KOMPAS.com - Orang sering menyebut kolesterol high-density lipoprotein (HDL) sebagai kolesterol "baik" karena membantu mengangkut dan menghilangkan bentuk kolesterol lain dari tubuh.
Kadar kolesterol baik yang lebih tinggi, bersama dengan kadar kolesterol total yang lebih rendah dan kolesterol “jahat” low-density lipoprotein (LDL), dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
Merangkum dari Medical News Today, kolesterol HDL dikenal sebagai kolesterol baik karena fungsinya di dalam tubuh.
Baca juga: Dikenal Tinggi Kolesterol, Ini 3 Manfaat Cumi-cumi dan Tips Sehatnya
Dengan beredar dalam aliran darah, membantu menghilangkan bentuk lain dari kolesterol dengan menyerap dan membawanya ke hati.
Hati kemudian dapat memproses kembali kolesterol untuk digunakan atau mengirimkannya keluar dari tubuh sebagai limbah.
Proses ini membantu menjaga kolesterol ekstra agar tidak menempel pada lapisan arteri dan menjadi plak.
Plak adalah campuran kolesterol dan zat lemak lainnya yang menempel pada dinding arteri.
Seiring waktu, plak dapat menumpuk dan menyebabkan pembukaan arteri menjadi lebih sempit yang dikenal sebagai aterosklerosis .
Aterosklerosis merupakan faktor risiko komplikasi serius.
Arteri yang sempit dapat menyebabkan faktor risiko penyakit jantung, seperti tekanan darah tinggi.
Selain itu, arteri yang sempit mungkin lebih rentan terhadap pembekuan darah yang dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit parah, seperti serangan jantung atau stroke.
Kombinasi menjaga kolesterol total tetap rendah sambil menjaga kolesterol HDL tetap tinggi dapat membantu mengurangi risiko ini dan mencegah penyakit kardiovaskular.
Baca juga: 6 Minuman Penurun Kolesterol
Lalu, berapa jumlah kolesterol yang normal?
Menurut National Heart Lung and Blood Institute, kolesterol tidak memiliki gejala tertentu.
Oleh karena itu penting untuk melakukan pemeriksaan kolesterol secara teratur.