Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2022, 10:34 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - HIV/AIDS adalah penyakit menular yang disebabkan infeksi virus penurun sistem kekebalan tubuh.

Infeksi human immunodeficiency virus atau HIV bisa berkembang menjadi AIDS atau acquired immune deficiency syndrome apabila infeksi tidak segera diobati.

AIDS terjadi saat penderita mengembangkan beberapa penyakit akibat sistem kekebalan tubuh yang terus menurun.

Menurut Kementerian Kesehatan, ada empat tahap HIV berkembang menjadi AIDS. Simak penjelasan berikut.

Baca juga: 13 Gejala Klinis HIV menurut WHO

Tahap HIV berkembang menjadi AIDS

Stadium penyakit HIV dimulai dari periode jendela sampai AIDS. Berikut beberapa tahapan berikut gejalanya:

  • Tahap pertama positif HIV

Tahap pertama penyakit ini menunjukkan virus penurun kekebalan tubuh atau HIV mulai masuk ke tubuh penderita.

Pada tahap ini, penderita biasanya hanya mendapati kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan membengkak.

Tapi, kondisi fisik penderita secara umum masih tampak sehat dan tubuhnya terlihat bugar.

Tes HIV juga belum dapat mendeteksi apakah penderita positif atau negatif penyakit ini. Namun, penderita sudah bisa menularkan penyakitnya.

Tahap HIV tanpa gejala yang dikenal dengan periode jendela ini biasanya berkisar antara dua minggu sampai tiga bulan setelah penderita tertular HIV.

Baca juga: 15 Gejala Awal HIV yang Perlu Diwaspadai

  • Tahap kedua positif HIV

Pada tahap ini, HIV sudah mulai berkembang biak di dalam tubuh penderita, sehingga penyakit sudah terdeteksi apabila penderita diperiksa lewat tes HIV.

Meskipun sudah positif HIV, penderita masih belum menunjukkan gejala penyakit yang khas karena sistem daya tahan tubuhnya masih cukup kuat melawan penyakit.

Penderita umumnya merasakan gejala awal HIV seperti berat badan turun tanpa sebab jelas, sering flu, kerap terkena herpes zoster, sariawan berulang, muncul beberapa kutil, dan kelenjar ludah di pipi terkadang membengkak.

Kondisi yang terkadang masih membuat penderita masih merasa baik-baik saja ini bisa bertahan selama beberapa tahun, tergantung daya tahan tubuh penderita.

Penderita yang sudah mengetahui dirinya positif HIV perlu segera menjalani terapi obat anti-retroviral (ARV) agar penyakitnya tidak sampai berkembang menjadi AIDS.

Baca juga: Gejala HIV pada Pria dan Wanita

  • Tahap ketiga positif HIV

Tahap HIV ketiga menunjukkan sistem daya tahan tubuh penderita mulai digerogoti virus biang penyakit menular ini.

Penderita jamak merasakan infeksi yang berat atau parah karena daya tahan tubuh relatif sudah melemah.

Pada tahap ini, penderita sering diare, terkena tuberkulosis atau TBC paru, pneumonia, meningitis, emfisema, infeksi tulang dan sendi, serta sakit gigi dan gusi parah sampai gigi terlepas.

Baca juga: Sejarah HIV/AIDS dari Masa ke Masa dan Asal-usulnya

  • Tahap keempat atau AIDS

Ketika tahap HIV sudah berkembang menjadi AIDS, penderita dapat mengalami infeksi oportunistik parah karena daya tahan tubuh sudah sangat lemah.

Akibatnya, penderita bisa mengalami gejala AIDS seperti berat badan turun sangat drastis di atas 10 persen dari bobot tubuh awal, pneumonia berat, beberapa jenis kanker, dan penurunan kesadaran karena tubuh penderita melemah.

Baca juga: Susah Payah Transpuan Terhimpit di Pusaran HIV/AIDS dan Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com