Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Mitos tentang Stroke yang Tak Boleh Lagi Dipercaya

Kompas.com - 04/08/2022, 22:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Stroke merupakan penyakit yang cukup ditakuti karena umumnya datang secara tiba-tiba. Penyakit ini menyebabkan seseorang alami cacat sementara bahkan permanen.

Stroke terjadi ketika ada hal yang menghalangi aliran darah. Ketika aliran darah tersumbat, sel-sel otak bisa mati dalam beberapa menit, karena tidak mendapatkan oksigen. 

Selain penyumbatan pembuluh darah, stroke juga disebabkan oleh pembuluh darah di otak yang pecah.

Baca juga: 6 Bahaya Stroke yang Pantang Disepelekan, Bisa Picu Kematian

Dua kasus tersebut menyebabkan bagian otak menjadi rusak atau mati. Stroke lantas menyebabkan kerusakan otak berkepanjangan, cacat permanen, atau bahkan kematian.

Untuk memahami lebih lanjut tentang stroke, Anda sebaiknya juga mengetahui soal mitos terkait penyakit tersebut.

1. Stroke adalah masalah pada jantung

Risiko stroke memang cenderung meningkat apabila seseorang memiliki penyakit kardiovaskular. Namun, stroke bukan masalah pada jantung, melainkan di otak.

"Segelintir orang mungkin berpikir bahwa stroke adalah masalah jantung," ujar dr. Rafael Alexander Orti, kepala Bedah Neuro-Endovaskular dan Neuro-Radiologi di Rumah Sakit Lenox Hill kepada Medical News Today.

"Itu tidak benar. Stroke adalah masalah otak, yang disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya arteri atau vena di otak, bukan di jantung.” imbuhnya.

Baca juga: Begadang Bisa Jadi Penyebab Stroke, Kok Bisa?

2. Stroke tidak dapat dicegah

Stroke sering disebut sebagai penyakit mendadak yang tidak dapat dicegah. Padahal, stroke sebenarnya lebih sering terjadi pada orang dengan beberapa kondisi berikut: 

  • hipertensi
  • kebiasaan merokok
  • kolesterol tinggi
  • obesitas
  • diabetes
  • aritmia jantung

Faktor-faktor risiko di atas dapat disingkirkan dengan mengubah gaya hidup. Anda bisa menerapkan 7 gaya hidup sederhana yaitu:

  • olahraga rutin
  • batasi kolesterol
  • menurunkan berat badan (bagi orang obesitas)
  • hindari rokok
  • kelola tekanan darah
  • kurangi gula darah
  • diet atau konsumsi makanan sehat dan bernutrisi

3. Stroke bukan penyakit keturunan

Stroke ternyata merupakan penyakit yang dapat diwariskan dari satu anggota keluarga kepada anggota lain.

Hal ini lantaran keluarga cenderung berbagi lingkungan dan gaya hidup. Gaya hidup tidak sehat cenderung meningkatkan risiko stroke di antara anggota keluarga, terutama bila digabungkan dengan faktor risiko genetik.

4. Gejala stroke sulit dikenali

Beberapa orang menganggap penyakit stroke datang tiba-tiba tanpa gejala. Padahal, penyakit ini sebenarnya menunjukkan gejala yang jarang disadari oleh sebagian orang.

Apa saja gejala stroke yang wajib kita perhatikan?

  • Wajah mengendur, menurun, serta mati rasa. kondisi ini menyebabkan orang tidak dapat tersenyum dengan rata.
  • Kelemahan dan mati rasa pada salah satu tangan. Kondisi ini membuat tangan tersebut cenderung tidak kokok saat diangkat dan turun perlahan.
  • Kesulitan berbicara atau cadel
  • Kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan dan koordinasi
  • Sakit kepala parah tanpa penyebab yang diketahui

Baca juga: Hubungan Hipertensi, Penyakit jantung, dan Stroke

5. Stroke tidak dapat diobati

Beberapa orang menganggap stroke sebagai penyakit yang tidak dapat diobati. Padahal, perkembangan medis memberikan inovasi dalam pengobatan penyakit ini yaitu:

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau