Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/12/2021, 09:00 WIB
Xena Olivia,
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Middle East Respiratory Syndrome (MERS) atau juga disebut flu arab atau flu unta adalah penyakit yang mempengaruhi sistem pernapasan.

Penyakit ini disebabkan oleh virus (coronavirus) yang disebut MERS-CoV.

Virus ini menyebabkan penyakit pernapasan ringan hingga sedang.

Baca juga: Sama-sama Virus Corona: Perbedaan SARS, MERS, dan Pneumonia Wuhan

Tetapi dalam beberapa kasus gejalanya parah dan dapat menyebabkan kematian.

Sebagian besar pasien MERS yang tercatat mengalami penyakit pernapasan parah dengan gejala demam, batuk, dan sesak napas.

Melansir CDC, sekitar 3 atau 4 dari setiap 10 pasien yang dilaporkan dengan MERS telah meningggal.

Penyebab

Virus MERS berasal dari virus MERS-CoV yang terutama menyebar dari hewan ke manusia.

Virus telah ditemukan pada unta dan paparan unta merupakan faktor risiko MERS.

Virus ini dapat menyebar di antara orang-orang yang melakukan kontak dekat. Hal ini termasuk petugas kesehatan yang merawat orang dengan MERS.

Masa inkubasi virus ini belum diketahui secara pasti.

Masa inkubasi rata-rata adalah sekitar 5 hari, tetapi ada kasus yang terjadi antara 2 hingga 14 hari setelah terpapar.

Gejala

Gejala MERS dapat berkisar dari ringan hingga berat. Dalam beberapa kasus, MERS mungkin tidak menimbulkan gejala.

Ini membuat terdapat kemungkinan orang dengan infeksi MERS tidak didiagnosis dengan tepat.

Namun paling sering, gejala MERS bisa dimulai dalam waktu satu hingga dua minggu setelah terinfeksi virus.

Baca juga: Mengenal Coronavirus yang Diduga Biang Wabah Pneumonia di China

Gejala paling sering mulai sekitar 5 hari setelah terpapar virus, tetapi bisa terjadi hingga 14 hari kemudian.

Gejala yang lebih umum termasuk:

  • sesak napas
  • demam
  • panas dingin
  • batuk dengan atau tanpa darah
  • pilek
  • sakit tenggorokan
  • sakit dan nyeri otot dan perut
  • muntah
  • diare.

Dalam kasus yang lebih parah, pasien mungkin dapat secara cepat mengembangkan pneumonia.

Mereka juga mungkin dapat mengalami gagal napas, kerusakan ginjal, demam tinggi, dan bahkan kematian.

Segera temui dokter jika mengalami gejala, apalagi jika melakukan perjalanan daerah Timur Tengah atau melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi dengan virus ini.

Diagnosis

Dokter akan bertanya terkait riwayat kesehatan, juga menanyakan kemungkinan pasien terpapar MERS serta jika pasien sempat melakukan perjalanan tertentu.

Karena gejala MERS mirip dengan gejala penyakit lain, dokter juga mungkin akan melakukan beberapa tes untuk memastikan diagnosisnya.

Baca juga: Coronavirus

Beberapa tes lain yang dapat membantu dokter membuat diagnosis, yaitu:

  • rontgen dada
  • tes darah
  • swab hidung atau tenggorokan 
  • kultur tinja
  • kultur dahak

Perawatan

Belum ditemukan obat khusus untuk MERS. Namun, perawatan dapat dilakukan untuk membantu mendukung tubuh dalam melawan penyakit.

Teknik ini disebut sebagai perawatan suportif.

Perawatan suportif mungkin termasuk:

  • obat nyeri: termasuk asetaminofen dan ibuprofen untuk membantu meringankan rasa sakit dan meredakan demam
  • istirahat di tempat tidur: untuk membantu melawan penyakit

Perawatan selama sakit parah dapat meliputi:

  • cairan IV: diberikan melalui pembuluh darah untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi
  • oksigen: oksigen tambahan atau ventilasi bantuan dapat diberikan untuk menjaga tubuh tetap terjaga
  • obat vasopresor: membantu meningkatkan tekanan darah yang terlalu rendah akibat syok.

Baca juga: Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Kita Terpapar Virus Corona

Komplikasi

Dalam beberapa kasus, MERS dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang lebih parah. Komplikasi dapat mencakup:

  • Infeksi paru-paru (pneumonia)
  • Kegagalan pernapasan (pernapasan) dan kebutuhan akan mesin pernapasan (ventilator)
  • Gagal ginjal dan organ lainnya
  • Infeksi yang meluas dan tekanan darah rendah (syok septik).

Komplikasi parah ini dapat menyebabkan kematian akibat MERS.

Pencegahan

Jika berencana untuk bepergian ke salah satu negara di mana terdapat MERS, Centers for Disease Control Prevention (CDC) menyarankan untuk mengambil langkah-langkah berikut untuk mencegah MERS:

  • sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air, setidaknya selama 20 detik. Gunakan pembersih tangan berbasis alkohol jika sabun dan air tidak tersedia
  • tutup hidung dan mulut dengan tisu saat batuk atau bersin, lalu buang ke tempat sampah
  • hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci
  • hindari kontak pribadi, seperti berciuman atau berbagi peralatan makan dan mandi dengan orang sakit
  • bersihkan dan disinfeksi permukaan serta benda yang sering disentuh banyak orang, seperti gagang pintu
  • Jika bersentuhan dengan hewan, terutama unta, cuci tangan sampai bersih.

Baca juga: Lawan Virus Corona, Begini Langkah Mencuci Tangan yang Benar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau