Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyebab Darah Menstruasi Berbau Amis dan Menyengat

Kompas.com - 20/07/2022, 18:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa wanita mungkin merasa cemas akan bau menstruasi yang terkesan busuk, menyengat, dan sangat amis. 

Siklus menstruasi terdiri dari pelepasan sel telur yang tidak dibuahi bersama darah dan jaringan lapisan rahim. Komponen-komponen itulah yang menyebabkan menstruasi berbau.

Bau pada darah haid memang terbilang wajar. Namun, normalnya haid berbau anyir dengan sedikit bau darah.

Pada kondisi tertentu darah menstruasi bisa berbau menyengat dan busuk.  Kira-kira apa saja penyebabnya?

Baca juga: 5 Kondisi Medis Penyebab Kram Menstruasi Terasa Menyakitkan

1. Bakteri vagina

Dokter kandungan Christine Greves dari Center for Obstetrics and Gynecology at Orlando Health Florida, mengatakan kepada Health.com bahwa vagina adalah rumah bagi beragam jenis bakteri.

Beragam bakteri yang berkembangbiak di vagina, dapat mengontaminasi darah sehingga membuat menstruasi berbau.

"Darah yang keluar karena jari yang tergores, merupakan darah segar dan dapat langsung dibersihkan. Berbeda dari darah haid yang berada di dalam vagina dalam waktu yang lama dan bercampur dengan bakteri di sana," ujar dr Greves.

Bau darah menstruasi yang berbeda-beda juga disebabkan dari jumlah bakteri di dalam vagina.

Apabila darah haid berbau sangat busuk, Anda harus segera konsultasi dengan dokter kandungan.

Baca juga: 6 Risiko Berhubungan Seks Selama Menstruasi

2. Vaginosis bakterialis

Dikutip dari Healthline, vaginosis bakterialis disebabkan karena ketidakseimbangan bakteri.

Ada dua bakteri di vagina yaitu Lactobacillus (bakteri baik) dan anaerob (bakteri jahat).

Apabila anaerob lebih banyak, maka terjadilah gangguan kesehatan seperti vaginosis bakterialis yang kerap terjadi pada wanita usia 15-40 tahun.

Vaginosis bakterialis bisa sebabkan bau menstruasi semakin amis. Hal ini lantaran Miss V juga berbau amis seperti ikan akibat bakteri yang berlebihan.

Selain bau mestruasi dan kemaluan yang cenderung amis, vaginosis bakterialis juga menyebabkan gejala lain seperti:

  • Keluar keputihan dengan jumlah banyak
  • Gatal tak tertahankan
  • Rasa sakit dan sensasi terbakar saat buang air kecil
  • Keluar darah dari vagina setelah berhubungan seksual.

Baca juga: Haid Tidak Teratur, Apakah Tanda-tanda Menopause?

3. Jarang mengganti pembalut

Bau busuk bisa saja menandai bahwa sudah saatnya Anda membersihkan vagina dan mengganti pembalut.

Akan lebih baik jika Anda mengganti pembalut 4 jam sekali pada saat menstruasi mengalir deras.

Pada beberapa kasus, jarang mengganti pembalut dapat menyebabkan sindrom syok toksik (TSS).

Sindrom ini menunjukkan kondisi yang disebabkan oleh toksin dari jenis bakteri staphylococcus tertentu.

Gejala TSS terjadi secara tiba-tiba dan langsung membuat kondisi tubuh penderitanya memburuk. Berikut beberapa gejala sindrom syok toksik.

  • Demam tinggi hingga 39 derajat celcius disertai gejala seperti flu
  • Otot terasa kaku
  • Diare
  • Tekanan darah rendah
  • Ruam
  • Gangguan pernapasan
  • Mata, bibir, lidah memerah.

Kapan harus ke dokter?

Selain bau busuk nan menyengat, Anda harus segera konsultasi dengan dokter kandungan apabila menemui gejala berikut:

  1. Keluar cairan dari vagina berwarna kuning atau hijau
  2. Volume pendarahan yang lebih banyak dari biasanya
  3. Sakit perut atau panggul
  4. Kram yang terasa sangat menyakitkan dan tak kunjung hilang dalam tiga hari
  5. Demam

Cara meminimalisir bau darah menstruasi

Jika Anda tidak mengidap infeksi tertentu dan hanya ingin meminimalisir bau darah menstruasi, Greves menyarankan agar sesering mungkin mengganti pembalut atau tampon.

Selain itu, Anda juga dapat menggunakan menstrual cup untuk mencegah darah menstruasi berbau menyengat.

Diketahui, menstrual cup merupakan alat untuk menampung darah dari vagina. Alat ini terbuat dari silikon berbahan karet atau lateks.

Berbeda dari pembalut, menstrual cup bisa dicuci dengan air dan sabun, lalu digunakan kembali.

Baca juga: 3 Cara Menunda Menstruasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com