak aktif atau kurang bergerak
  • Tekanan darah tinggi
  • Kegemukan
  • Diabetes
  • Punya riwayat keluarga penyakit jantung jantung koroner

Sedangkan faktor lain yang dapat meningkatkan henti jantung mendadak bisa meliputi:

  • Episode henti jantung sebelumnya atau mempunyai riwayat keluarga henti jantung
  • Pernah mengalami serangan jantung
  • Punya riwayat pribadi atau keluarga dari bentuk penyakit jantung lainnya, seperti gangguan irama jantung, cacat jantung bawaan, gagal jantung, dan kardiomiopati
  • Usia di atas 45 tahun untuk pria, atau di atas 55 tahun untuk wanita
  • Menjadi laki-laki
  • Menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain atau amfetamin
  • Ketidakseimbangan nutrisi, seperti kadar kalium atau magnesium yang rendah
  • Sleep apnea obstruktif
  • Penyakit ginjal kronis

Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau