KOMPAS.com - Cacingan adalah penyakit infeksi parasit yang dapat menyerang kulit, otot, paru-paru, atau saluran pencernaan.
Dikutip dari laman resmi Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, cacingan rentan menyerang anak-anak usia 5—14 tahun.
Penyakit ini apabila tidak segera diatasi bisa membuat anak kekurangan nutrisi, anemia, atau dalam kasus parah bisa sampai menurunkan kecerdasan.
Sebelum mengenali beberapa cara mengatasinya, kenali dulu beberapa penyebab dan gejala cacingan pada anak.
Baca juga: 7 Penyebab Obesitas pada Anak, Bukan Hanya Pola Makan Tak Sehat
Ada beberapa jenis cacing yang bisa menginfeksi dan mengganggu kesehatan, antara lain:
Cacing kremi atau dikenal dengan cacing kerawit adalah jenis cacing yang paling sering menginfeksi anak-anak.
Cacing ini biasanya menginfeksi organ usus. Infeksi cacing kremi biasanya melalui telur cacing yang tak sengaja menempel di jari anak saat bermain.
Telur cacing kremi dapat bertahan di kulit anak dalam hitungan jam sampai tiga minggu pada pakaian, mainan, sampai tempat tidur.
Apabila telur cacing yang menempel di kulit jari anak masuk ke dalam mulut, maka telur cacing akan ikut masuk, cacing berbiak, dan menginfeksi anak.
Baca juga: Batuk dan Pilek pada Anak Gejala Covid-19 atau Bukan? Ini Kata Dokter
Cacing gelang adalah cacing yang dapat menginfeksi manusia atau binatang, termasuk anak-anak.
Cacing ini dapat masuk ke tubuh, hidup di usus besar, serta mampu berpindah ke organ lain seperti paru-paru.
Cacing pita dapat ditemukan pada hewan seperti sapi atau babi. Cacing ini bisa masuk ke tubuh dan menginfeksi ketika daging tidak dimasak sempurna.
Selain itu, cacing pita juga bisa masuk ke tubuh lewat kontak dengan air dan tanah yang terkontaminasi dengan kotoran BAB yang mengandung telur atau larva cacing ini.
Cacing pita dapat menyerang organ seperti otot, kulit, jantung, mata, dan otak.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Pneumonia pada Anak
Ada beberapa gejala cacingan pada anak yang perlu diwaspadai para orangtua, antara lain: