Banyak orang berpikir kasus infeksi ulang terjadi karena munculnya varian baru yang lebih menular.
Faktanya, kasus infeksi ulang tidak selamanya terjadi karena varian baru ini.
Esper mengatakan virus Corona tidak bermutasi sebanyak virus penyebab flu.
“Penularan varian baru ini – termasuk kemampuannya untuk menghindari sistem kekebalan dan mencegah kekebalan jangka panjang bagi orang-orang yang terinfeksi – adalah salah satu alasan mengapa seseorang dapat terinfeksi kembali,” tambah Esper.
Siapapun bisa terinfeksi Covid-19, baik orang yang sudah divaksinasi atau belum divaksinasi.
Mereka yang pernah terinfeksi Covid-19 juga masih berpeluang tinggi untuk mengalaminya kembali.
Karena itu, kita tetap perly menerapkan protokol kesehatan hingga pandemi ini dinyatakan selesai.
Baca juga: Memahami Hubungan Anemia dan Kanker
Meski orang yang sudah mendapatkan vaksin masih bisa terinfeksi Covid-19, tetapi risikonya jauh lebih kecil daripada orang yang tidak divaksinasi.
Data menunjukan bahwa kemungkinan orang yang mendapatk vaksin untuk terinfeksi Covid-19 hanya 0,005 persen.
Karena itu, sebaiknya kita tetap melakukan vaksinasi. Apalagi, vaksin Covid-19 sata ini tersedia gratis.
Selain itu, hampir semua kasus infeksi Covid-19 lebih banyak terjadi pada orang yang belum mendapatkan vaksin.
Sebab, orang yang belum mendapatkan vaksin hampir tiga kali lipat risikonya untuk terinfeksi Covid-19.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.