Mengutip Verywell Health, tinju adalah salah satu biangnya cabang olahraga yang berpotensi tinggi mengakibatkan seseorang mengalami gegar otak.
Pada dasarnya, satu-satunya cara yang dijamin untuk memenangkan pertarungan tinju adalah dengan lawan mengalami gegar otak (knock out).
Penelitian tentang petinju amatir menunjukkan bahwa KO bukanlah satu-satunya faktor risiko gegar otak.
Pukulan berulang ke kepala juga dapat menyebabkan gegar otak, bahkan jika tidak begitu bisa mengakibatkan pemain tinju kehilangan kesadaran akut.
Jika seorang petinju tidak tersingkir dalam pertandingan, itu artinya ia perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk dipukul.
Mengutip Verywell Health, gulat adalah olahraga individu (non-tim) dengan tingkat gegar otak tertinggi.
Baca juga: 8 Nutrisi Penting untuk Mendukung Perkembangan Otak Janin
Mengutip Verywell Health, setiap orang dapat mengalami gegar otak non-olahraga karena sejumlah alasan, seperti:
Di luar arena olahraga, faktor risiko tertinggi seseorang mengalami gegar otak adalah perang dalam militer.
Sehingga umumnya, prajurit memiliki akses ke tenaga medis sebelum dan sesudah gegar otak, yang memungkinkan penilaian mendalam, serta penilaian dasar pra-gegar otak.
Penilaian tersebut membantu diagnosis gegar otak setelah cedera.
Selain itu, faktor risiko lain dari non-olahraga adalah terkait genetika.
Wanita mungkin memiliki ambang batas yang lebih rendah untuk cedera gegar otak dari pada pria dalam data olahraga dan militer.
Penelitian juga menunjukkan bahwa mungkin ada beberapa faktor genetik yang dapat mempengaruhi kerentanan terhadap gegar otak dan perbedaan dalam pemulihan penyakit tersebut.
Baca juga: Penyebab dan Faktor Risiko Lumpuh Otak pada Anak
Mengutip Cleveland Clinic, tanda-tanda gegar otak bisa muncul secara fisik, mental, dan emosional.
Berikut tanda-tanda gegar otak yang paling umum:
Mengutip Mayo Clinic, gejala amnesia biasanya termasuk melupakan peristiwa yang menyebabkan seseorang itu mengalami gegar otak.
Baca juga: Jenis Cacat Otak Bawaan pada Bayi yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.