KOMPAS.com - Puasa tidak menjamin penurunan berat badan, justru tidak sedikit orang mengalami berat badan naik setelah menjalani puasa Ramadhan.
Mengutip Pop Sugar, banyak orang menemukan manfaat dari puasa, termasuk mencegah penyakit, perbaikan pencernaan, mengurangi kembung hingga menurunkan berat badan.
Namun, untuk menurunkan berat badan tidak terlalu diyakini oleh para ahli.
Berikut ada beberapa kesalahan dalam berpuasa yang justru bisa membuat berat badan naik:
Baca juga: 8 Makanan yang Baik Dikonsumsi Agar Tidak Mudah Haus saat Puasa
Mengutip Pop Sugar, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa puasa dapat bermanfaat untuk menurunkan berat badan, tetapi bisa juga sebaliknya.
Whitney English Tabaie, ahli gizi terdaftar dan bersertifikat NASM mengatakan bahwa jika kita makan berlebihan selama buka puasa justru dapat membuat berat badan naik.
Puasa dapat menurunkan berat badan karena waktu makan dan kecenderungan jumlah asupan kalori yang dimakan berkurang.
Namun jika jumlah asupan kalori sehari saat buka puasa sama besarnya atau bahkan lebih besar dari hari biasa, maka yang terjadi adalah berat badan naik.
Tabaie meyakini puasa untuk menurunkan berat badan tidak berlaku untuk semua orang, karena adanya kebiasaan melampiaskan rasa lapar saat waktu berbuka tiba.
Ia menyebutnya sebagai "pesta makan berlebihan", yang efeknya kontraproduktif dengan upaya penurunan berat badan.
Baca juga: 5 Cara Menambah Berat Badan saat Puasa yang Aman dan Sehat
Memastikan cukup makan sahur dan buka puasa adalah hal yang baik untuk puasa Ramadhan kita ideal.
Mengutip Pop Sugar, ahli diet terdaftar Leslie Langevin mengatakan bahwa jika asupan makan saat jeda puasa tidak terpenuhi dapat mendorong kita melakukan makan berlebihan di saat berbuka.
Jika itu berlangsung menjadi sebuah siklus sepanjang periode puasa Ramadhan, maka dapat menyebabkan berat badan naik.
Mengutip buku "Resep Praktis; Sehat dan Fit Selama Berpuasa" (2016) oleh Yunita Indah Prasetyaningrum, SGz, MPH, makan sahur mencukupi 40 persen kebutuhan energi kita saat menjalankan puasa.
Prinsipnya, saat makan sahur adalah pilih makanan yang dicerna tubuh dalam waktu lama (lambat) atau tidak cepat diubah menjadi glukosa darah, yaitu karbohidrat kompleks.
Karbohidrat kompleks, contohnya:
Sementara, sebanyak 60 persen kebutuhan energi tubuh ahrus dipenuhi dari makanan saat buka puasa.
Saat buka puasa kita perlu mengkonsumsi karbohidrat sederhana yang mengandung nutrisi, seperti kurma.
Karbohidrat sederhana ada baiknya untuk dikonsumsi karena tubuh butuh makanan ringan yang mudah diserap, sehingga tidak membebani dan mengejutkan sistem pencernaan setelah seharian puasa.
Makanan berat disarankan dokonsumsi setelah shalat maghrib, seperti makanan mengandung karbohidrat kompleks.
Baca juga: 7 Cara Menurunkan Berat Badan saat Puasa
Saat sahur dan buka puasa penting untuk memenuhi asupan protein untuk dapat mencegah rasa lapar.
Mengutip WebMD, protein dalam tubuh penting untuk membantu proses ketosis yang berlangsung selama puasa.
Ketosis terjadi ketika tubuh kehabisan karbohidrat untuk dibakar menjadi energi.
Mengutip Healthline, protein berperan memasok hati dengan asam amino yang dapat digunakan untuk glukoneogenesis atau membuat glukosa.
Hati menyediakan glukosa untuk beberapa sel dan organ dalam tubuh kita yang tidak dapat menggunakan keton sebagai bahan bakar, seperti:
Selain itu, asupan protein harus cukup tinggi karena untuk mempertahankan massa otot ketika asupan karbohidrat rendah, terutama selama penurunan berat badan.
Sehingga, sebenarnya tetap penting untuk memenuhi gizi seimbang selama puasa Ramadhan.
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat Minum Kopi saat Bulan Puasa?
Mengutip Pop Sugar, makan makanan manis dan karbohidrat olahan, seperti pasta, roti, pemanis, dan makanan penutup berlebihan dapat meningkatkan kadar insulin.
Jason Fung penulis The Complete Guide to Fasting mengatakan ketika kadar insulin tinggi, itu mengisyaratkan tubuh kita untuk menyimpan lemak, yang dapat menyebabkan berat badan naik.
Makan makanan terlalu banyak gula juga bisa mendorong kita makan lebih banyak secara umum, jelas Susan Peirce Thompson, profesor psikologi dalam ilmu otak dan kognitif.
Saat banyak makan gula dan meningkatkan kadar insulin, itu bisa memblokir leptin, yaitu hormon yang memberi sinyal ke tubuh bahwa kita sudah kenyang.
Jika otak kita tidak mendapatkan pesan bahwa kita sudah cukup makan, itu akan memberi sinyal ke tubuh kita untuk terus makan.
Makan makanan manis juga membuat kita menginginkannya lebih. Itu karena gula membebani reseptor dopamin, menyebabkan hasrat yang kuat dan tak terpuaskan.
Untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat saat puasa, disarankan para ahli untuk makan makanan sumber karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Susah BAB Saat Puasa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.