Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Penyakit Setelah Menopause yang Perlu Diwaspadai Wanita

Kompas.com - 22/09/2022, 16:31 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Setelah menopause atau mati haid, wanita bakal mengalami peningkatan risiko beberapa penyakit.

Dilansir dari Cleveland Clinic, kondisi ini dipengaruhi perubahan hormon setelah wanita sama sekali tidak mengalami haid.

Setelah menopause, produksi hormon estrogen dan progesteron oleh ovarium (indung telur) bakal mengalami penurunan secara signifikan sampak mandek.

Baca juga: 4 Ciri-ciri Keputihan Tanda Menopause pada Wanita

Pertambahan usia juga membuat wanita lebih rentan terkena beberapa penyakit. Risiko ini semakin tinggi jika wanita memiliki faktor risiko lain di luar hormon dan usia, seperti gaya hidup tidak sehat.

Kenali beberapa penyakit setelah menopause yang perlu diwaspadai para wanita berikut ini.

Penyakit setelah menopause

Ada beberapa penyakit setelah menopause yang pantang disepelekan para wanita, antara lain:

  • Serangan jantung

Dilansir dari EverydayHealth, serangan jantung sering menyerang wanita sekitar 10 tahun setelah menopause.

Kondisi ini dipengaruhi menurunnya kadar estrogen yang membantu menjaga pembuluh darah jantung agar tetap fleksibel. Begitu estrogen berkurang, manfaat ini turut hilang.

Menurut beberapa penelitian, wanita berisiko tinggi mengalami serangan jantung setelah menopause jika sebelum mati haid mengalami hot flases atau tubuhnya sering kepanasan, terutama di malam hari.

Baca juga: Haid Tidak Teratur, Apakah Tanda-tanda Menopause?

  • Osteoporosis

Wanita empat kali lebih berisiko terkena osteoporosis atau penyakit pengeroposan tulang dibandingkan pria.

Sebelum menopause, tulang wanita aman dari osteoporosis karena masih terlindungi hormon estrogen.

Setelah mati haid, praktis proses pengeroposan tulang berlangsung lebih cepat tanpa tameng yang memadai.

  • Obesitas dan perut buncit

Wanita yang sudah menopause juga berisiko mengembangkan penyakit berat badan berlebih atau obesitas dan perut buncit.

Menurun atau hilangnya estrogen menyebabkan lemak bergeser dari pinggul ke bagian tengah tubuh.

Selain itu, tubuh juga rentan bertambah gemuk karena penumpukan lemak dan menyusutnya jaringan tanpa lemak kira-kira dua tahun sebelum menopause sampai dua tahun setelah menopause.

Untuk diketahui, obesitas dan perut buncit pada wanita setelah menopause meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Baca juga: Apakah Menopause Dini Bisa Sembuh dan Subur Kembali?

  • Infeksi saluran kencing

Penurunan kadar estrogen juga menyebbakan jaringan vagina lebih tipis dan kering. Kondisi ini membuat bakteri lebih mudah berkembang biak di vagina. Jadi, wanita menopause rentan terkena penyakit infeksi saluran kencing.

Risiko wanita yang sudah menopause terkena penyakit infeksi saluran semakin meningkat ketika usianya di atas 65 tahun.

  • Inkontinensia urine

Inkontinensia urine adalah penyakit gangguan kontrol kandung kemih. Penyakit ini membuat wanita yang sudah menopause rawan mengompol dan susah menahan kencing, terutama saat batuk, bersin, tertawa, atau tidur.

Penyakit ini terjadi karena kadar hormon estrogen dan progestron menurun secara signifikan. Kedua hormon ini membantu mengontrol kandung kemih dan uretra (saluran pembawa urine dari kandung kemih).

Selain itu, faktor pertambahan usia setelah menopause juga membuat otot sekitar panggul tidak sekuat waktu muda, sehingga kemampuan untuk mengontrol urine menurun.

Setelah menyimak beberapa penyakit setelah menopause di atas, Anda bisa meminimalkan risikonya. Caranya dengan rutin menjalankan gaya hidup sehat, seperti disiplin menjaga pola makan dan rutin olahraga.

Baca juga: Apakah Wanita yang Sudah Menopause Masih Bisa Hamil?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau