KOMPAS.com - Depresi tidak hanya bisa terjadi pada orang dewasa, tetapi juga pada anak-anak.
Mungkin tanda-tanda depresi pada anak tidak jauh beda dengan yang terjadi pada orang dewasa.
Mengitup NHS berikut tanda-tanda yang seringkali terjadi:
Baca juga: Mengapa Perempuan Mudah Alami Depresi daripada Pria?
Beberapa anak yang depresi juga mengalami:
Mengutip WebMD, anak bisa mulai menggunakan narkoba atau alkohol sebagai pelarian depresi, terutama mereka yang sudah berusia di atas 12 tahun.
Sementara mengutip CDC, pikiran anak untuk bunuh diri karena depresi ekstrem bisa saja muncul pada usia 10 tahun.
Depresi juga dapat menyebabkan seorang anak membuat masalah atau bertindak tidak terarah (sembarangan/sembrono), yang membuat orang lain salah paham dan melabelinya anak pemalas atau pembuat onar.
Oleh karenanya, orang dewasa harus hati-hati untuk menilai faktor penyebab seorang anak berperilaku buruk atau berubah perilaku cenderung negatif.
Baca juga: 4 Tanda Awal Depresi yang Harus Diwaspadai
Mengutip NHS, ada beberapa hal yang sering kali menjadi penyebab anak mengalami depresi, di antaranya:
Mengutip Healthline, kesehatan fisik anak dan ketidakseimbangan biokimia juga bisa menjadi penyebab anak mengalami depresi.
Terkadang depresi anak bisa dipicu oleh 1 peristiwa, seperti perpisahan orangtua, kehilangan, atau masalah dengan sekolah atau anak lain, sebagaimana dilansir dari NHS.
Seringkali juga depresi anak itu disebabkan oleh campuran berbagai hal dalam hidupnya.
Misalnya, anak mungkin memiliki kecenderungan untuk mengalami depresi dan juga mengalami beberapa peristiwa kehidupan yang sulit.
Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan saat Orang Terdekat Mengalami Depresi
Mengutip Healthline, orangtua harus mengambil langkah inisiatif untuk membantu anak keluar dari depresinya, sebelum terlalu jauh mempengaruhi perilaku dan masa depannya.
Langkah-langkah itu bisa sebagai berikut:
1. Bicara dengan anak
Meskipun mungkin sulit, cobalah untuk berbicara dengan anak Anda tentang apa yang mereka rasakan dan alami.
Ini akan membantu Anda memahami apa yang terjadi pada mental anak.
Beberapa anak akan terbuka dengan bercerita, tetapi ada sebagian lainnya tidak.
2. Membuat catatan
Jika anak tidak mau berbicara dengan Anda, buatlah catatan harian tentang perubahan dan tanda yang dapat diamati darinya.
Ini dapat membantu Anda menjelaskan kepada dokter dan dokter dapat melihat tren perilaku anak tersebut.
3. Bicara dengan dokter anak
Hal pertama yang dilakukan dokter anak biasanya mengecek kesehatan fisiknya untuk mencari tahu masalah yang menyebabkan depresi.
Pada langkah ini mungkin anak perlu melakukan tes darah dan pemeriksanaan fisik.
4. Mencari spesialis
Jika dokter anak yakin bahwa penyebab depresi pada anak Anda adalah masalah mental, maka ia akan merekomendasikan Anda ke spesialis, seperti psikolog, psikiater khusus anak.
Dokter-dokter tersebut dilatih untuk mengenali dan mengobati depresi masa kanak-kanak.
Baca juga: Ibu Baru, Kenali Beda Gejala Baby Blues dan Depresi Pascapersalinan
Mengutip WebMD, depresi bukanlah suasana hati yang mudah berlalu, yang akan hilang tanpa perawatan yang tepat.
Anak perlu dibawa ke dokter jika gejala depresinya sudah terlihat setidaknya selama 2 pekan.
Pilihan yang tepat untuk berkonsultasi ke dokter anak dan konseling ke profesional perawatan kesehatan mental yang bespesialisasi pada anak-anak.
Pemeriksaan ke dokter itu diperlukan untuk mendiagnosis dengan pasti depresi yang terjadi pada anak Anda.
Pemeriksaan kesehatan mental itu mencakup wawancara kepada orang tua atau pengasuh utamanya dan anak itu sendiri. Diikuti tes psikologis lainnya, seperti mengisi daftar pertanyaan (kuesioner).
Selain itu, informasi pribadi dari guru, teman bermain, dan teman sekelas, bisa sangat membantu untuk melihat konsistensi gejala depresi pada anak Anda.
Apakah ia menunjukkan gejala yang sama di berbagai aktivitas dan terdapat perubahan yang nyata terhadap perilakunya?
Dalam konseling tersebut terkadang bisa terungkap juga masalah kesehatan mental yang berkontribusi terhadap depresi anak, seperti ADHD (gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas), gangguan perilaku, atau OCD (gangguan obsesif-kompulsif).
Baca juga: 10 Tanda Depresi yang Sering Kali Tidak Disadari
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.