KOMPAS.com - Serangan panik atau panic attack adalah perasaan takut dan cemas yang sangat berlebihan sehingga membuat seseorang merasa tak nyaman, bahkan terganggu aktivitasnya.
Serangan panik sering kali terjadi ketika seseorang merasa cemas akan sesuatu hal dalam hidupnya atau pernah mengalami sesuatu yang amat sulit.
Serangan panik umumnya disebabkan karena stres atau depresi yang dialami seseorang dan tidak teratasi. Pada beberapa kasus, serangan panik kemungkinan muncul karena faktor fisik, seperti:
Baca juga: 4 Cara untuk Meredakan Kecemasan dan Panik
Serangan panik biasanya terjadi secara tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam waktu sekitar 10-20 menit. Kemudian, secara perlahan Anda merasa lebih tenang. Namun, beberapa orang bisa mengaalami serangan panik selama 30 menit hingga 1 jam.
Lantas, apa yang terjadi jika seseorang mengalami serangan panik? Agar lebih jelas, berikut beberapa kondisi yang dirasakan seseorang saat serangan panik muncul.
Seseorang yang mengalami serangan panik akan memiliki perasaan lemah atau tidak berdaya dan respons ketakutan berupa keinginan untuk pergi atau kabur dari suatu kondisi sederhana
Sebagai contoh, saat sedang berjalan-jalan di tempat outdoor, seseorang bisa merasakan ancaman hingga ia sangat ketakutan dan ingin segera pulang ke rumah.
Rasa takut juga dapat membangunkan seseorang dari tidur nyenyaknya secara tiba-tiba bahkan membuat menangis tanpa sebab.
Sentakan adrenalin saat seseorang mengalami serangan panik, bisa membuat jantung berdebar kencang atau dengan ritme yang tidak menentu.
Kondisi ini membuat dada terasa sesak dan sakit. Beberapa orang bahkan dapat mengalami kesulitan bernapas dan akhirnya tubuhnya lemas.
Baca juga: 4 Cara Mengatasi Serangan Panik
Serangan panik dapat membuat kerongkongan Anda menegang hingga tak bisa menelan makanan atau minuman.
Anda lantas dapat tersedak atau memuntahkan kembali makanan yang sedianya sudah Anda kunyah. Orang yang tersedak juga dapat mengalami kesulitan bernapas.
Selain rasa takut berlebihan, orang yang mengalami serangan panik juga dapat merasa dirinya sedang diteror dan seolah menjadi buronan.
Seseorang yang merasa diteror mungkin berpikir hal buruk akan menimpa dirinya. Ia bahkan berpikir segera mati, meskipun sebenarnya sadar bahwa pikiran dan perasaan itu tidak benar.
Saat berada dalam episode serangan panik, beberapa orang bisa merasa sakit kepala atau pusing. Ia bahkan beranggapan bahwa seisi ruangan berputar mengitarinya.
Tanda kecemasan klasik ini juga bisa menjadi gejala serangan panik. Selain di telapak tangan, Anda mungkin berkeringat di area lain, seperti bawah lengan.
Selain itu, seseorang dengan serangan panik mungkin akan menggigil atau mengalami hot flashes.
Baca juga: Bagaimana Serangan Panik Bisa Menyebabkan Sesak Napas?
Saat serangan panik muncul, tubuh Anda mungkin mulai gemetar. Kemudian, Anda juga berpotensi mengalami mati rasa atau kesemutan di jari tangan atau kaki.
Ya, beberapa keluhan terkait serangan panik, yaitu nyeri dada, gangguan pernapasan, pusing, berkeringat, bahkan perasaan kehilangan kendali kerap disalahartikan sebagai serangan jantung.
Untuk memastikan kondisi Anda, segera pergi ke UGD atau berkonsultasi dengan dokter saat mengalami beberapa keluhan di atas.
Anda mungkin tidak perlu khawatir jika hanya mengalami satu atau dua keluhan terkait serangan panik. Namun, apabila episode serangan panik terjadi lebih sering dan mengganggu aktivitas dan hubungan sosial, Anda dianjurkan segera ke psikiater.
Psikiater atau ahli kesehatan mental dapat membantu menggali penyebab serangan panik, mencari solusi, hingga menganjurkan terapi atau pengobatan sesuai kondisi Anda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.