KOMPAS.com - Rambut terkadang bisa jadi jendela kondisi kesehatan tubuh kita. Rambut rontok terkadang bisa jadi gejala suatu penyakit.
Dilansir dari Penn Medicine, kulit kepala kita biasanya memiliki sekitar 100.000 helai rambut.
Dari jumlah tersebut, apabila rambut rontok 100 helai per hari umumnya masih dianggap normal.
Namun, Anda perlu waspada apabila rambut rontok sampai lebih ambang batas normal tersebut. Terlebih jika sampai memicu kebotakan. Simak beberapa kemungkinan penyebab rambut rontok berikut.
Baca juga: Penyebab Rambut Rontok Setelah Melahirkan dan Cara Mengatasinya
Ada banyak kemungkinan penyebab rambut rontok bisa jadi gejala penyakit apa saja. Menurut American Academy of Dermatology Association, berikut beberapa di antaranya:
Alopecia areata adalah penyakit autoimun yang memengaruhi folikel atau kantong kelenjar rambut.
Penderita penyakit ini biasanya merasakan rambut rontok di setiap bagian tubuh, termasuk kepala, bulu hidung, bulu teling, bulu mata, sampai alis.
Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah gangguan hormon yang menyebabkan kista muncul di ovarium wanita.
Salah satu gejala PCOS pada wanita yakni rambu rontok sampai rambutnya terlihat tipis.
Infeksi jamur atau bakteri yang menyerang kulit kepala dapat menyebabkan rambut rontok, area kulit kepala yang terinfeksi bersisik, dan kulit terdampak mengalami peradangan.
Selain rambut rontok, penderita infeksi kulit kepala tak jarang juga mengalami kebotakan. Namun, begitu akar masalah kesehatan ini diobati, rambut rontok dapat sembuh dan rambut kembali tumbuh.
Psoriasis tak hanya muncul di kulit tubuh, tapi juga bisa menyerang kulit kepala dan menyebabkan rambut rontok.
Selain itu, gejala psoriasis lainnya yakni kulit mudah berjerawat dan siklus haid tidak normal.
Baca juga: 10 Cara Mengatasi Rambut Rontok secara Alami, Obat, dan Perawatan
Jaringan parut alopecia dapat terbentuk ketika peradangan merusak folikel rambut. Setelah folikel rambut rusak, rambut rontok biasanya susah tumbuh lagi.
Untuk mencegah kebotakan terkait jaringan parut alopecia, sebaiknya segera konsultasika ke dokter jika ada peradangan di kulit kepala.
Terkadang, rambut rontok juga bisa jadi gejala penyakit infeksi menular seksual yang tidak diobati.
Namun, umumnya rambut rontok terkait infeksi menular seksual bisa kembali tumbuh setelah penyakit diobati sampai tuntas.
Gangguan pada kelenjar tiroid juga bisa menyebabkan rambut rontok berlebihan.
Beberapa penderita bahkan mendapati rambut rontoknya sampai memenuhi sisir setelah rambut disisir.
Baca juga: 6 Tips Mengatasi Rambut Rontok, Tak Cukup Pakai Sampo
Di luar masalah kesehatan atau penyakit, rambut rontok juga bisa dipengaruhi kondisi tertentu, seperti:
Baca juga: Masturbasi Penyebab Rambut Rontok, Mitos atau Fakta?
Penyebab rambut rontok umumnya tidak berbahaya. Tapi, Anda perlu waspada apabila rambut rontok:
Jika muncul beberapa tanda di atas, segera konsultasikan ke dokter. Bisa jadi penyebab rambut rontok gejala suatu penyakit yang sudah dijabarkan di atas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.