Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/08/2022, 21:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Begadang sepanjang malam untuk menyelesaikan pekerjaan atau merawat bayi yang baru lahir sering membuat sebagian orang kekurangan waktu tidur.

Sesekali begadang mungkin tidak memberi dampak besar bagi kesehatan. Namun, jika Anda menjadikan begadang sebagai kebiasaan, ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan.

Selama tidur, tubuh mengeluarkan hormon yang membantu mengontrol nafsu makan, metabolisme, dan pemrosesan glukosa.

Baca juga: Bagaimana Seks Meningkatkan Kualitas Tidur?

Sementara itu, kurang tidur menyebabkan peningkatan produksi kortisol tubuh atau yang dikenal sebagai hormon stres.

Kebiasaan begadang atau kurang tidur juga membuat tubuh hanya sedikit melepaskan insulin setelah makan.

Menurunnya pelepasan insulin disertai peningkatan kortisol dapat menyebabkan terlalu banyak glukosa dalam aliran darah dan dengan demikian meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Selain diabetes tipe 2, kuang tidur kronis dapat mengakibatkan seseorang mengalami peningkatan risiko kondisi medis yang serius, seperti obesitas dan penyakit jantung.

Agar lebih jelas, berikut akan dipaparkan hal yang terjadi apabila Anda keseringan begadang atau tidak memperhatikan waktu tidur.

Tidak tidur selama 1 hari

Setelah 24 jam atau seharian tak bisa tertidur, tubuh akan melepaskan hormon stres, terutama kortisol dan adrenalin. Dua hormon ini untuk mengimbangi kelelahan yang kita lawan dan membantu organ tubuh agar tetap berfungsi.

Namun, efektivitas hormon kortisol dan adrenalin tidak akan bertahan lama. Anda akan mengalami gangguan kognitif dan memori.

Dilansir dari Cleveland Clinic, hal itu ditunjukkan dengan menurunnya kemampuan gerak dan bicara, serta terlambat berpikir.

Selain itu, tidak tidur seharian menyebabkan Anda cenderung emosional, mengalami penurunan fokus, serta gangguan pendengaran.

Baca juga: Awas, Tidur Siang Terlalu Lama Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes

 

Tidak tidur selama 2 hari

Dokter Michelle Drerup, psikolog di Cleveland Clinic menyatakan kepada Everyday Health, tidak tidur selama 2 hari disebut dengan kurang tidur yang ekstrem.

Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang mengalami microsleep atau sesi tidur singkat yang hanya berlangsung kurang dari 30 detik.

Saking singkatnya, sejumlah orang yang mengalami microsleep kerap tidak menyadarinya. Microsleep sangat berbahaya apabila Anda sedang berkendara. Ya, kondisi ini dapat memicu kecelakaan lalu lintas.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau