Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Sakit Kepala dan Mata Kabur yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 03/08/2021, 12:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Diagnosis terkadang dapat terlewatkan karena gejalanya mirip dengan banyak kondisi lainnya.

Gejala pheochromocytomas biasanya terjadi dalam beberapa episode.

Salah satu gejala utama adalah tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh hormon yang disekresikan oleh tumor.

Penting untuk diketahui bahwa tekanan darah tinggi itu sendiri tidak menyebabkan mata kabur dan sakit kepala. Mata kabur dan sakit kepala telah dikaitkan sebagai gejala langsung pheochromocytoma.

Gejala umum pheochromocytomas lainnya termasuk:

  • Berkeringat
  • palpitasi dan gejala lain dari serangan panik

Gejala lebih lanjut mungkin termasuk:

  • Kecemasan
  • Gangguan pencernaan
  • Mual dan muntah
  • Tremor
  • Pusing

Pengobatan lini pertama untuk pheochromocytoma adalah operasi untuk mengangkat tumor.

Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah dapat diberikan sebelum operasi. Biasanya, tekanan darah Anda kembali normal setelah pengangkatan tumor.

Baca juga: 8 Gejala Penyakit Batu Ginjal yang Perlu Diwaspadai

7. Pseudotumor serebri

Pseudotumor serebri atau hipertensi intrakranial idiopatik adalah kondisi tekanan tinggi di otak akibat peningkatan cairan serebrospinal. Ini paling sering terjadi pada wanita usia subur yang memiliki obesitas.

Tekanan tersebut menyebabkan sakit kepala yang biasanya terasa di bagian belakang kepala dan memburuk pada malam hari atau saat bangun tidur. Ini juga dapat menyebabkan masalah penglihatan, seperti mata kabur atau penglihatan ganda.

Gejala lain mungkin pseudotumor serebri termasuk:

  • Pusing
  • Dering terus-menerus di telinga
  • Depresi
  • Mual dan atau muntah

Perhatian medis segera diperlukan untuk pseudotumor cerebri, terutama jika Anda mengalami gangguan penglihatan. Perawatan dini dapat membantu mencegah kehilangan penglihatan permanen.

Baca juga: 5 Penyebab Mual pada Penderita Diabetes yang Penting Dipastikan

8. Arteritis temporal

Arteritis temporal adalah peradangan pada arteri temporal.

Arteri temporal adalah pembuluh darah di dekat pelipis. Pembuluh darah ini bertugas memasok darah dari jantung Anda ke kulit kepala Anda.

Ketika arteri ini meradang, kondisi itu dapat membatasi aliran darah yang bisa menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan Anda.

Kondisi ini paling sering terjadi pada individu di atas 50 tahun, terutama wanita.

Sakit kepala yang berdenyut dan terus-menerus pada satu atau kedua sisi kepala Anda adalah gejala yang paling umum.

Mata kabur atau kehilangan penglihatan singkat juga sering terjadi.

Gejala lain arteritis temporal mungkin termasuk:

  • Nyeri rahang yang memburuk dengan mengunyah
  • Kelembutan kulit kepala atau pelipis
  • Nyeri otot
  • Kelelahan
  • Demam

Perhatian medis segera diperlukan untuk arteritis temporal, terutama jika Anda mengalami gangguan penglihatan. Perawatan dini dapat membantu mencegah kehilangan penglihatan permanen.

Baca juga: 14 Penyebab Mual Setelah Makan dan Cara Mengobatinya

Diagnosis penyebab sakit kepala dan mata kabur

Mendiagnosis penyebab mata kabur dan sakit kepala mungkin memerlukan tinjauan riwayat kesehatan Anda dan sejumlah tes yang berbeda.

Tes ini mungkin termasuk:

  • Pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan neurologis
  • Tes darah
  • X-ray
  • CT scan
  • MRI
  • Elektroensefalogram
  • Angiogram serebral
  • Pemindaian dupleks karotis
  • Ekokardiogram (EKG)

Tergantung pada situasi Anda, dokter spesialis seperti ahli saraf atau ahli bedah saraf dapat dikonsultasikan untuk evaluasi lebih lanjut dan panduan pengobatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com