Sebaliknya, mungkin perlu dua hingga empat bulan untuk mengalami penipisan.
Kondisi ini umumnya tidak berlangsung lebih dari enam bulan dan tidak mengakibatkan kerontokan rambut permanen.
Baca juga: 4 Cara Mengatasi Insomnia selama Awal Kehamilan
Demikian juga, masalah kesehatan mungkin timbul selama kehamilan yang menyebabkan telogen effluvium.
Kondisi ini bisa terjadi jika terkait dengan ketidakseimbangan hormon atau vitamin esensial yang berkelanjutan.
Masalah tiroid
Gangguan tiroid, seperti hipertiroidisme (terlalu banyak hormon tiroid) atau hipotiroidisme (terlalu sedikit hormon tiroid), mungkin sulit dikenali selama kehamilan.
Dari kedua kondisi tersebut, hipotiroidisme lebih sering terjadi dan mempengaruhi sekitar 2 atau 3 dari 100 wanita hamil.
Rambut rontok adalah salah satu gejalanya, bersama dengan kram otot, sembelit, dan kelelahan.
Sekitar 1 dari 20 wanita mungkin juga mengalami masalah tiroid (tiroiditis pascapersalinan) setelah bayi lahir.
Dalam semua kasus, masalah tiroid biasanya didiagnosis dengan tes darah.
Kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi terjadi ketika Anda tidak memiliki cukup sel darah merah untuk mendapatkan oksigen ke berbagai jaringan di dalam tubuh.
Kondisi ini dapat menyebabkan penipisan rambut bersama dengan gejala lain, seperti kelelahan, detak jantung tidak teratur, sesak napas saat beraktivitas, dan sakit kepala.
Meskipun kerontokan rambut dengan kondisi ini tidak permanen, rambut Anda mungkin tidak kembali ke ketebalan normal sampai kadar hormon atau vitamin kembali ke kisaran normal.
Baca juga: Kenali Dampak Kanker terhadap Kehamilan
Banyak wanita mengalami kerontokan rambut dalam beberapa bulan setelah melahirkan, umumnya mencapai puncaknya sekitar empat bulan pascapersalinan.