Ada 3 jenis kekebalan tubuh pada manusia yang disebut bawaan, adaptif, dan pasif:
Mengutip Medline Plus, perlindungan yang kita bawa sejak lahir, yang merupakan garis pertahanan pertama tubuh kita.
Imunitas bawaan termasuk penghalang, seperti kulit dan selaput lendir.
Mengutip Medline Plus, dikenal juga kekebalan adaptif, yang berkembang ketika kita terinfeksi atau divaksinasi terhadap zat asing.
Imunitas aktif untuk banyak penyakit bisa bertahan seumur hidup, karena sistem imun kita mengumpulkan ingatan tentang berbagai patogen yang menyerang sebelumnya (memori imunologis).
Mengutip Medline Plus, ketika kita menerima antibodi terhadap suatu penyakit alih-alih membuatnya melalui sistem imun kita sendiri.
Misalnya, bayi yang baru lahir memiliki antibodi dari ibu mereka.
Orang juga bisa mendapatkan imunitas pasif melalui produk darah yang mengandung antibodi.
Jenis imunitas ini memberi kita perlindungan segera, tapi hanya berlangsung beberapa minggu atau bulan.
Mengutip Medical News Today, imunisasi adalah cara mengenalkan antigen atau patogen yang dilemahkan kepada sistem imun kita.
Sehingga kita tidak menjadi sakit, tetapi masih menghasilkan antibodi karena tubuh menyimpan salinan antibodi.
Kita akan terlindungi jika ancaman itu muncul kembali di kemudian hari.
Baca juga: 6 Kebiasaan yang Dapat Menurunkan Imun Tubuh
Karena sistem kekebalan tubuh sangat kompleks, ada banyak kemungkinan terjadi gangguan.
Mengutip Medical News Today, jenis gangguan kekebalan tubuh dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
Gangguan ini muncul ketika satu atau lebih bagian dari sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi.
Defisiensi imun dapat disebabkan oleh:
AIDS adalah contoh dari defisiensi imun yang didapat.
Dalam beberapa kasus, defisiensi imun dapat diturunkan, misalnya, pada penyakit granulomatosa kronis di mana fagosit tidak berfungsi dengan baik.
Gangguan ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh secara keliru menargetkan sel-sel sehat, yang bukan patogen asing atau sel yang rusak.
Penyakit autoimun termasuk:
Gangguan ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan dengan cara yang merusak jaringan sehat.
Contohnya, syok anafilaksis, di mana tubuh merespon alergen dengan sangat kuat, sehingga dapat mengancam jiwa.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Benarkah Masturbasi Dapat Meningkatkan Imun?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.