Mereka adalah kelompok yang masih berusia produktif, sering bekerja di area yang berisiko tinggi terpapar Covid-19, seperti di bar, restoran, sekolah, pusat penitipan anak, dan toko ritel.
Mahasiswa dapat terkena infeksi di kampus dan menyebarkan Covid-19 ketika mereka kembali ke rumah bertemu dengan anggota keluarga dapat menyebarkan virus yang menempel.
Mengutip data covid19.go.id terakhir pada 13 Desember 2021, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 secara nasional total 4.259.439.
Kasus dari orang dewasa berkontribusi:
Di usia 19-30 tahun berkontribusi sebesar 24,8 persen dari kasus nasional yang dilaporkan.
Di usia lebih dari 31-45 tahun berkontribusi sebesar 28,7 persen dari kasus nasional yang dilaporkan.
Baca juga: Minum Paracetamol setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Boleh atau Tidak?
Mengutip Surat Edaran Kementerian Kesehatan, ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang sangat berisiko apabila terpapar Covid-19.
Dalam beberapa waktu terakhir, dilaporkan sejumlah ibu hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19 mengalami gejala berat bahkan meninggal dunia.
Untuk melindungi ibu hamil dan bayinya dari infeksi Covid-19, Kementerian Kesehatan menganjurkan vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil.
Upaya pemberian vaksinasi Covid-19 dengan sasaran ibu hamil juga telah direkomendasikan oleh Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).
Mengutip Hopkins Medicine, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah merekomendasikan individu hamil dan menyusui, serta yang dalam program hamil untuk vaksinasi Covid-19.
Ibu hamil bergejala yang tertular Covid-19 lebih berisiko mengalami penyakit parah, komplikasi, dan kematian dibandingkan wanita tidak hamil.
Banyak ibu hamil memiliki kondisi medis yang menempatkan mereka pada peningkatan risiko lebih lanjut terhadap infeksi Covid-19.
CDC telah merilis data yang menunjukkan bahwa jumlah kematian tertinggi Covid-19 terkait pada orang hamil dalam satu bulan terjadi pada Agustus 2021.
Data juga menunjukkan bahwa 97 persen orang hamil dirawat di rumah sakit, baik karena sakit atau persalinan, dengan dikonfirmasi terinfeksi Covid-19 karena belum divaksinasi.
Jika vaksinasi setelah melahirkan dan masuk ke fase menyusui, ibu juga tidak perlu khawatir karena mengutip WHO tidak ada risiko dari vaksin Covid-19 yang akan membahayakan diri sendiri dan bayi.
Faktanya, antibodi yang didapat setelah suntik vaksin Covid-19 dapat ikut membantu melindungi bayi melalui ASI yang ia konsumsi.
Kementerian Kesehatan telah mengelaurkan rekomendasinya melalui Surat Edaran tentang Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 No HK.02.02/11/368/2021.
Sebelum divaksin ibu menyusui direkomendasikan untuk berkonsultasi tentang kondisi kesehatan dengan dokter/tenaga kesehatan terlebih dulu dan berada dalam kondisi fit untuk menerima vaksin Covid-19.
Baca juga: Benarkah Vaksin Covid-19 Berpengaruh Pada Kesuburan Pria?
Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Indonesia mengingatkan bahwa melindungi anak-anak dari Covid-19 menjadi hal penting.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan rekomendasi pembaruan terkait pemberian Vaksin Covid-19 (Coronavac) pada anak usia 6 tahun ke atas pada 4 November 2021.
Sebelumnya pada 28 Juni 2021, IDAI telah mengeluarkan rekomendasi vaksin Covid-19 untuk anak usia 12-17 tahun.
Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan rekomendasi vaksin Covid-19 untuk anak dikeluarkan karena anak juga dapat tertular virus corona dari orang lain di sekitarnya meski tanpa gejala.
Oleh karena itu, penting mengontrol secara teratur penularan dan transmisi Covid-19 di Indonesia.
Untuk memutus penularan timbal balik antara orang dewasa dan anak selain dengan upaya protokol kesehatan yang ketat, perlu dilakukan percepatan vaksinasi pada orang dewasa dan anak, terutama pada remaja dengan mobilitas tinggi.
Baca juga: Mengenal Vaksin Moderna, Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga untuk Nakes
Mengutip WHO, kasus Covid-19 menurut usia yang dilaporkan organisasi PBB dari 30 Desember 2019 hingga 25 Oktober 2021 menunjukkan bahwa:
Anak-anak di bawah usia 5 tahun berkontribusi 2 persen (1.890.756) dari kasus konfirmasi dan 0,1 persen (1.797) dari kematian global yang dilaporkan.
Anak-anak 5-14 tahun berkontribusi 7 persen (7.058.748) dari kasus konfirmasi dan 0,1 persen (1.328) dari kematian global yang dilaporkan.
Anak-anak 15-24 tahun berkontribusi 15 persen (14.819.320) dari kasus dikonfirmasi dan 0,4 persen (7.023) dari kematian global yang dilaporkan.