KOMPAS.com - Akhir-akhir ini tidak sedikit cerita horor yang viral di sosial media dan lalu diangkat menjadi buku dan film, seperti kisah KKN di Desa Penari yang rilis di bioskop pada tanggal 30 April 2022.
Tidak sedikit juga anak-anak kecil dan remaja mulai penasaran dengan hal-hal yang berbau mistis dan mencekam.
Kerap kali terdapat peringatan mengenai batas usia untuk pemirsa yang dapat menyaksikan film tersebut.
Baca juga: Berakibat Fatal, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua Saat Anak Stres?
Orang tua pun selalu diingatkan untuk mendampingi dan membatasi tayangan horor untuk anak mereka.
Meskipun itu, ajakan atau tantangan dari teman sebaya, konten acak yang muncul di internet, dan rasa ingin tahu akan mengekspos anak pada konten horor yang menyeramkan.
Namun perlu diketahui, film horor dapat menimbulkan beberapa efek pada kejiwaan seseorang, terutama anak kecil dan remaja.
Efek ini ditemukan pada studi yang dilakukan oleh Harrison dan Cantor dari University of Wisconsin pada 150 mahasiswa di Michigan dan Wisconsin.
Mereka menemukan bahwa 90 persen dari responden melaporkan reaksi ketakutan media yang mereka alami saat masa kanak-kanak atau remaja.
Dalam studi tersebut, 52 persen mengatakan mengalami kesulitan tidur dan gangguan makan serta meningkatnya kecemasan, dan 26 persen turut mengatakan masih mengalami “kecemasan residual” hingga kini.
Berikut ini beberapa efek negatif pada psikologis anak yang dapat ditimbulkan dari menonton film bergenre horor menurut penelitian oleh Dr. Dhyan Singh pada anak-anak di kota Dharamsala, India.
Baca juga: 4 Tahap Perkembangan Kognitif Anak
Meski tidak dapat dipungkiri bahwa anak akan melihat konten horor setidaknya sekali dalam hidupnya, orang tua dapat mencegah, mengurangi, dan memberikan hiburan bagi mereka yang jauh dari hal-hal menyeramkan.
Baca juga: Anak juga Bisa Depresi, Kenali Tanda-tandanya
Orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut untuk melindungi anak dari film dan konten berbau horor:
Anak akan berbagi cerita tentang apa pun yang dia rasakan seperti kesal, takut, atau bahkan masalah paling sensitif seperti seks, dan dalam hal ini adalah konten horor.
Sering kali tindakan melukai diri sendiri, bunuh diri, atau gangguan emosi tidak diceritakan karena anak percaya bahwa tidak ada yang akan mendengarkan mereka, atau jika mereka menceritakannya, mereka akan dimarahi oleh orang tua.
Baca juga: Bahaya Sosial Media untuk Anak, Orangtua Wajib Tahu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.