Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Hubungan Diabetes dan Darah Tinggi yang Sering Terjadi Bersamaan

Kompas.com - 17/07/2021, 18:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering terjadi bersamaan dengan diabetes mellitus, baik itu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional.

Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah sistolik terpantau lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah sistolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat.

Sedangkan diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah di atas ambang normal.

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?

Kisaran kadar gula darah normal yakni mencapai 70-130 mg/dl untuk sebelum makan, 180 mg/dL untuk 2 jam setelah makan, 100 mg/dL untuk puasa, dan 100-140 mg/dL untuk menjelang tidur.

Melansir Medical News Today, bedasarkan penelitian, memang mungkin ada hubungan di antara darah tinggi dan diabetes tipe 2.

Keduanya secara umum merupakan aspek dari sindrom metabolik, suatu kondisi yang mencakup obesitas dan penyakit kardiovaskular.

Baik hipertensi maupun diabetes mungkin memiliki beberapa penyebab yang sama, dan keduanya memiliki beberapa faktor risiko yang sama.

Hipertensi dan diabetes juga berkontribusi pada memburuknya gejala satu sama lain. Cara mengelola kedua kondisi tersebut pun tumpang tindih.

Penulis studi berjudul “Diabetes and Hypertension: Is There a Common Metabolic Pathway?” yang diterbitkan dalam Jurnal Current Atherosclerosis Reports pada 2012 menunjukkan bahwa diabetes dan hipertensi sering terjadi bersamaan dan mungkin memiliki beberapa penyebab yang sama.

Ini termasuk:

  • Obesitas
  • Peradangan
  • Stres oksidatif
  • Resistensi insulin

Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Anak-anak dan Remaja?

Bisakah diabetes menyebabkan hipertensi?

Seseorang dengan diabetes tidak memiliki cukup insulin untuk memproses glukosa atau insulin mereka tidak bekerja secara efektif.

Insulin adalah hormon yang memungkinkan tubuh memproses glukosa dari makanan dan menggunakannya sebagai energi.

Sebagai akibat dari masalah insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk menyediakan energi, dan malah terakumulasi dalam aliran darah.

Saat darah dengan kadar glukosa tinggi mengalir ke seluruh tubuh, hal itu dapat menyebabkan kerusakan luas, termasuk pada pembuluh darah dan ginjal.

Sementara organ-organ ini memainkan peran kunci dalam menjaga tekanan darah yang sehat.

Jika pembuluh darah dan ginjal mengalami kerusakan, tekanan darah bisa naik, meningkatkan risiko bahaya dan komplikasi lebih lanjut.

Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?

Lalu, bisakah hipertensi menyebabkan diabetes?

Sebuah analisis statistik yang memadukan hasil berbagai kajian ilmiah yang muncul di Journal of American College of Cardiology (JACC) pada 2015 melihat data lebih dari 4 juta orang dewasa. Disimpulkan bahwa orang dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.

Hubungan ini mungkin disebabkan oleh proses dalam tubuh yang memengaruhi kedua kondisi tersebut, misalnya peradangan.

Faktor risiko diabetes dan darah tinggi

Melasir Healh Line, menurut American Heart Association (AHA), kombinasi tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 sangat mematikan dan secara signifikan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung atau stroke.

Memiliki diabetes tipe 2 dan tekanan darah tinggi juga meningkatkan peluang seseorang terkena penyakit terkait diabetes lainnya, seperti penyakit ginjal dan retinopati. Retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan.

Baca juga: 7 Faktor Gaya Hidup Penyebab Darah Tinggi

Ada juga bukti signifikan yang menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi kronis dapat mempercepat munculnya masalah dengan kemampuan berpikir yang berhubungan dengan penuaan, seperti penyakit Alzheimer dan demensia.

Menurut AHA, pembuluh darah di otak sangat rentan terhadap kerusakan akibat tekanan darah tinggi. Ini menjadikannya faktor risiko utama untuk stroke dan demensia.

Diabetes yang tidak terkontrol bukan satu-satunya faktor kesehatan yang dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi.

Ingat, peluang Anda terkena serangan jantung atau stroke meningkat secara eksponensial jika Anda memiliki lebih dari satu faktor risiko berikut:

  • Riwayat keluarga penyakit jantung 
  • Diet tinggi lemak dan tinggi natrium
  • Gaya hidup kurang bergerak
  • Kolesterol Tinggi
  • Usia lanjut
  • Kegemukan
  • Kebiasaan merokok saat ini
  • Terlalu banyak alkohol
  • Penyakit kronis seperti penyakit ginjal, diabetes, atau sleep apnea

Baca juga: 7 Gejala Sleep Apnea pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Kejadian dalam kehamilan

Sebuah studi pada 2003 telah menunjukkan bahwa wanita yang menderita diabetes gestasional lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Di sisi lain, wanita yang dapat mengelola kadar gula darahnya selama kehamilan cenderung tidak mengalami tekanan darah tinggi.

Jika Anda mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan, dokter akan memantau kadar protein urine Anda.

Kadar protein urine yang tinggi mungkin merupakan tanda preeklamsia. Ini adalah jenis tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan.

Penanda lain dalam darah juga dapat menyebabkan diagnosis. Penanda tersebut antara lain:

  • Enzim hati abnormal
  • Fungsi ginjal tidak normal
  • jumlah trombosit rendah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com