Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Kondisi Penyebab Perubahan Otak yang Harus Diperhatikan

Kompas.com - 18/09/2022, 18:33 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Penelitian menunjukkan bahwa itu juga dapat mengecilkan bagian-bagian tertentu dari otak Anda.

Beberapa ahli mengatakan bahwa orang dengan kebiasaan minum alkohol memiliki hippocampus yang lebih kecil dibandingkan mereka yang tidak sering minum.

Hippocampus adalah area yang penting untuk belajar dan memori.

Baca juga: 12 Cara Mencegah Penyakit Otak yang Membahayakan

5. Skizofrenia

Orang dengan skizofrenia memiliki otak yang berbeda dari orang normal. Sehingga, penyakit ini menjadi penyebab perubahan otak.

Hasil pencitraan otak penderita skizofrenia menunjukkan materi abu-abu dan putih hilang.

Materi abu-abu dan putih adalah bahan lemak yang membentuk otak.

Materi putih berada jauh di dalam otak, tempat informasi mengalir.

Sementara, materi abu-abu yang mengelilinginya membantu otak memproses informasi.

Pada penderita skizofrenia, materi abu-abu cenderung hilang lebih dulu, dengan materi putih akan hilang seiring waktu.

6. Penyakit alzheimer

Penyakit Alzheimer menjadi penyebab perubahan otak karena mengganggu komunikasi antarneuron.

Setiap orang normal memiliki sel yang disebut neuron. Antarneuron berkomunikasi melalui sinyal kimia dan listrik untuk mengirim pesan ke seluruh tubuh Anda.

Kondisi ini diperkirakan berasal dari penumpukan dua protein, yaitu amiloid dan tau. Keduanya membuat pesan terganggu.

Baca juga: Tanda-tanda Kanker Otak yang Perlu Diperhatikan

7. Migrain

Orang yang mengalami migrain memiliki kabel otak yang bermasalah.

Perubahan otak yang terjadi adalah reaksi berlebihan saraf terhadap stres dan cahaya terang.

Ini kemudian memicu gelombang aktivitas yang menyebabkan bahan kimia mempersempit pembuluh darah di otak.

Seiring waktu, migrain kronis dapat menyebabkan Anda kehilangan beberapa materi abu-abu dan putih.

8. Gegar otak

Orang yang memiliki penyakit gegar otak memiliki jaringan saraf robek.

Penyebab perubahan otak ini juga bisa mengguncang keseimbangan bahan kimia, merusak fungsi sel saraf, dan memicu peradangan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau