Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Penyakit Hati Stadium Akhir yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 18/07/2022, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit hati stadium akhir (ESLD) adalah ketika hati rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi karena penyakit hati kronis atau gagal hati.

Mengutip portal Department of Surgery University of California, San Francisco (UCSF), penyakit hati stadium akhir biasanya akibat dari sirosis.

Sirosis adalah suatu kondisi di mana jaringan parut menggantikan jaringan hati yang sehat sampai organ vital ini tidak dapat berfungsi secara memadai.

Mengutip Medical News Today, penyakit hati memiliki beberapa tahapan yang pada akhirnya menjadi penyebab penyakit hati stadium akhir.

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Hati Stadium Akhir yang Harus Diwaspadai

Menurut American Liver Foundation, berikut tahapan penyakit hati:

  • Tahap 1: peradangan

Selama tahap awal penyakit hati, seseorang mungkin mengalami peradangan hati.

Tanpa pengobatan, peradangan mungkin tetap ada, dan bisa mulai menyebabkan kerusakan permanen pada hati.

  • Tahap 2: fibrosis

Fibrosis adalah penumpukan jaringan parut yang berlebihan pada hati.

Seiring waktu, kelebihan jaringan parut dapat menggantikan jaringan hati yang sehat.

Saat jaringan parut mulai menumpuk, hati mungkin tidak berfungsi sebaik sebelumnya.

Selain itu, jaringan parut dapat menghentikan darah mengalir melalui hati.

Baca juga: Ciri-ciri Penyakit Hati Berlemak Penting Dikenali

  • Tahap 3: sirosis

Pada tahap ini, jaringan parut sudah menggantikan sebagian besar jaringan lunak hati yang sehat.
Pada tahap inilah orang biasanya mulai memperhatikan gejala penyakit hati.

Tanpa pengobatan, sirosis dapat memburuk. Akibatnya, hati mungkin berhenti bekerja dengan baik.

Namun pengobatan masih dapat menghentikan atau menunda kerusakan hati. Hati dengan sirosis tidak dapat dipulihkan.

  • Tahap 4: penyakit hati stadium akhir (ESLD)

Pada titik ini, fungsi hati seseorang telah memburuk sedemikian rupa sehingga kecuali mereka menjalani transplantasi hati, kondisinya akan berakibat fatal.

Beberapa dokter juga menyebut ESLD sebagai gagal hati kronis.

Orang yang mengembangkan asites (penumpukan cairan di perut) memiliki tingkat kelangsungan hidup rata-rata 6 bulan, jika tidak menanggapi pengobatan.

ESLD juga menyebabkan komplikasi, seperti ensefalopati hepatik, yang mempengaruhi fungsi otak.

Dalam kasus di mana pengobatan terbukti tidak efektif untuk kondisi ini, tingkat kelangsungan hidup rata-rata adalah 12 bulan.

Baca juga: 4 Tanda Awal Penyakit Hati yang Disebabkan oleh Alkohol

Penyebab

Menurut Department of Surgery UCSF, penyakit hati stadium akhir adalah pengembangan dari sirosis, oleh karenanya penyebab keduanya saling berhubungan.

Mengutip NHS, beberapa penyakit yang dapat menjadi penyebab penyakit hati stadium akhir adalah:

  • Penyakit hati terkait alkohol
  • Penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD)
  • Hepatitis (misalnya hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D)
  • Kolangitis bilier primer, kadang-kadang disebut sirosis bilier primer (PBC)
  • Kolangitis sklerosis primer (PSC)
  • Hepatitis autoimun (AIH)
  • Karsinoma hepatoseluler primer (HCC) dengan latar belakang penyakit hati kronis

Baca juga: 4 Penyakit Hati yang Harus Diwaspadai

1. Penyakit hati terkait alkohol

Mengutip Department of Surgery UCSF, dalam pengalaman kasus yang ada, sirosis yang berhubungan dengan alkohol menyebabkan lebih banyak kematian daripada sirosis karena penyebab lain.

Kebanyakan orang yang mengonsumsi sedikit alkohol tidak mengalami kerusakan pada hati.

Namun, peminum alkohol berat selama beberapa tahun dapat menyebabkan penyakit hati kronis.

Jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk merusak hati sangat bervariasi dari orang ke orang.

Jumlah alkohol yang dapat menyebabkan kerusakan hati seperti:

  • Bagi wanita, minum 2-3 gelas per hari termasuk bir dan anggur
  • Bagi pria, minum 3-4 gelas per hari.

Baca juga: 10 Gejala Penyakit Hati yang Perlu Diwaspadai

2. Penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD)

Mengutip Department of Surgery UCSF, penyakit yang membuat lemak menumpuk di hati dan akhirnya menyebabkan sirosis.

Jika kerusakan hati berkembang akan menjadi penyebab penyakit hati stadium akhir.

Penyakit hati berlemak non-alkohol dikaitkan dengan obesitas, diabetes, malnutrisi protein, penyakit arteri koroner, dan obat-obatan kortikosteroid.

3. Hepatitis C kronis

Mengutip Department of Surgery UCSF, virus hepatitis C adalah infeksi hati yang menyebar melalui kontak dengan darah orang yang terinfeksi.

Hepatitis C kronis menyebabkan peradangan dan kerusakan hati dari waktu ke waktu yang dapat menyebabkan sirosis.

Kemudian, menjadi penyebab penyakit hati stadium akhir, jika semakin memburuk dari waktu ke waktu.

Baca juga: Fungsi Hati dan Cara Menjaga Kesehatannya

4. Hepatitis B dan D kronis

Mengutip Department of Surgery University of California, San Francisco (UCSF), virus hepatitis B adalah infeksi hati yang menyebar melalui kontak dengan darah orang yang terinfeksi, air mani, atau cairan tubuh lainnya.

Hepatitis B, seperti halnya hepatitis C, menyebabkan peradangan hati dan cedera yang dapat menjadi penyebab penyakit hati stadium akhir.

Untuk mencegah hepatitis B, Anda harus vaksinasi hepatitis B yang diberikan kepada semua bayi dan banyak orang dewasa.

Hepatitis D adalah virus lain yang menginfeksi hati dan dapat menyebabkan sirosis, tetapi hanya terjadi pada orang yang sudah menderita hepatitis B.

5. Kolangitis bilier primer, kadang-kadang disebut sirosis bilier primer (PBC)

Kolangitis bilier primer atau sirosis bilier primer adalah jenis penyakit hati yang dapat memburuk secara bertahap dari waktu ke waktu.

Penyakit hati ini dapat merusak atau menghancurkan saluran yang membawa empedu dari hati, menyebabkan empedu kembali ke hati. Pada akhirnya, kondisi ini dapat menjadi penyebab sirosis dan penyakit hati stadium akhir.

6. Kolangitis sklerosis primer (PSC)

Mengutip Department of Surgery University of California, San Francisco (UCSF), kolangitis sklerosis primer adalah kondisi lain yang menyebabkan kerusakan dan jaringan parut pada saluran empedu.

Pada bayi, saluran empedu yang rusak biasanya disebabkan oleh sindrom Alagille atau atresia bilier, kondisi di mana saluran tidak ada atau terluka.

Baca juga: 13 Cara Mencegah Penumpukan Lemak Ekstra di Hati

7. Hepatitis autoimun (AIH)

Mengutip Department of Surgery University of California, San Francisco (UCSF), bentuk hepatitis autoimun ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel hati.

Sehingga, terjadilah peradangan, kerusakan, dan akhirnya sirosis dan penyakit hati stadium akhir.

Para peneliti percaya faktor genetik dapat membuat beberapa orang lebih rentan terhadap penyakit autoimun.

Sekitar 70 persen dari mereka dengan hepatitis autoimun adalah perempuan.

8. Karsinoma hepatoseluler primer (HCC)

Mengutip Department of Surgery University of California, San Francisco (UCSF), karsinoma hepatoseluler primer (HCC) merupakan istilah untuk kanker hati primer.

Karsinoma hepatoseluler primer bisa berkembang menyebabkan sirosis saat beberapa sel hati yang rusak mulai berkembang biak di luar kendali.

Ketika fungsi hati memburuk, satu atau lebih komplikasi sirosis dapat berkembang, sering kali menjadi penyebab penyakit hati stadium akhir.

Baca juga: 8 Makanan Berbahaya Bagi Kesehatan Hati yang Harus Dihindari

Komplikasi sirosis

Mengutip Department of Surgery University of California, San Francisco (UCSF), berikut beberapa komplikasi sirosis yang terkait dengan penyakit hati stadium akhir:

1. Edema dan asites

Ketika penyakit hati berkembang ke stadium akhir, cairan terkumpul di kaki, yang disebut edema, dan di perut, yang disebut asites.

Asites dapat menyebabkan peritonitis bakteri, infeksi serius.

2. Memar dan berdarah

Ketika hati melambat atau berhenti memproduksi protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah, seseorang akan mudah memar atau berdarah.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Kanker Hati yang Penting Diterapkan

3. Hipertensi portal

Biasanya, darah dari usus dan limpa dibawa ke hati melalui vena portal.

Namun, sirosis memperlambat aliran darah normal, yang meningkatkan tekanan di vena portal. Kondisi ini disebut hipertensi portal.

4. Varises esofagus dan gastropati

Ketika hipertensi portal terjadi, hal itu dapat menyebabkan pembesaran pembuluh darah (varises) di kerongkongan, yang disebut esofagus, atau di perut, yang disebut gastropati.

Pembesan pembuluh darah juga bisa saja terjadi pada kedua area tersebut, baik esofagus maupun gastropati.

Pembuluh darah yang membesar lebih cenderung pecah karena dinding tipis dan peningkatan tekanan.

Jika pecah, pendarahan serius dapat terjadi di kerongkongan atau perut bagian atas, yang memerlukan perhatian medis segera.

Baca juga: Gejala Kanker Hati Stadium Akhir yang Harus Diwaspadai

5. Splenomegali

Ketika hipertensi portal terjadi, limpa sering membesar dan menahan sel darah putih serta trombosit, mengurangi jumlah sel-sel ini dalam darah. Kondisi tersebut disebut splenomegali.

Jumlah trombosit yang rendah mungkin merupakan bukti pertama bahwa sirosis berkembang yang terkait pada penyakit hati stadium akhir.

6. Ensefalopati hepatik

Penyakit hati menyebabkan racun tidak bisa dikeluarkan dari darah, sehingga menumpuk di otak.

Penumpukan racun di otak disebut ensefalopati hepatik, yang dapat menurunkan fungsi mental dan menyebabkan koma.

Tanda-tanda penurunan fungsi mental termasuk kebingungan, perubahan kepribadian, kehilangan ingatan, kesulitan berkonsentrasi, dan perubahan kebiasaan tidur.

7. Sindrom hepatorenal

Sindrom hepatorenal dan hepatopulmoner adalah kondisi di mana sirosis menyebabkan gagal ginjal dan paru-paru.

Sirosis yang berkembang menyebabkan disfungsi pada sistam kekebalan tubuh ini dapat terkait dengan penyakit hati stadium akhir.

Baca juga: Kebiasaan yang Bisa Merusak Kesehatan Hati Perlu Dihindari

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com