KOMPAS.com – Mengetahui cara mencegah komplikasi diabetes penting bagi penderita diabetes untuk terhindar dari perburukan kondisi.
Untuk diketahui, diabetes adalah penyakit di mana tubuh tidak memetabolisme glukosa (gula darah) dengan baik.
Penyakit ini terdiri dari beberapa jenis. Meski begitu, ada kesamaan di antara jenis-jenis diabetes ini, yakni kontrol glukosa darah yang memadai dapat mencegah atau menunda komplikasi diabetes.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?
Kontrol glukosa darah mungkin membutuhkan ketekunan dengan manajemen diri dan bisa menjadi sulit atau melelahkan.
Tetapi, kabar baiknya adalah seseorang sangat mungkin masih bisa menjalani hidup sehat dengan diabetes apabila mampu mengontrol kadar gula darah.
Dengan mengontrol kadar gula darah, penderita diabetes dapat mengelola dan mencegah komplikasi umum yang terkait dengan penyakit ini.
Dilansir dari Very Well Health, komplikasi diabetes secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori:
Jenis komplikasi ini biasanya terjadi sebagai akibat dari peningkatan gula darah kronis (hiperglikemia).
Peningkatan gula darah juga dapat menyebabkan kondisi akut, seperti ketoasidosis diabetikum (paling umum pada orang dengan diabetes tipe 1) atau sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketotik (HHNS). Komplikasi ini dapat terjadi kapan saja, tapi sering kali dapat dicegah.
Baca juga: 6 Komplikasi Diabetes Tipe 2 yang Perlu Diwaspadai
Hipoglikemia (gula darah rendah) juga merupakan kondisi akut yang dapat dicegah dan diobati. Mengobati gula darah rendah dengan segera akan mencegah situasi yang berpotensi berbahaya.
Hipoglikemia berat dapat menyebabkan koma dan dalam kasus yang parah bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, memahami tanda, gejala, dan pengobatan hipoglikemia sangat penting dilakukan.
Gula darah rendah dapat disebabkan oleh asupan karbohidrat yang tidak mencukupi, olahraga terlalu berat, terlalu banyak insulin, atau waktu pengobatan yang tidak memadai.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sering mengalami gula darah rendah, bicarakan dengan dokter.
Risiko mengembangkan komplikasi kronis diabetes akan tergantung pada durasi penyakit dan tingkat keparahan hiperglikemia.
Komplikasi jangka panjang diabetes dapat dikelola dan dicegah, tetapi kadang-kadang jika sudah terlalu lanjut, komplikasi ini dapat berkembang menjadi kondisi kronis lainnya.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Amputasi?
Pada komplikasi mikrovaskular diabetes, kerusakan dapat terjadi pada mata, ginjal, atau saraf akibat kadar glukosa darah yang tinggi.
1. Retinopati
Retinopati terjadi ketika pembuluh darah di mata menjadi rusak.
Retinopati diabetik adalah istilah umum untuk semua gangguan retina yang disebabkan oleh diabetes
Ada dua jenis retinopati, yakni nonproliferatif dan proliferatif.
Retinopati proliferatif ekstrim dapat menyebabkan kebutaan jika tidak terdeteksi dan diobati. Orang dengan diabetes juga berisiko lebih tinggi terkena glaukoma dan katarak.
Dengan pemeriksaan rutin, deteksi dini, dan kontrol gula darah yang memadai, masalah pada mata dapat dicegah.
American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan agar semua orang yang baru didiagnosis dengan diabetes tipe 2 sebaiknya dapat menjalani pemeriksaan mata segera setelah diagnosis dan setiap tahun sesudahnya.
Sedangkan penderita diabetes tipe 1 harus menerima pemeriksaan mata dalam waktu lima tahun setelah diagnosis dan setiap tahun setelah itu.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Glaukoma?
2. Nefropati
Nefropati atau kerusakan ginjal dapat terjadi ketika kadar glukosa darah meningkat untuk waktu yang lama.
Orang dengan diabetes yang mengembangkan penyakit ginjal mungkin memiliki kecenderungan genetik terhadap penyakit ginjal dan masalah tekanan darah.
Ketika diabetes merusak ginjal, organ ini mengalami kesulitan menyaring produk limbah yang dapat menyebabkan protein "tumpah" ke dalam urine (dikenal sebagai mikroalbuminuria).
Ketika penyakit ginjal diidentifikasi lebih awal, komplikasi lebih lanjut dapat dicegah.
Namun, orang mungkin memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal agar tetap sehat ketika penyakit ginjal ditemukan pada stasium akhir.
Menjaga gula darah tetap terkendali dapat mencegah penyakit ginjal dan dalam beberapa kasus penyakit ginjal ringan, bahkan menyembuhkannya.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Batu Ginjal?
3. Neuropati (kerusakan saraf)
Gula darah yang meningkat secara kronis dapat menyebabkan kerusakan pada saraf.
Berbagai jenis neuropati termasuk neuropati perifer dan neuropati otonom.
Neuropati perifer dapat menyebabkan mati rasa, terbakar, nyeri, kesemutan, kehilangan perasaan, kesulitan dalam penyembuhan luka, dan kerentanan terhadap infeksi dan borok di ekstremitas (alat gerak).
Sementara itu, neuropati otonom mengacu pada kerusakan saraf yang dapat memengaruhi perut (seperti pada gastroparesis) dan organ seks.
Masalah dengan saraf dapat memengaruhi sebagian besar sistem organ dan muncul secara berbeda tergantung pada organ yang rusak.
Beberapa gejala ini termasuk:
Disfungsi otonom kardiovaskular dikaitkan dengan peningkatan risiko iskemia miokard diam dan kematian.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Memicu Kerusakan Saraf?
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang termasuk komplikasi makrovaskular diabetes:
1. Penyakit kardiovaskular
Diabetes adalah salah satu penyebab utama penyakit kardiovaskular (penyakit jantung).
Penyakit jantung ini menjadi penyebab utama kematian pada penderita diabetes.
Faktanya, American Diabetes Association menunjukkan bahwa dua pertiga kematian pada penderita diabetes berasal dari penyakit jantung
Beberapa jenis penyakit kardiovaskular yang berbeda adalah aterosklerosis, aritmia, dan gagal jantung.