KOMPAS.com- Masturbasi adalah aktivitas seksual yang normal dan sehat dengan sedikit efek samping.
Masturbasi dilakukan ketika seorang individu merangsang alat kelamin mereka untuk kesenangan seksual.
Beberapa orang percaya bahwa masturbasi dapat menyebabkan disfungsi ereksi, tetapi apakah hal ini benar adanya?
Melansir dari Medical News Today, masturbasi dapat menyebabkan disfungsi ereksi merupakan sebuah mitos belaka.
Masturbasi adalah hal yang alami dan tidak mempengaruhi kualitas atau frekuensi ereksi.
Masturbasi bahkan memiliki manfaat kesehatan.
Baca juga: Masturbasi Bisa Pengaruhi Ukuran Penis, Mitos atau Fakta?
Menurut Planned Parenthood, masturbasi dapat membantu melepaskan ketegangan, mengurangi stres, dan membantu tidur.
Seseorang mungkin tidak bisa ereksi segera setelah masturbasi.
Kondisi ini disebut periode refrakter pria dan tidak sama dengan disfungsi ereksi.
Masa refrakter pria adalah masa pemulihan sebelum pria bisa ereksi lagi setelah ejakulasi.
Namun, kesulitan mendapatkan dan mempertahankan ereksi baik saat masturbasi atau saat berhubungan seks mungkin merupakan tanda dari kondisi lain.
Usia adalah prediktor disfungsi ereksi yang paling signifikan.
Baca juga: Apakah Masturbasi Memengaruhi Siklus Haid?
Disfungsi ereksi umum terjadi pada pria berusia di atas 40 tahun, dengan sekitar 40 persen terpengaruh sampai tingkat tertentu.
Faktor risiko lain untuk disfungsi ereksi meliputi:
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masturbasi tidak menyebabkan disfungsi ereksi, tetapi banyak masalah kesehatan yang mendasari seseorang mengalami disfungsi ereksi.
Jika seseorang mengalami masalah disfungsi ereksi, segera hubungi dokter untuk mengetahui penyebabnya sehingga mendapat penanganan yang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.