KOMPAS.com - Diabetes adalah kondisi seumur hidup yang menyebabkan tubuh tidak memproduksi atau menyerap insulin dengan benar.
Sementara siapa pun dapat mengembangkan kondisi ini, ada beberapa gejala unik yang dialami oleh pria.
Biasanya, gejala ini berhubungan dengan masalah disfungsi ereksi, kandiadis kelamin, dan kurangnya masa otot.
Baca juga: 10 Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai gejala-gejala tersebut.
Gejala diabetes pada pria
Melansir dari Medical News Today, banyak efek diabetes yang serupa pada semua jenis kelamin.
Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf.
Namun, perbedaan utama saat diabetes terjadi pada pria adalah sebagai berikut:
- Disfungsi ereksi: Hingga 75 persen pria yang menderita diabetes mengalami kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi. Saraf dan pembuluh darah sangat penting untuk proses ereksi dan kerusakan pada sistem ini dapat memengaruhi cara kerja penis.
- Kandiadis kelamin: Pria dapat mengalami kasus kandiasis berulang kali dan infeksi jamur. Kelebihan gula dalam darah akan dilewatkan dalam urine. Namun, ragi tumbuh subur pada gula dan lebih mungkin tumbuh pada penis pria dengan diabetes. Gejala kandidiasis kelamin antara lain:
-
- kemerahan, bengkak, dan gatal di sekitar kepala penis
- bau yang tidak menyenangkan
- penampilan putih, kental pada kulit penis
- rasa sakit dan ketidaknyamanan saat berhubungan seks
- Mengurangi massa otot: Kadar gula darah yang meningkat secara konsisten dapat menyebabkan tubuh memecah otot dan lemak untuk energi. Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria dengan diabetes tipe 1 dan mengakibatkan berkurangnya kekuatan dan kelemahan otot.
Baca juga: Selain Diabetes, Ini 4 Penyakit Akibat Kadar Gula Darah Tinggi
Tanda-tanda umum diabetes
Di samping gejala diabetes khusus pria, gejala umum diabetes dapat terjadi pada pria dan wanita dari segala usia.
Beberapa gejala tersebut termasuk:
- meningkatnya rasa haus dan lapar
- buang air kecil lebih banyak dan lebih sering
- peningkatan buang air kecil di malam hari
- peningkatan rasa lapar
- kelelahan
- pandangan yang kabur
- pada diabetes tipe 2, luka yang tidak kunjung sembuh
- pada diabetes tipe 1, penurunan berat badan yang berlebihan sebelum diagnosis
Apabila tidak segera ditangani, seiring waktu, komplikasi dapat berkembang sebagai akibat dari kadar gula darah tinggi jangka panjang.
Baca juga: Apakah Brown Sugar Lebih Aman untuk Penderita Diabetes?
Ini dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai sistem, termasuk:
- masalah mata, seperti retinopati diabetik
- masalah kaki
- stroke dan serangan jantung
- nefropati, atau masalah ginjal
- neuropati , atau kerusakan saraf
- kanker tertentu
- ketoasidosis diabetikum, penumpukan senyawa yang disebut keton yang bisa berakibat fatal kecuali seseorang menerima perawatan yang cepat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.