KOMPAS.com – Perbedaan vitamin D2 dan vitamin D3 perlu dipahami sebagai bagian dari upaya mendukung pemenuhan gizi optimal.
Vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3 (kolekalsiferol) adalah dua bentuk utama vitamin D.
Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin ini sangat penting untuk kesehatan yang baik.
Baca juga: 5 Efek Kelebihan Vitamin D yang Perlu Diwaspadai
Dilansir dari Medical News Today, vitamin D berfungsi membantu tubuh menyerap kalsium yang dibutuhkan untuk membangun, memelihara, dan memperbaiki tulang.
Vitamin D juga memainkan peran kunci dalam gerakan otot, sistem saraf, dan sistem kekebalan tubuh.
Kekurangan vitamin D sendiri dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.
Pada anak-anak, kekurangan vitamin D bisa menyebabkan mereka mengembangkan rakhitis.
Rakhitis adalah kondisi saat tulang melunak dan menjadi rentan terhadap patah tulang.
Sementara, pada orang dewasa, kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko osteomalacia dan osteoporosis yang mengakibatkan tulang lunak atau rapuh.
Kulit kita sebenarnya bisa menghasilkan vitamin D saat terkena sinar matahari.
Oleh sebab itu, jika kita menghabiskan sebagian besar waktu di dalam ruangan atau tinggal di dataran tinggi, kita mungkin perlu mendapatkan vitamin D dari makanan.
Sumber makanan yang mengandung vitamin D tinggi, termasuk ikan berlemak, minyak ikan, kuning telur, mentega, dan hati.
Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Vitamin D Tinggi
Namun sayangnya, mungkin sulit untuk mendapatkan vitamin D dalam jumlah yang cukup dari makanan saja. Untungnya, banyak produsen makanan telah menambahkan vitamin ini ke produk mereka, terutama susu, margarin, dan sereal sarapan.
Suplemen juga cukup umum dipilih orang-orang untuk mendukung pemenuhan kebutuhan vitamin D harian yang disarankan.
Jadi untuk mencegah gejala defisiensi, pastikan Anda untuk dapat mengonsumsi makanan tinggi vitamin D secara teratur, mendapatkan cukup sinar matahari, atau mengonsumsi suplemen.
Ketika hendak mengonsumsi suplemen, karena vitamin D larut dalam lemak, lebih baik memilih yang berbasis minyak atau mengonsumsinya dengan makanan yang mengandung sedikit lemak.
Merangkum Health Line, ada beberapa perbedaan vitamin D2 dan D3 yang bisa dipahami.
Berikut penjelasannya:
1. Vitamin D3 berasal dari hewan, vitamin D2 dari tumbuhan
Kedua bentuk vitamin D berbeda tergantung pada sumber makanannya.
Baca juga: 9 Bahaya Kekurangan Vitamin D
Vitamin D3 hanya ditemukan pada makanan sumber hewani, sedangkan vitamin D2 terutama berasal dari sumber nabati dan makanan yang diperkaya.
Sumber vitamin D3, termasuk:
Sedangkan, sumber vitamin D2, yakni:
Karena lebih murah untuk diproduksi, vitamin D2 lebih umum digunakan dalam makanan yang diperkaya.
Baca juga: Sudahi Perdebatan, Ini Waktu Berjemur yang Tepat Hasil Kajian Perdoski
2. Vitamin D3 terbentuk di kulit, vitamin D2 diproduksi oleh tanaman dan jamur yang terkena sinar matahari
Kulit kita dapat membuat vitamin D3 saat terkena sinar matahari.
Secara khusus, radiasi ultraviolet B (UVB) dari sinar matahari bisa memicu pembentukan vitamin D3 dari senyawa 7-dehydrocholesterol di kulit.
Proses serupa terjadi pada tanaman dan jamur, di mana sinar UVB mengarah pada pembentukan vitamin D2 dari ergosterol, senyawa yang ditemukan dalam minyak nabati.
Jika Anda secara teratur menghabiskan waktu di luar ruangan, berpakaian ringan dan tanpa tabir surya, Anda mungkin mendapatkan semua vitamin D yang Anda butuhkan.
Namun demikian, berhati-hatilah untuk tidak menghabiskan terlalu banyak waktu di bawah sinar matahari tanpa tabir surya. Ini sangat penting jika Anda memiliki kulit berwarna terang.
Bagaimanapun sunburns adalah faktor risiko utama untuk kanker kulit.
Baca juga: Dokter Sebut Ubah Warna Kulit Jadi Putih Bisa Picu Kanker Kulit
Tidak seperti vitamin D makanan, Anda tidak dapat mengalami overdosis pada vitamin D3 yang diproduksi di kulit Anda.
Jika tubuh Anda sudah cukup memperoleh vitamin D, kulit Anda hanya akan memproduksi vitamin ini dalam jumlah yang lebih sedikit.
Sementara banyak orang dilaporkan mendapatkan sangat sedikit sinar matahari. Ini karena mereka bekerja di dalam ruangan atau tinggal di negara yang tidak mendapat banyak sinar matahari selama musim dingin.
Jika ini berlaku untuk Anda, pastikan untuk secara teratur makan banyak makanan kaya vitamin D.
3. Vitamin D3 lebih efektif dalam meningkatkan status vitamin D
Vitamin D2 dan D3 tidak sama dalam hal meningkatkan status vitamin D dalam tubuh.
Keduanya secara efektif diserap ke dalam aliran darah. Namun, hati memetabolisme mereka secara berbeda.
Hati memetabolisme vitamin D2 menjadi 25-hidroksivitamin D2 dan vitamin D3 menjadi 25-hidroksivitamin D3. Kedua senyawa ini secara kolektif dikenal sebagai calcifediol.
Calcifediol adalah bentuk sirkulasi utama vitamin D dan kadarnya dalam darah mencerminkan simpanan nutrisi ini dalam tubuh Anda.
Baca juga: Waspada, Paparan Sinar UV dari Matahari Bisa Picu Kanker Kulit
Untuk alasan ini, dokter Anda dapat memperkirakan status vitamin D Anda dengan mengukur kadar kalsifikasi Anda,
Namun, vitamin D2 tampaknya menghasilkan lebih sedikit kalsifikasi daripada vitamin D3 dalam jumlah yang sama.
Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa vitamin D3 lebih efektif daripada vitamin D2 dalam meningkatkan kadar kalsifikasi dalam darah.
Misalnya, sebuah penelitian berjudul “Short and long-term variations in serum calciotropic hormones after a single very large dose of ergocalciferol (vitamin D2) or cholecalciferol (vitamin D3) in the elderly” yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism pada 2008 menemukan bahwa dosis tunggal vitamin D3 hampir dua kali lebih efektif daripada vitamin D2 dalam meningkatkan kadar kalsifikasi.
Jadi, jika Anda merasa perlu mengonsumsi suplemen vitamin D, pertimbangkan untuk lebih memilih vitamin D3.
Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi
4. Suplemen vitamin D2 cenderung memiliki kualitas lebih rendah
Para ahli telah mengemukakan kekhawatiran bahwa suplemen vitamin D2 mungkin memiliki kualitas yang lebih rendah daripada suplemen D3.
Faktanya, sebuah penelitian berjudul “The case against ergocalciferol (vitamin D2) as a vitamin supplement” yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition pada 2006 menemukan bahwa vitamin D2 lebih sensitif terhadap kelembaban dan fluktuasi suhu.
Untuk alasan ini, kualitas suplemen vitamin D2 mungkin lebih cenderung menurun seiring waktu.
Namun, apakah ini relevan dengan kesehatan manusia, belum diketahui. Selain itu, belum ada penelitian yang membandingkan stabilitas vitamin D2 dan D3 yang dilarutkan dalam minyak.
Jadi, sampai penelitian baru membuktikan sebaliknya, Anda tidak perlu khawatir tentang kualitas suplemen vitamin D2 Anda.
Cukup pastikan untuk menyimpan suplemen Anda dalam wadah tertutup, pada suhu kamar, di tempat yang kering, dan jauh dari sinar matahari langsung.
Sebagai informasi, jika Anda ingin mengonsumsi suplemen vitamin D, pastikan untuk tidak melebihi batas atas yang disarankan, yaitu 4.000 IU (100 mikrogram) per hari untuk orang dewasa.
Asupan vitamin D harian yang direkomendasikan pada orang dewasa sebenarnya rata-rata hanya 400-800 IU (10-20 mikrogram). Tetapi dosis tambahan mencapai sekitar 1.000-2.000 IU (25-50 mikrogram) vitamin D per hari dilaporkan masih bisa ditoleransi.
Baca juga: 5 Gejala Tubuh Kekurangan Vitamin D
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.