Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan yang Bisa Merusak Kesehatan Hati Perlu Dihindari

Kompas.com - 02/06/2022, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Mengutip WebMD, parasetamol atau asetaminofen dapat membahayakan hati jika dikonsumsi terlalu banyak.

Obat parasetamol atau asetaminofen biasanya dikonsumsi untuk meredakan rasa sakit oleh orang yang mengalami:

  • Sakit punggung
  • Sakit kepala
  • Pilek dan sebagainya.

Disarankan sebelum mengkonsumsinya pastikan dosisnya dan berapa banyak yang boleh dikonsumsi dalam satu hari.

Meski obat bermanfaat, jika dikonsumsi sembarangan tanpa aturan dapat mengundang bahaya serius.

Baca juga: 6 Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Perlemakan Hati

7. Obsesi dalam mengkonsumsi suplemen

Mengutip WebMD, mengkonsumsi suplemen adalah salah cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh yang kurang.

Mengkonsumsi suplemen saat kondisi tubuh berkecukupan nutrisi dan dengan dosis berlebihan, justru dapat merusak kesehatan hati.

Misalnya mengkonsumsi suplemen vitamin A dosis tinggi.

Disarankan, berkonsultasi kepada dokter sebelum mengkonsumsi vitamin A tambahan tersebut. Mungkin saja tubuh Anda tidak membutuhkan suplemen vitamin A itu.

Vitamin A yang alami lebih sehat dan tanpa efek samping dapat kita perolah dari makan makanan, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran segar, terutama berwarna merah, jingga, dan kuning. Misalnya, wortel.

Selain itu, suplemen yang sering dilabeli "herbal", sering kali justru dapat membuat kerusakan hati.

Kerusakan hati yang dapat terjadi meliputi hepatitis dan gagal hati.

Sehingga, penting untuk melakukan pengecekan keamanan obat tersebut. Lebih baik berkonsultasi dengan ahlinya.

Baca juga: 4 Tanda Awal Penyakit Hati yang Disebabkan oleh Alkohol

8. Tidak aktif bergerak

Mengutip Eat This, beberapa penelitian telah menemukan bahwa gaya hidup tidak aktif merupakan faktor risiko utama untuk NAFLD dan kerusakan hati.

Peneliti Korea Selatan menganalisis data kesehatan lebih dari 13.000 orang.

Hasilnya, ditemukan bahwa kelompok yang paling tidak banyak bergerak memiliki risiko NAFLD hampir 5 kali lipat dari yang paling aktif.

Risiko itu meningkat lagi dengan lebih banyak waktu dihabiskan untuk duduk.

Menurut tinjauan studi 2018, olahraga teratur mengurangi lemak hati bahkan jika itu tidak menyebabkan penurunan berat badan.

Baca juga: 4 Penyakit Hati yang Harus Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau