Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kecemasan Sebabkan Jantung Berdetak Kencang?

Kompas.com - 26/07/2021, 09:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Ketika kita merasa cemas, telapak tangan biasanya berkeringat, tangan gemetar, hingga sakit perut pun muncul.

Tak jarang, hal tersebut disertai dengan jantng yang berdetak kencang.

Menurut ahli elektrofisiologi jantung John Bibawy, kondisi tersebut dinamakan palpitasi.

Palpitasi jantung bisa terjadi ketikakita berolahraga. Namun, kondisi tersebut juga bisa terjadi secara tiba-tiba.

Baca juga: Pandemi dan Cerita Mereka yang Beruntung Terdaftar JKN-KIS

Mengapa kecemasan membuat jantung berdebar?

Perasaan cemas melibatkan respons "flight or fight" di tubuh Anda.

Respon tersebut memicu serangkaian peristiwa di tubuh, termasuk pelepasan hormon tertentu. Para ahli percaya bahwa respons ini sangat membantu manusia untuk bertahan hidup dari ancaman.

Namun, respons fight-or-flight mempercepat detak jantung Anda, sehingga tubuh Anda mendapat lebih banyak aliran darah.

“Aliran darah yang meningkat memberi Anda ledakan energi untuk melawan atau lari dari bahaya," ucap Bibawy.

Hal inilah yang membuat banyak orang mengalami palpitasi atau jantung berdebar ketika merasa cemas, takut, atau gugup.

Efek kecemasan pada jantung

Hampir setiap orang mengalami kecemasan dan stres pada suatu waktu.

Ketika kita memiliki jantung yang sedang, palpitasi yang muncul saat cemas atau stres sebenarnya hal yang normal dan tidak berbahaya.

Namun jika kita memiliki penyakit jantung seperti penyakit arteri koroner atau gagal jantung,kpenyakit arteri koroner atau gagal jantung.

“Orang dengan kondisi jantung tertentu biasanya harus mengonsumsi obat yang diresepkan khusus untuk menjaga detak jantung mereka tetap rendah,” kata Bibawy.

Obat-obatan tersebut mencegah detak jantung berdetak terlalu cepat atau palpitasi ketika kita berada dalam kondisi takut atau cemas.

Jika kondisi jantung kita terkendali, maka kecemasan yang muncul tidak akan menjadi masalah.

Namun, kecemasan yang sering muncul juga bisa menjaditanda bahaya.

Sebab, stres dan kecemasan kronis tidak baik untuk jantung atau kesehatan. Jadi, kita harus mewaspadai hal tersebut.

“Gangguan kecemasan yang tidak diobati dapat meningkatkan tekanan darah, menurunkan kualitas tidur dan mengganggu kenikmatan hidup Anda,” kata Bibawy.

Karena itu, Bibawy menyarankan kita untuk menemui penyedia layanan kesehatan Anda jika Anda sering merasa cemas.

Baca juga: Pandemi dan Cerita Mereka yang Beruntung Terdaftar JKN-KIS

Mengatasi palpitasi saat cemas

Ketika rasa cemas memicu jantung untuk berdetak cepat, kita bisa melakukan hal berikut:

1. Ambil napas dalam dalam

Saat jantung Anda bertambah cepat, napas Anda juga akan meningkat. Tetapi Anda dapat mengatasi hal ni dengan mengendalikan napas Anda.

Ambil napas perlahan dan dalam melalui hidung, lalu keluarkan melalui mulut. Lakukan ini setidaknya 10 kali, sebaiknya selama beberapa menit.

2. Fokuskan pikiran

Saat jantung Anda berpacu, pikiran Anda mungkin mengikuti.

Cobalah fokus pada gambar, frasa, atau suara yang membuat Anda merasa damaisembari terus mengambil napas secara dalam.

3. Minum air

Dehidrasi dapat memperburuk palpitasi. Karen itu, saat jantung berdetak cepat ada baiknya kita meminum segelas air. 

Namun, hindari minuman berkafein karena dapat memicu lebih banyak kecemasan dan jantung berdebar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau