Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Kepala Hebat Mendadak, Waspadai Pendarahan Intraserebal

Kompas.com - 21/01/2022, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Pendarahan intraserebral (intracerebral hemorrhage) adalah pendarahan tiba-tiba di dalam jaringan otak yang ditandai dengan sakit kepala hebat.

Mengutip Healthline, pendarahan intraserebral (intracerebral hemorrhage/ICH) ini adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan pertolongan segera.

Kondisi pendarahan intraserebral lebih serius dari pada stroke iskemik, yang terjadi ketika pembuluh darah ke otak tersumbat oleh gumpalan.

Mengutip Cleveland Clinic, intracerebral hemorrhage adalah pendarahan ini terjadi di lobus, pons (batang otak), dan otak kecil.

Pendarahan bisa terjadi di mana saja di dalam jaringan otak itu sendiri, termasuk batang otak.

Baca juga: 8 Akibat Pendarahan Otak yang Perlu Diwaspadai

Apa yang terjadi pada otak ketika terjadi pendarahan dalam kepala?

Mengutip Cleveland Clinic, karena otak tidak dapat menyimpan oksigen, otak bergantung pada serangkaian pembuluh darah untuk memasok oksigen dan nutrisi.

Ketika terjadi pendarahan otak, oksigen mungkin tidak lagi dapat mencapai jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh yang bocor atau pecah ini.

Ketika suatu pendarahan mengganggu aliran darah di sekitar atau di dalam otak, akibatnya terjadi kekurangan oksigen selama lebih dari 3-4 menit dan sel-sel otak mati.

Sel-sel saraf yang terpengaruh dan fungsi terkait yang mereka kendalikan juga bisa rusak.

Baca juga: Pendarahan Otak Bisa Menyebabkan Kematian, Cegah dengan Cara Berikut

Gejala pendarahan intraserebral

Mengutip Healthline, gejala pendarahan otak meliputi:

  1. Sakit kepala parah yang timbul secara tiba-tiba.
  2. Kelemahan mendadak, kesemutan, atau kelumpuhan di wajah, lengan, atau kaki, terutama jika itu terjadi hanya pada satu sisi tubuh.
  3. Kesulitan menelan.
  4. Masalah dengan penglihatan di satu atau kedua mata.
  5. Kehilangan keseimbangan dan koordinasi.
  6. Masalah dengan keterampilan bahasa (membaca, menulis, berbicara, memahami).
  7. Mual dan muntah.
  8. Apatis, mengantuk, lesu, kehilangan kesadaran.
  9. Linglung dan delirium.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Pendarahan Otak

Penyebab pendarahan intraserebral

Mengutip Healthline, penyabab pendarahan intraserebral paling umum adalah individu mengalami tekanan darh tinggi.

Pada individu usia muda, penyebab umumnya adalah terjadi pembentukan pembuluh darah yang tidak normal di otak.

Penyebab lainnya dari pendarahan intraserebral, adalah:

  1. Cedera atau trauma kepala: disebabkan oleh jatuh, kecelakaan mobil, kecelakaan olahraga atau jenis pukulan lain di kepala.
  2. Aneurisma serebral yang pecah: titik lemah di pembuluh darah yang pecah.
  3. Malformasi arteriovenosa: pengelompokan pembuluh darah yang cacat di otak yang mengganggu aliran darah normal.
  4. Penggunaan pengencer darah: gangguan pendarahan atau pengobatan dengan terapi antikoagulan.
  5. Tumor berdarah: tumor otak yang menekan jaringan otak menyebabkan pendarahan.
  6. Penggunaan kokain atau metamfetamin: yang dapat menyebabkan hipertensi berat dan menyebabkan perdarahan.
  7. Gangguan pendarahan: misalnya, hemofilia atau anemia sel sabit.

Siapa pun dapat memiliki pendarahan otak, tetapi risiko meningkat seiring bertambahnya usia.

Menurut Mayfield Clinic, pria memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi terserang pendarahan otak dari pada wanita.

Orang paruh baya keturunan Jepang atau Afrika-Amerika juga lebih berisiko terkena pendarahan otak.

Baca juga: Pendarahan Otak, Apa Bisa Sembuh?

Cara mencegah pendarahan intraserebral

Mengutip Healthline, kita dapat mengurangi kemungkinan pendarahan otak dengan:

  • Tidak merokok
  • Mengobati penyakit jantung
  • Mengobati darah tinggi
  • Menjaga diabetes tetap terkendali
  • Menjaga pola hidup sehat

Bagaimana pendarahan intraserebral diobati?

Mengutip Healthline, pembedahan dapat mengurangi tekanan pada otak dan memperbaiki arteri yang robek.

Obat-obatan tertentu dapat membantu mengelola gejala, seperti obat penghilang rasa sakit untuk meredakan sakit kepala parah.

Obat-obatan mungkin juga diperlukan untuk mengontrol tekanan darah.

Jika dokter menentukan bahwa Anda berisiko mengalami kejang, Anda mungkin perlu mengonsumsi obat antiepilepsi.

Perawatan jangka panjang akan diperlukan untuk mengatasi gejala yang disebabkan oleh kerusakan otak Anda.

Tergantung pada gejala Anda, perawatan mungkin termasuk terapi fisik dan bicara untuk membantu memulihkan fungsi otot atau meningkatkan komunikasi.

Terapi okupasi dapat membantu Anda mendapatkan kembali keterampilan dan kemandirian tertentu dengan berlatih dan memodifikasi aktivitas sehari-hari.

Baca juga: 15 Gejala Pendarahan Otak yang Perlu Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau