Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Makanan Mentah yang Berisiko Penyakit, dari Kentang hingga Telur

Kompas.com - 23/02/2022, 16:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Kacang merah mentah mengandung racun alami yang disebut fitohemaglutinin (phytohemagglutinin).

Fitohemaglutinin dapat menyebabkan masalah pencernaan yang tidak menyenangkan dan gejala yang mirip dengan keracunan makanan.

Mengutip BPOM, gejala keracunan yang ditimbulkan antara lain:

  • Mual
  • Muntah
  • Nyeri perut yang diikuti diare.

Baca juga: Kata Ahli tentang Makanan Pantangan untuk Penderita Kanker

5. Susu

Mengutip The Healthy, susu mentah juga berisiko penyakit untuk dikonsumsi.

Susu mentah adalah susu yang berasal langsung dari sapi, tanpa dipasteurisasi.

Susu mentah berbahaya karena dapat mengandung bakteri, seperti E coli dan Salmonella.

Menurut FDA, susu mentah 150 kali lebih mungkin menyebabkan penyakit bawaan makanan dari pada produk susu lainnya.

6. Kecambah

Mengutip The Healthy, kecambah mentah mengandung bakteri berbahaya, seperti

  • E coli
  • Salmonella
  • Listeria.

Kecambah tumbuh dalam kondisi hangat dan lembab di mana bakteri tersebut berkembang biak.

Oleh karena itu, kita harus berusaha membeli kecambah sesegar mungkin. Lebih baik membelinya secara lokal atau dari pasar petani.

Setelah itu, dicuci bersih dan dimasak dahulu untuk dikonsumsi.

Baca juga: 3 Makanan yang Pas untuk Lidah Terasa Pahit saat Sakit

7. Tepung

Mengutip Eat This, CDC mengidentifikasi tepung mentah memiliki potensi berbahaya bagi kesehatan.

Sebab, tepung mentah bisa bersentuhan dengan patogen, seperti E coli, yang hanya dapat dihilangkan dengan memasaknya.

Sehingga, makan adonan kue atau resep tepung lainnya yang belum melalui proses memasak itu berisiko penyakit.

CDC menyarankan agar semua makanan yang mungkin mengandung tepung mentah dihindari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com