Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Vaksin Covid-19 Penting untuk Orang Dewasa maupun Anak-anak?

Kompas.com - 18/12/2021, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Kematian untuk semua usia kurang dari 25 tahun berkontribusi kurang dari 0,5 persen dari kematian global yang dilaporkan.

Mengutip data covid19.go.id terakhir pada 13 Desember 2021, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 secara nasional total 4.259.439.

Sementara, kasus anak-anak berkontribusi sebesar:

  • Di usia 0-5 tahun berkontribusi 2,9 persen dari kasus nasional yang dilaporkan.
  • Di usia 6-18 tahun berkontribusi sebesar 10,2 persen dari kasus nasional yang dilaporkan.

Mengutip data Kementerian Kesehatan yang diunggah di Twitter jumlah anak remaja (12-17 tahun) yang telah melakukan vaksinasi Covid-19 lengkap hingga 14 Desember 2021 sebanyak 15.776.901.

Baca juga: Sudah Ada Vaksin Covid-19, Haruskah Kita Mendapatkan Vaksin Flu?

Sementara, manfaat vaksin Covid-19 secara umum:

Ada beberapa makanan yang pantang dikonsumsi ibu hamil, seperti beberapa seafood yang mengandung merkuri tinggi.

1. Merangsang sistem kekebalan tubuh

Mengutip situs resmi Kementerian Kesehatan, vaksin Covid-19 yang terdiri dari berbagai produk biologi dan bagian dari virus yang sudah dilemahkan yang berfungsi merangsang sistem kekebalan pada tubuh seseorang.

Mengutip CDC, biasanya diperlukan waktu 2 minggu setelah vaksinasi bagi tubuh untuk membangun perlindungan (kekebalan) terhadap virus penyebab Covid-19.

terdapat bukti bahwa seseorang dapat membentuk sistem kekebalan tubuh untuk melawan Covid-19 lebih baik setelah vaksinasi lengkap.

Satu studi menunjukkan bahwa seorang penyintas Covid-19 yang tidak divaksin 2 kali lebih mungkin terinfeksi lagi dibanding orang yang telah divaksinasi.

2. Mengurangi risiko penularan

Mengutip Kementerian Kesehatan, tubuh seseorang yang telah disuntikkan vaksin Covid-19 akan merangsang antibodi untuk belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan tersebut.

Dengan demikian, tubuh akan mengenali ancaman Covid-19 dan mengurangi risiko terpapar.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI membuktikan bahwa vaksin mampu menurunkan risiko penularan Covid-19, serta mengurangi potensi rawat inap, dan kematian bagi tenaga kesehatan.

Studi ini dilakukan terhadap 71.455 tenaga kesehatan di DKI Jakarta meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum lainnya sepanjang periode Januari-Juni 2021.

Baca juga: Tidak Mengalami KIPI, Apakah Vaksin Covid-19 Tetap Bekerja?

3. Mengurangi dampak berat dari virus

Mengutip Kementerian Kesehatan, ketika sistem kekebalan tubuh telah mengenali Covid-19 dan tiba-tiba terinfeksi, maka dampaknya atau gejala dari virus tersebut tidak kuat karena akan mengalami pelemahan.

Mengutip Muhealth, penelitian perusahaan vaksin Johnson & Johnson, Modern, dan Pfizer membuktikan vaksinnya efektif dalam mencegah penyakit parah akibat Covid-19.

Uji klinis untuk vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna menunjukkan bahwa vaksin tersebut 100 persen efektif dalam mencegah seseorang menderita Covid-19 parah.

Vaksin Johnson & Johnson menunjukkan efektivitas 85 persen untuk mencegah seseorang mengalami penyakit Covid-19 parah.

Penelitian telah menunjukkan orang dengan vaksin sekalipun terinfeksi Covid-19 hanya akan menunjukkan gejala ringan hingga sedang, dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi.

Jadi, risiko seseorang mengalami rawat inap dan kematian karena Covid-19 hampir hilang setelah divaksinasi sepenuhnya.

Baca juga: Makanan yang Baik Dikonsumsi setelah Vaksin Covid-19

4. Mencapai kekebalan populasi (Herd Immunity)

Mengutip WHO, kekebalan populasi adalah perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika suatu populasi kebal baik melalui vaksinasi atau kekebalan yang dikembangkan melalui infeksi sebelumnya.

WHO mendukung pencapaian "kekebalan kawanan" melalui vaksinasi, bukan dengan membiarkan penyakit menyebar melalui segmen populasi mana pun, karena ini akan mengakibatkan kasus dan kematian yang membludak.

Kekebalan kelompok terhadap Covid-19 harus dicapai dengan melindungi orang melalui vaksinasi, bukan dengan memaparkan mereka pada patogen penyebab penyakit.

Misalnya, kekebalan kawanan terhadap campak membutuhkan sekitar 95 persen populasi untuk divaksinasi.

Sisanya 5 persen akan dilindungi oleh fakta bahwa campak tidak akan menyebar di antara mereka yang divaksinasi.

Mengutip CDC, seperti bayi baru lahir atau orang yang alergi terhadap vaksin Covid-19.

Mengutip Kementerian Kesehatan, semakin banyak individu yang melakukan vaksin Covid-19 di sebuah daerah atau negara, maka kekebalan populasi akan tercapai.

Pemerintah Indonesia menargetkan cakupan vaksinasi Covid-19 sebanyak 70 persen.

Cakupan tersebut dimaksudkan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.

Baca juga: Tentang Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga yang Harus Kamu Ketahui

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com