Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/07/2022, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

4. Paparan pestisida

Seorang wanita yang bekerja sebagai petani atau kerap berada di sawah bisa saja mengalami gangguan haid karena paparan pestisida.

Wanita yang terpapar pestisida, kemungkinan mengalami siklus panjang, telat haid, dan bercak.

Baca juga: 5 Kondisi Medis Penyebab Kram Menstruasi Terasa Menyakitkan

5. Stres

Stres atau gangguan kecemasan bisa menyebabkan haid terlambat atau tidak teratur. Kondisi ini jarang disadari karena tidak menunjukkan gejala. Namun, stres dapat mengacaukan hormon-hormon tubuh.

6. Faktor usia

Seiring bertambahnya usia, seorang wanita akan mengalami perubahan hormon yang berefek pada sistem reproduksi.

Wanita yang berusia di atas 40 tahun, akan mengalami gangguan haid. Hal ini bisa disebut sebagai tanda-tanda jelang menopause atau disebut perimenopause.

Pada masa perimenopause ini, wanita bisa mengalami beberapa kondisi gangguan haid seperti:

  • telat menstruasi
  • keluar bercak darah dalam periode yang cukup lama, bisa sampai 3 bulan
  • haid deras dan bisa terjadi lebih dari satu minggu

7. Konsumsi obat-obatan tertentu

Obat apa pun yang melibatkan hormon, seperti obat tiroid, steroid, atau antipsikotik (yang melemaskan dopamin) dapat memengaruhi siklus menstruasi Anda.

Jangan panik apabila siklus Anda terlabat selama beberapa hari. Namun, segera temui dokter apabila menstruasi datang seminggu lebih awal atau terlambat lebih dari tujuh hari.

Baca juga: Mengapa Stres Bisa Menganggu Siklus Menstruasi?

8. Kurang tidur

Sebagaimana kita ketahui, kekurangan waktu tidur dapat menyebabkan tubuh tidak fit, lemas, dan kurang gairah. Tak hanya itu, dampak negatif kurang tidur juga bisa mengganggu siklus haid Anda.

Menurut ulansan jurnal Sleep Medicine, rang yang bekerja dengan sistem shifting, seperti perawat dan pramugari lebih cenderung mengalami gangguan siklus haid.

"Pergeseran waktu tidur mempengaruhi reproduksi Anda. Hal ini bisa berefek pada ovulasi dan menstruasi," kata Fiona Baker, PhD, direktur SRI International's Human Sleep Research Laboratory, seperti dikutip dari Health.

Ditambah lagi, pola tidur yang tidak teratur membuat kadar melatonin Anda menurun. Jika Anda memang harus bekerja shift malam, Baker menyarankan untuk menggunakan tirai dan penyumbat telinga agar dapat memaksimalkan istirahat di siang hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com