KOMPAS.com - Peradangan sendi karena arthritis adalah penyebab utama di balik kerusakan, kekakuan, pembengkakan, dan nyeri pada sendi.
Peradangan sebenarnya merupakan akar dari banyak penyakit kronis, bukan hanya radang sendi.
Peradangan di antaranya bisa berperan dalam penyakit jantung, asma, dan bahkan kanker tertentu.
Baca juga: 6 Makanan Penyebab Peradangan yang Perlu Diwaspadai
Obat resep sering digunakan untuk mengobati radang sendi dan penyakit radang lainnya.
Tetapi, pada dasarnya masih ada banyak pilihan lain untuk mengobati peradangan yang bisa dipertimbangkan.
Berikut adalah beberapa pilihan cara mengurangi peradangan dan membantu memperbaiki gejala radang sendi:
1. Obat antiinflamasi nonsteroid
Melansir Very Well Health, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) biasanya merupakan pereda nyeri pertama yang digunakan untuk peradangan yang berhubungan dengan artritis.
Meskipun beberapa memerlukan resep dari dokter, banyak obat antiinflamasi nonsteroid umum tersedia tanpa resep.
Obat antiinflamasi nonsteroid umum termasuk:
Baca juga: Paracetamol atau Ibuprofen, Mana yang Lebih Baik untuk Obat Demam?
Penyakit tertentu seperti rheumatoid arthritis (rematik) dapat menyebabkan peningkatan peradangan yang memerlukan terapi resep yang lebih kuat. Obat radang sendi ini, seperti disease modifying anti rheumatic drugs (DMARDs), kortikosteroid, dan obat pengubah respons biologis juga memerangi peradangan.
Tetapi, obat-obatan tersebut melakukannya dengan menargetkan molekul yang berbeda dalam sistem kekebalan, sehingga mereka tidak bekerja dengan cara yang sama seperti obat antiinflamasi nonsteroid.
Bicaralah dengan dokter tentang terapi anti-inflamasi yang sesuai untuk Anda.
Untuk diketahui, acetaminophen atau paracetamol bukanlah obat anti-inflamasi.
2. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah obat antiinflamasi kuat yang mirip dengan kortisol, hormon yang dibuat oleh kelenjar adrenal.
Kortisol memainkan peran besar dalam bagaimana tubuh secara alami mengelola peradangan.
Baca juga: 5 Gejala Peradangan Kronis yang Perlu Diwaspadai
Kortikosteroid bekerja cepat dan kadang-kadang diresepkan untuk pengobatan jangka pendek sampai obat lain mulai bekerja.
Jika dokter Anda meresepkan kortikosteroid, Anda mungkin menerimanya dalam bentuk suntikan, pil, krim, atau infus (melalui jalur intravena).
Cara umum kortikosteroid digunakan untuk mengobati radang sendi adalah melalui suntikan langsung di sendi yang menyebabkan rasa sakit. Terapi pengobatan ini juga dikenal sebagai suntikan kortison.
3. Konsumsi suplemen makanan
Dalam beberapa kasus, suplemen makanan dapat membantu memperbaiki peradangan arthritis.
Tetapi beberapa suplemen dapat mengganggu obat resep, jadi penting untuk berbicara dengan dokter sebelum Anda memulai konsumsi suplemen apa pun.
Berikut ini adalah beberapa suplemen makanan yang diyakini dapat mengurangi peradangan pada artritis:
Penelitian menunjukkan bahwa minyak ikan (asam lemak omega 3) yang diminum dalam bentuk kapsul atau cair dapat bermanfaat untuk mengurangi peradangan.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Omega 3 Tinggi
Menurut Arthritis Foundation, dosis terapi suplemen minyak ikan yang mengandung setidaknya 30 persen EPA/DHA (bahan aktif dalam minyak ikan) hingga 2,6 gram dua kali sehari.
Dua dari suplemen yang paling umum digunakan untuk arthritis, glukosamin dan kondroitin adalah senyawa alami yang ditemukan di tulang rawan, jaringan yang melindungi tulang di persendian kita.
Namun, studi penelitian tentang nilai glukosamin dan kondroitin untuk radang sendi saling bertentangan, dan para ahli tidak setuju apakah pasien dengan radang sendi harus meminumnya.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mereka dapat berinteraksi dengan pengencer darah dan dapat menyebabkan masalah bagi penderita diabetes atau penyakit ginjal.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin B12 Tinggi
SAM-e atau S-adenosyl-methionine adalah senyawa yang terjadi secara alami di dalam tubuh.
Senyawa ini bekerja dengan folat dan vitamin B12 untuk mendukung sejumlah proses tubuh.
Kekurangan folat atau B12 dapat menyebabkan kita kekurangan S-Adenosyl-methionine.
Beberapa penelitian menunjukkan S-Adenosyl-methionine efektif dalam mengurangi nyeri dan peradangan osteoarthritis.
Tubuh kita membutuhkan vitamin dan mineral tertentu untuk tetap sehat secara keseluruhan.
Vitamin D dan vitamin K terkait dengan tulang rawan dan tulang yang sehat.
Vitamin antioksidan lainnya, termasuk vitamin A, C, dan E, mungkin juga bermanfaat dalam melawan peradangan.
4. Diet antiinflamasi
Diet antiinflamasi sering direkomendasikan untuk orang yang mencoba mengendalikan peradangan atau bagi siapa saja yang hanya ingin makan sesehat mungkin.
Diet anti-nflamasi berfokus pada pengurangan asupan lemak jenuh dan lemak trans sambil meningkatkan asupan makanan yang kaya nutrisi seperti antioksidan dan lemak sehat.
Baca juga: 13 Makanan Antiinflamasi untuk Bantu Melawan Peradangan
Makanan apa yang harus dihindari?
Asam lemak omega 6 berperan dalam kesehatan otak dan tulang kita, dan membantu mengatur metabolisme kita. Namun, dalam jumlah berlebih, asam lemak omega 6 dapat meningkatkan produksi bahan kimia inflamasi tubuh kita.
Coba batasi asupan daging, produk susu, minyak nabati, dan margarin untuk menyeimbangkan asam lemak omega-6 dalam tubuh.
Selain itu, konsumsi karbohidrat olahan dan gula, bersama dengan banyak makanan olahan juga perlu dibatasi karena dapat meningkatkan bahan kimia inflamasi dan memperburuk peradangan pada kasus arthritis.
Lantas, makanan apa yang perlu dimakan?
Asam lemak omega-3 dan antioksidan bagaimanapun baik untuk kita.
Makanan yang tinggi zat ini diyakini dapat membantu kita menurunkan peradangan.
Baca juga: 11 Alasan Konsumsi Gula Berlebihan Buruk untuk Kesehatan
Diet mediterania dianggap sebagai contoh yang baik dari diet antiinflamasi.
Ini didasarkan pada konsumsi:
Untuk minuman, teh hijau adalah pilihan yang baik. Penelitian menunjukkan bahwa teh hijau memiliki sifat anti-inflamasi.
5. Capai berat badan yang sehat
Dilansir dari Health Line, kelebihan berat badan dapat meningkatkan peradangan di tubuh. Di mana lemak tubuh didistribusikan, juga dapat berkontribusi. Misalnya, lingkar pinggang yang besar (88,9 cm untuk wanita dan 101,6 inci untuk pria) biasanya dikaitkan dengan peradangan berlebih.
Baca juga: 3 Cara Mengukur Obesitas, Mana yang Terbaik?
Para peneliti menyadari bahwa ada hubungan antara peradangan dan obesitas, meskipun masih banyak yang perlu dipelajari.
Paling tidak, bicarakan dengan dokter untuk menentukan indeks massa tubuh (BMI) ideal untuk Anda.
Menurut Obesity Action Coalition, jika Anda mengalami obesitas, mengurangi berat badan Anda antara 5-10 dipercaya sudah cukup dapat secara signifikan menurunkan tingkat peradangan Anda.
6. Olahraga rutin
Olahraga mungkin merupakan pilihan bagus lainnya sebagai cara mengatasi peradangan pada kasus radang sendi.
Para ahli merekomendasikan 30 hingga 45 menit latihan aerobik, lima hari seminggu untuk mengurangi peradangan.
Banyak orang dengan arthritis menghindari olahraga teratur karena mereka merasa olahraga malah bisa memperburuk arthritis.
Baca juga: Bagaimana Olahraga yang Tepat untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh?
Namun, meskipun kehati-hatian mungkin diperlukan, ingatlah bahwa melakukan sesuatu lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.
Mulailah dengan perlahan dengan kecepatan apa pun yang Anda anggap bisa dilakukan. Setelah itu, kembangkan.
7. Berhenti merokok
Merokok memiliki banyak efek merusak pada kesehatan Anda, dan penelitian menunjukkan bahwa ini termasuk tingkat penanda inflamasi yang lebih tinggi
Jika saat ini Anda adalah seorang perokok, cobalah menggunakan gagasan untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit sebagai motivasi untuk berhenti.
8. Mengurangi stres
tres telah dikaitkan dengan tingkat peradangan yang lebih tinggi dalam tubuh.
Sebuah studi tahun 2017 menemukan bahwa stres akut dapat meningkatkan kadar banyak penanda inflamasi.
Oleh karena itu, mempraktikkan teknik penghilang stres diyakini bisa membantu mengurangi peradangan.
Baca juga: 8 Makanan untuk Meningkatkan Hormon Serotonin, Bikin Mood Lebih baik
9. Tidur yang cukup
Kurang tidur telah dikaitkan dengan peningkatan penanda inflamasi.
Dalam tinjauan studi tentang peradangan dan tidur, para peneliti menyimpulkan bahwa gangguan tidur dan durasi tidur yang lama terkait dengan peningkatan peradangan sistemik.
Ketika mencoba menentukan berapa banyak tidur yang cukup, ingatlah bahwa itu tidak persis sama untuk semua orang.
Menurut peneliti National Sleep Foundation, orang dewasa pada umumnya membutuhkan antara 7-9 jam per malam untuk tidur.
Pola tidur yang sehat dapat membantu mengurangi peradangan.
Baca juga: Ini Durasi Tidur Ideal Berdasarkan Usia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.