KOMPAS.com - Bagi sebagian orang jeroan adalah makanan yang paling nikmat, seperti babat, usus, jantung, paru, lidah, limpa, ginjal hingga otak.
Di Indonesia, jeroan umum diolah menjadi berbagai masakan yang menggugah selera, seperti babat gongso, sate buritan, balado ati ampela, gulai otak, dan masih banyak lagi.
Namun, apakah sering makan jeroan bisa memicu kadar kolesterol tinggi?
Mengutip Healthline, makan jeroan bisa memicu kenaikan kadar kolesterol dalam darah seseorang yang sensitif terhadap kolesterol dan mengkonsumsinya secara berlebihan.
Mengutip Kementerian Kesehatan, kolesterol total diklasifikasikan tinggi saat lebih dari 240 mg/dL dan baiknya kurang dari 200 mg/dL.
Kolesterol total merupakan gabungan dari jumlah kolesterol baik (HDL), kolesterol jahat (LDL), dan trigliserida dalam setiap desiliter darah.
Baca juga: 4 Jenis Olahraga Ini Ampuh Turunkan Kolesterol Jahat
Mengutip Healthline, jeroan kaya akan kolesterol.
Mengutip Kementerian Kesehatan, dalam 10 gram otak sapi kandungan kolesterol bisa sampai 2.500 mg.
Sedangkan, di dalam 100 gram hati setidaknya terdapat kandungan kolesterol 564 mg atau terdapat 188 persen dari konsumsi kolesterol harian.
Dalam 1 ons hati yang diolah menjadi masakan setidaknya mengandung 311 mg kolesterol.
Sehingga, Kementerian Kesehatan menyarankan untuk tidak mengkonsumsi jeroan secara berlebihan.
Terutama untuk individu yang sudah terindikasi memiliki kadar kolesterol jahat yang tinggi.
Kolesterol adalah zat lilin yang ditemukan dalam darah.
Mengutip Healthline, kolesterol sudah secara alami diproduksi oleh hati, di mana hati mengatur jumlah kolesterol dalam tubuh sesuai dengan asupan makanan.
Saat individu makan makanan berkolesterol, hati merespons dengan memproduksi lebih sedikit kolesterol.