Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Komplikasi Kanker Paru-paru yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 30/08/2021, 20:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Orang dengan kanker paru-paru yang mengalami trombosis vena dalam memiliki 50 persen peningkatan risiko kematian dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Hingga 10 persen dari penderita kanker paru yang mengembangkan emboli paru akut bisa mati mendadak akibat penyumbatan arteri.

Baca juga: Rencana Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia, Muhammadiyah: Hanya Hitungan Bulan, Harus Dikembalikan Lagi

Gumpalan darah paling sering diobati dengan antikoagulan (pengencer darah) seperti warfarin.

Orang dengan kanker paru-paru sering memerlukan terapi antikoagulan yang diperpanjang atau permanen untuk mengurangi risiko pembekuan darah.

Stoking kompresi dan aktivitas fisik mungkin dapat pula membantu mencegah pembentukan gumpalan.

7. Pendarahan paru-paru

Dilansir dari Medical News Today, pendarahan paru adalah salah satu penyebab kematian yang lebih umum pada orang dengan kanker paru-paru.

Baca juga: 11 Gejala Emboli Paru yang Perlu Diwaspadai

Pendarahan paru-paru bisa digambarkan sebagi kondisi pecahnya pembuluh darah utama paru-paru secara tiba-tiba .

Pendarahan ini dapat terjadi ketika tumor menyusup ke pembuluh darah dan melemahkannya.

Perdarahan paru paling sering terjadi dengan penyakit metastasis dan menyumbang 12 persen kematian pada orang dengan kanker paru-paru tahap lanjut.

Baca juga: Temani Titiek Puspa di Rumah Sakit, Inul Daratista: Sampai Detik Terakhir Eyang Mengembuskan Napas

Kematian juga dapat terjadi jika terjadi perdarahan spontan di perikardium.

Hemoptisis (batuk darah) adalah ciri utama dari pendarahan paru.

Bahkan jika jumlah darahnya relatif kecil, perhatian dokter segera diperlukan karena mungkin merupakan awal dari kejadian yang lebih parah.

Hemoptisis yang melibatkan lebih dari 100 cm kubik darah (kira-kira 3½ ons) dianggap sebagai keadaan darurat medis dengan risiko kematian tidak kurang dari 30 persen.

Baca juga: 6 Posisi Duduk yang Benar untuk Menjaga Kesehatan Tulang

Dokter biasanya dapat menemukan sumber perdarahan dengan studi pencitraan dan bronkoskopi.

Pembedahan investigasi terkadang diperlukan untuk menemukan sumber pendarahan.

 

8. Kompresi sumsum tulang belakang

Baca juga: Benarkah Asam Urat adalah Gejala Gagal Ginjal? Ini Jawaban Dokter

Kompresi sumsum tulang belakang dapat terjadi ketika kanker menyebar ke tulang belakang, menyebabkannya melemah dan kolaps.

Gejala biasanya dimulai dengan nyeri leher atau punggung bawah.

Kondisi ini pada akhirnya bisa berkembang dan dapat mencakup:

  • Kelemahan
  • Hilangnya sensasi pada ekstremitas (alat gerak)
  • Nyeri radikuler (nyeri saraf tembak terasa di bagian lain tubuh)

Kompresi sumsum tulang belakang adalah komplikasi kanker paru-paru yang relatif umum terjadi. Kondisi ini menjadi semakin serius pada penderita kanker paru-paru dengan penyakit metastasis.

Jika tulang belakang bagian bawah (lumbal) rusak, hal itu dapat menyebabkan cedera saraf yang parah dan terkadang permanen.

Baca juga: 4 Cara Jaga Menjaga Kesehatan Tulang Belakang

Kondisi yang dikenal sebagai sindrom cauda equina dianggap sebagai keadaan darurat medis.

Sindrom cauda equina antara lain dapat menyebabkan hilangnya fungsi motorik, nyeri punggung bawah yang parah, dan hilangnya fungsi kandung kemih atau usus jika tidak ditangani dengan tepat.

Perawatan darurat diperlukan untuk mencegah kerusakan saraf permanen pada orang dengan sindrom cauda equina. Ini melibatkan kombinasi steroid intravena dan terapi radiasi, meskipun pembedahan juga dapat digunakan untuk membantu menstabilkan tulang belakang

Baca juga: Banyak Pengunjung Batal Beli Jersey Timnas di Indomaret, Apa Penyebabnya?

9. Sindrom vena kava superior

Sindrom vena kava superior (SVKS) adalah kumpulan gejala yang terjadi karena obstruksi aliran darah di vena kava superior.

SVKS terjadi pada sekitar 2 - 4 persen orang dengan kanker paru-paru, terutama yang memiliki tumor di bagian atas paru-paru (disebut sebagai tumor sulkus superior).

Tumor ini dapat menekan langsung pada vena cava superior, vena besar yang mengembalikan darah dari tubuh bagian atas ke jantung.

Baca juga: 7 Faktor Gaya Hidup Penyebab Penyakit Jantung

Obstruksi yang dihasilkan dapat menyebabkan sesak napas, disfagia (kesulitan menelan), suara serak, serta pembengkakan pada wajah, lengan, dan tubuh bagian atas.

Meskipun SVKS jarang terjadi, kondisi ini dapat dengan cepat menjadi mengancam jiwa jika tidak segera diobati.

Perawatan ditujukan untuk mengurangi tekanan yang disebabkan oleh tumor, seringkali melalui penggunaan kemoterapi atau radiasi.

Baca juga: Dulu Pilih Menghindar Saat Dono dan Kasino Datang, Putri Indro Warkop DKI: Mereka Enggak Kayak yang Kalian Lihat

Antikoagulan dapat diresepkan untuk mencegah pembekuan darah.

Dalam beberapa kasus, stent dapat ditempatkan di vena cava superior untuk mempertahankan aliran darah.

Mengingat bahayanya, komplikasi kanker paru-paru memang harus diwasapdai. Jika Anda didiagnosis mengidap kanker paru-paru, ikut setiap saran dokter untuk mencehah penyakit berkembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Saat Hasto Tampil Beda di Tengah Proses Hukum
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau