Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Penyakit Hati Stadium Akhir yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 18/07/2022, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Kebanyakan orang yang mengonsumsi sedikit alkohol tidak mengalami kerusakan pada hati.

Namun, peminum alkohol berat selama beberapa tahun dapat menyebabkan penyakit hati kronis.

Jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk merusak hati sangat bervariasi dari orang ke orang.

Jumlah alkohol yang dapat menyebabkan kerusakan hati seperti:

  • Bagi wanita, minum 2-3 gelas per hari termasuk bir dan anggur
  • Bagi pria, minum 3-4 gelas per hari.

Baca juga: 10 Gejala Penyakit Hati yang Perlu Diwaspadai

2. Penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD)

Mengutip Department of Surgery UCSF, penyakit yang membuat lemak menumpuk di hati dan akhirnya menyebabkan sirosis.

Jika kerusakan hati berkembang akan menjadi penyebab penyakit hati stadium akhir.

Penyakit hati berlemak non-alkohol dikaitkan dengan obesitas, diabetes, malnutrisi protein, penyakit arteri koroner, dan obat-obatan kortikosteroid.

3. Hepatitis C kronis

Mengutip Department of Surgery UCSF, virus hepatitis C adalah infeksi hati yang menyebar melalui kontak dengan darah orang yang terinfeksi.

Hepatitis C kronis menyebabkan peradangan dan kerusakan hati dari waktu ke waktu yang dapat menyebabkan sirosis.

Kemudian, menjadi penyebab penyakit hati stadium akhir, jika semakin memburuk dari waktu ke waktu.

Baca juga: Fungsi Hati dan Cara Menjaga Kesehatannya

4. Hepatitis B dan D kronis

Mengutip Department of Surgery University of California, San Francisco (UCSF), virus hepatitis B adalah infeksi hati yang menyebar melalui kontak dengan darah orang yang terinfeksi, air mani, atau cairan tubuh lainnya.

Hepatitis B, seperti halnya hepatitis C, menyebabkan peradangan hati dan cedera yang dapat menjadi penyebab penyakit hati stadium akhir.

Untuk mencegah hepatitis B, Anda harus vaksinasi hepatitis B yang diberikan kepada semua bayi dan banyak orang dewasa.

Hepatitis D adalah virus lain yang menginfeksi hati dan dapat menyebabkan sirosis, tetapi hanya terjadi pada orang yang sudah menderita hepatitis B.

5. Kolangitis bilier primer, kadang-kadang disebut sirosis bilier primer (PBC)

Kolangitis bilier primer atau sirosis bilier primer adalah jenis penyakit hati yang dapat memburuk secara bertahap dari waktu ke waktu.

Penyakit hati ini dapat merusak atau menghancurkan saluran yang membawa empedu dari hati, menyebabkan empedu kembali ke hati. Pada akhirnya, kondisi ini dapat menjadi penyebab sirosis dan penyakit hati stadium akhir.

6. Kolangitis sklerosis primer (PSC)

Mengutip Department of Surgery University of California, San Francisco (UCSF), kolangitis sklerosis primer adalah kondisi lain yang menyebabkan kerusakan dan jaringan parut pada saluran empedu.

Pada bayi, saluran empedu yang rusak biasanya disebabkan oleh sindrom Alagille atau atresia bilier, kondisi di mana saluran tidak ada atau terluka.

Baca juga: 13 Cara Mencegah Penumpukan Lemak Ekstra di Hati

7. Hepatitis autoimun (AIH)

Mengutip Department of Surgery University of California, San Francisco (UCSF), bentuk hepatitis autoimun ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel hati.

Sehingga, terjadilah peradangan, kerusakan, dan akhirnya sirosis dan penyakit hati stadium akhir.

Para peneliti percaya faktor genetik dapat membuat beberapa orang lebih rentan terhadap penyakit autoimun.

Sekitar 70 persen dari mereka dengan hepatitis autoimun adalah perempuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau