KOMPAS.com - Kesibukan yang tiada henti membuat kita menjadi tidak punya waktu untuk memasak makanan sendiri. Promo yang lewat di media sosial turut menggoda kita untuk memesan makanan dari luar.
Jika malas untuk pergi ke restoran, layanan pesan antar pun menjadi solusinya.
Memesan makan siap saji memang menawarkan kenyamanan. Bukan hanya karena rasanya yang enak dan harganya yang terjangkau, fast food juga menghemat waktu dan tenaga.
Baca juga: 5 Hal yang Terjadi Jika Kamu Sering Makan Junk Food
Namun, terlalu banyak mengonsumsi fast food dapat memberikan efek buruk pada kemampuan otak.
Mulai dari terganggunya sistem saraf yang mengatur fungsi-fungsi hingga terganggunya kesehatan mental.
Dilansir dari jurnal Zeichen, studi membuktikan adanya keterkaitan antara gizi buruk akibat konsumsi fast food dengan gangguan perilaku, buruknya status kognitif, dan banyak gangguan fungsi di kehidupan sehari-hari orang dewasa.
Jurnal tersebut juga mengatakan bahwa makanan yang mengandung lemak dapat meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif saat di usia lanjut.
Mengonsumsi makan berlemak menjadi salah satu faktor penyebab munculnya kepikunan dini.
Tidak hanya memengaruhi orang dewasa, keseringan mengonsumsi fast food dan minuman bersoda dapat menyebabkan beberapa penyakit kejiwaan, seperti gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas pada anak-anak.
Anak-anak cenderung akan lebih sensitif, suasana hati yang cepat berubah-ubah, mudah marah, cepat kehilangan fokus, dan sering lupa.
Baca juga: Junk Food Bikin Rentan Depresi, Kok Bisa?
Dampak buruk fast food pada otak lainnya: