Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/08/2021, 13:30 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Dokter Hardja Widjaja
Divalidasi oleh:
Dokter Hardja Widjaja

Dokter di Medical Center Kompas Gramedia

KOMPAS.com - Selesma atau juga kerap dikenal dengan istilah batuk pilek (common cold) merupakan infeksi virus ringan yang menyerang hidung dan tenggorokan atau saluran pernapasan bagian atas.

Penyakit ini bisa menyerang segala usia.

Melansir mayoclinic, orang dewasa kemungkinan terkena selesma sebanyak dua sampai tiga kali setiap tahunnya. Sementara itu, bayi dan anak-anak mempunyai kemungkinan lebih banyak.

Tidak dibutuhkan perawatan medis khusus untuk menyembuhkan selesma.

Namun, Anda disarankan untuk segera ke dokter jika gejala tidak kunjung sembuh atau justru semakin berat.

Baca juga: Benarkah Vitamin C Bisa Mencegah atau Mengobati Batuk Pilek?

Gejala

Selesma cenderung banyak menyerang di musim hujan. Namun, seseorang dapat terkena selesma kapan saja.

Gejala yang timbul saat terkena selesma meliputi:

  • batuk
  • sakit tenggorokan
  • hidung beringus
  • bersin-bersin
  • sakit kepala
  • pegal-pegal

Selesma biasanya berlangsung selama 7-10 hari. Gejala juga dapat bertahan lebih lama bagi perokok.

Seseorang dengan imun rendah, asma, atau kondisi pernapasan lainnya dapat terjangkit penyakit lain yang lebih serius, seperti bronkitis atau pneumonia.

Diagnosis

Pada umumnya, penderita selesma tidak perlu memeriksakan diri ke dokter.

Namun, jika tidak ada perkembangan setelah minum obat dan istirahat, dianjurkan untuk segera mendapat penanganan medis.

Baca juga: Punya Gejala Mirip, Begini Cara Membedakan Sinusitis dan Pilek Biasa

Penderita selesma dapat didiagnosis melalui gejala yang timbul.

Jika ada kemungkinan terkena infeksi bakteri atau kondisi lain, dokter akan melakukan pemeriksaan darah,  X-Ray, atau tes lainnya untuk mencari tahu penyebab dari gejala yang telah timbul.

Komplikasi

Berikut beberapa komplikasi yang memungkinkan muncul akibat selesma.

  1. Infeksi telinga akut. Terjadi jika bakteri atau virus memasuki area di belakang gendang telinga. Gejala yang biasanya muncul adalah nyeri telinga dan demam.
  2. Asma. Selesma dapat memicu mengi atau sesak napas. Jika memang memiliki asma, selesma dapat membuatnya lebih parah.
  3. Infeksi lainnya. Selesma dapat ‘mengundang’ infeksi lainnya, seperti radang tenggorokan, pneumonia, dan croup atau bronkiolitis pada anak-anak. Segera ke dokter jika gejala selesma tidak kunjung mereda.

Perawatan

Pada orang dewasa

Terdapat dua macam pilihan untuk mengobati selesma bagi orang dewasa.

  1. Obat bebas
    Obat bebas atau over-the-counter (OTC) merupakan obat yang biasa dijual di apotek. Pengobatan selesma biasanya mengandung dekongestan, antihistamin, dan pereda nyeri.

    Pastikan Anda membaca label dan memahami komposisi sebelum membeli obat agar tidak mengonsumsi terlalu banyak jenis obat.

  2. Obat herbal rumahan
    Anda juga dapat menyembuhkan selesma dengan bahan-bahan yang ada di rumah. Misalnya, berkumur dengan air garam, banyak minum air putih, dan ditambah dengan istirahat cukup.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur dengan Rambut Basah Bisa Sebabkan Pilek?

Anda juga bisa mencoba hal-hal berikut.

  1. Minum cukup. Selain air putih, Anda juga bisa mencoba minum air kaldu bening, jus, atau air lemon hangat. Hindari kafein dan alkohol agar tidak terkena dehidrasi.
  2. Konsumsi makan atau minuman hangat. Sup ayam atau air lemon hangat bisa menenangkan dan melegakan hidung tersumbat. Air madu hangat juga bisa menjadi pilihan untuk meringankan batuk pada orang dewasa dan anak-anak berusia satu tahun ke atas.
  3. Atur temperatur ruangan. Pastikan kamar Anda hangat, tapi tidak terlalu panas. Jika udara dalam ruangan terasa kering, cobalah pelembab ruangan (humidifier) untuk mengurangi batuk dan rasa tersumbat dalam hidung.

Perawatan pada anak-anak

Jika ingin memberi pengobatan kepada anak, pastikan Anda telah berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu.

Berikut beberapa cara untuk meringankan gejala selesma anak.

  1. Istirahat. Selesma dapat membuat anak-anak menjadi lebih lesu dan cepat marah ketimbang biasanya. Biarkan mereka istirahat di rumah hingga gejala mereda.
  2. Minum cukup. Anak yang tengah selesma membutuhkan lebih banyak cairan. Pastikan mereka minum cukup air secara teratur. Cairan hangat juga dapat membantu meringankan radang tenggorokan.
  3. Napsu makan. Anak yang sedang sakit cenderung tidak memiliki napsu makan. Anda dapat mencoba sup atau smoothie agar anak tetap mendapat asupan kalori.
  4. Berkumur. Agar sakit tenggorokan mereda, gunakan air garam hangat untuk berkumur. Semprotan hidung saline juga dapat membantu meringankan hidung yang tersumbat.

Baca juga: 8 Anjuran yang Benar bagi Orangtua Saat Anak Sakit Batuk Pilek

Pencegahan

Selesma merupakan penyakit menular. Maka dari itu, perlu untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dengan cara-cara berikut.

  1. Cuci tangan dengan air dan sabun. Cuci tangan Anda dan anak setidaknya 20 detik. Hand-sanitizer berbasis alkohol juga bisa menjadi alternatif jika tidak tersedia air dan sabun. Mencuci tangan secara teratur dapat mencegah Anda terkena bakteri dan virus.
  2. Hindari menyentuh wajah. Tangan merupakan bagian tubuh yang paling banyak digunakan untuk beraktivitas.
  3. Jaga jarak. Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit agar tidak tertular.
  4. Gunakan masker. Untuk mencegah penularan, masker dapat menjadi opsi agar bakteri tidak menyebar saat bersin ataupun batuk.
  5. Gunakan disinfektan. Bersihkan benda di sekitar dengan disinfektan agar orang lain tidak ikut terkena bakteri yang terpapar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com