Penyakit tertentu seperti rheumatoid arthritis (rematik) dapat menyebabkan peningkatan peradangan yang memerlukan terapi resep yang lebih kuat. Obat radang sendi ini, seperti disease modifying anti rheumatic drugs (DMARDs), kortikosteroid, dan obat pengubah respons biologis juga memerangi peradangan.
Tetapi, obat-obatan tersebut melakukannya dengan menargetkan molekul yang berbeda dalam sistem kekebalan, sehingga mereka tidak bekerja dengan cara yang sama seperti obat antiinflamasi nonsteroid.
Bicaralah dengan dokter tentang terapi anti-inflamasi yang sesuai untuk Anda.
Untuk diketahui, acetaminophen atau paracetamol bukanlah obat anti-inflamasi.
2. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah obat antiinflamasi kuat yang mirip dengan kortisol, hormon yang dibuat oleh kelenjar adrenal.
Kortisol memainkan peran besar dalam bagaimana tubuh secara alami mengelola peradangan.
Baca juga: 5 Gejala Peradangan Kronis yang Perlu Diwaspadai
Kortikosteroid bekerja cepat dan kadang-kadang diresepkan untuk pengobatan jangka pendek sampai obat lain mulai bekerja.
Jika dokter Anda meresepkan kortikosteroid, Anda mungkin menerimanya dalam bentuk suntikan, pil, krim, atau infus (melalui jalur intravena).
Cara umum kortikosteroid digunakan untuk mengobati radang sendi adalah melalui suntikan langsung di sendi yang menyebabkan rasa sakit. Terapi pengobatan ini juga dikenal sebagai suntikan kortison.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.